Hellena adalah gadis cantik yang hidup dalam belenggu masalalu, Ia berusaha bangkit dan melupakan kekasih yang sangat ia cintai itu. Kemudian Hellena bertemu dengan Daniel yang diam diam menyukainya dan berusaha membuat Hellena jatuh cinta padanya dan mencintainya bukan sebagai bayangan dari masalalu melainkan sebagai sepasang kekasih yang pantas untuk mencintai dan dicintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ivanyou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua pasang sejoli
Daniel berusaha menghubungi Hellena tapi gadis itu belum membalas pesan yang dia kirim, media sosialnya pun tidak aktif. Sejak ia mengantar pulang Hellena ke rumahnya, sikap Hellena semakin dingin padanya. Gadis cantik yang hanya bersikap sewajarnya, diberi satu pertanyaan dibalas dengan satu jawaban. Daniel selalu menghubungi lebih dulu dan berusaha untuk mendekati sejak awal.
Daniel pergi ke kampus hari ini hanya untuk mengetahui keberadaan Hellena, apakah memang sesibuk itu hingga membalas pesan pun tidak bisa? Benar, semua tergantung prioritas. Matanya mencari ke setiap sudut hingga ke gedung baru, dia memberanikan diri pergi kesana. "Maba geofisika?" Tanya Daniel saat menghampiri beberapa gadis yang baru keluar dari kelas.
"Iya, Bang. Ada apa ya?" Tanya salah satu mereka dengan lembut. Mereka tahu pasti kalau Daniel adalah senior mereka karena dia sebagai ketua paniti untuk kegiatan ospek beberapa bulan lalu.
"Kalian kenal Hellena Alexa? Dia masuk kelas ga?"
"Dia lagi ga masuk kuliah kayaknya, Bang. Soalnya dari pagi di kelas juga ga ada." Mendengar jawaban itu membuat Daniel cukup khawatir. Ia memutuskan untuk pergi ke rumah Hellena sebagai tujuan akhir.
Motor hitam memasuki pekarangan rumah putih bernuansa klasik milik keluarga Hellena. Sebenarnya dia ragu kesini tapi dia juga harus memastikan keadaan Hellena apakah dia memang baik-baik saja. Pesan yang dia kirim sengaja untuk tidak dibalas, itu hak Hellena karena dia juga bukan siapa-siapa yang meminta untuk selalu menerima kabar dan mendapat jawaban saat dihubungi.
Daniel memencet bel beberapa kali, menampakkan sosok Hellena yang membuka pintu. Wajah yang pucat dan terlihat sangat lemah. Gadis itu juga cukup terkejut dengan kedatangan Daniel ke rumahnya, apa karena dia mengabaikan pesannya hingga lelaki ini sengaja datang untuk mendapatkan jawaban? Terlalu berusaha. Jujur, Hellena belum mau bertemu dengan Daniel tapi tidak mungkin dia mengusir orang yang berkunjung ke rumahnya.
"Kamu lagi sakit ya?" Tanya Daniel lalu meletakkan tangan kanannya pada kening Hellena. Gadis itu demam, pantas saja terlihat begitu lemah.
"Iya, lagi sakit. Abang ngapain kesini?"
"Abang khawatir sama kamu karena ga bales chat sampai sekarang. Tadi juga sempet ke kampus tapi kata temen-temen kamu, kamu ga masuk."
"Seharusnya ga perlu segitunya, lagian nanti juga dibalas."
"Ga semua orang bisa nunggu lama, Hellena. Ini aku juga bawain martabak buat kamu. Kamu suka martabak keju, kan?" Daniel menunjukkan martabak yang ia bawa di tangan kanannya sambil sedikit tersenyum canggung karena Hellena hanya menampakkan wajah datar dari tadi.
"Tau dari Jonathan kalo aku suka martabak?" Tanya Hellena yang tentu saja tidak memperlukan jawaban apapun dari Daniel mengenai hal ini. Jonathan sempat cerita tadi malam saat mengantarkan bubur kepadanya agar Hellena bisa minum obat, dia juga terkejut saat tahu Daniel adalah senior Hellena. Jonathan sempat bertemu Daniel saat berkunjung ke rumah mereka, karena mereka juga mengerjakan tugas sekolah disana.
Jadi, Hellena berpikir bahwa Jonathan dan Daniel sudah saling berbagi kontak satu sama lain dan memang benar kedua lelaki itu sering mengirim pesan hanya untuk mengetahui apa yang disukai dari kedua gadis yang sedang mereka incar.
"Abang ada bikin salah ya sama kamu?"
"Ga ada. Yaudah, mau masuk atau mau langsung pulang?"
Kaget. Daniel dengan cepat melangkah masuk ke dalam sebelum benar-benar disuruh pulang. Hellena menutup pintu lalu duduk di sofa untuk menemani Daniel disana. Kondisinya masih lemah dan sedikit mengantuk karena susah meminum obat. Mereka duduk bersampingan, martabak yang diberikan kepada Hellena pun, sudah mau habis setengah. Walau sakit seperti ini, napsu makannya tidak akan menurun terlebih kepada satu jenis makanan ini yang sangat dia sukai.
Daniel hanya memperhatikan Hellena, tidak berniat membawanya mengobrol tapi hanya memperhatikan bagaimana dengan lahapnya memakan setiap potongan martabak keju yang begitu lumer. Sebenarnya Hellena tidak bisa menahan rasa kantuk dikedua bola matanya, ditambah lagi perutnya yang kenyang mendukung dirinya untuk segera terlelap.
"Kalau kamu mau tidur, tidur aja. Abang temanin disini."
Hellena tidak berniat untuk membalas ucapan Daniel, dia lebih memilih memakan potongan terakhir itu sambil menyandarkan kepalanya dipunggung sofa. Televisi yang sejak tadi hidup tidak mereka hiraukan sama sekali, Daniel sibuk melihat Hellena sedangkan pusat perhatian Hellena hanya tertuju pada martabak.
Mata yang mulai memejam, membuatnya terlelap begitu saja. Posisi tidur yang tidak baik, hanya akan membuat leher sakit karena terlalu lama mendongakkan kepala keatas. Daniel meletakkan kepala Hellena ke kakinya sehingga gadis itu bisa tidur dengan lebih nyaman, padahal ada bantal kecil tapi dia memberikan kesempatan kepada kakinya sebagai bantal yang baik.
"Cepat sembuh ya." Ucap Daniel sambil mengelus lembut rambut Hellena. Sekarang tidak hanya Hellena yang tertidur tapi lelaki itu juga mengikutinya, mungkin efek dari dirinya yang kurang tidur semalam karena harus menyelesaikan draft proposal.
Waktu yang terus berjalan, mungkin sudah hampir 2 jam mereka tidur dan belum ada yang terbangun sampai sekarang. Jonathan pulang bersama Zefanya, katanya dia ingin menjenguk Hellena yang sakit dan sudah mendapatkan izin dari Renata. Dia bisa menelpon Daniel untuk menjemputnya disini karena kata Renata, saudara laki-lakinya tidak sedang dirumah.
"Kak Hellena sendirian di rumah ya jadinya?" Tanya Zefanya sambil memperbaiki roknya setelah turun dari motor Jonathan.
"Mungkin, tadi pagi masih ada Kak Yosea tapi kayaknya sekarang dia dikampus jadi seharusnya Kak Hellena sendirian dirumah." Jawab Jonathan sambil membuka pintu utama.
Kedua pasang kaki mereka terhenti saat melihat Daniel dan Hellena yang masih tertidur pulas, Hellena masih tertidur dipangkuan Daniel. Mereka berdua mengendap-endap mendekati mereka lalu duduk di sofa yang lain, sedikit salah tingkah harus menyaksikan adegan romantis ini.
"Kenapa abangku bisa ada disini?"
"Ga tau juga." Jawab Jonathan sama tidak tahunya.
Daniel mengernyit pelan mengucek kedua matanya dan ikut terkejut melihat Jonathan dan Zefanya yang ada dihadapan mereka, disusul Hellena yang ikut terbangun karena reflek kaki Daniel bergerak saat keterkejutannya melihat kedua adik mereka ada disini.
Hellena bangun dan merasa kebingungan bagaimana bisa dari tidur duduk menjadi tidur dipangkuan Daniel. Matanya memicing mencari jawaban, Daniel hanya menampakkan wajah tak acuhnya, merasa tidak bersalah. Mereka berdua kembali fokus kepada dua orang yang ada dihadapan mereka.
"Kalian sejak kapan pulang?"
"Kalian sejak kapan tidur?" Balas Jonathan menaik-turunkan alis matanya berusaha mengejek Hellena.
Zefanya berdehem pelan lalu menyodorkan keranjang buah yang ia beli sewaktu perjalanan pulang. "Gimana keadaan Kakak? Udah mendingan?" Tanya Zefanya kemudian.
"Masih demam, Zefa. Kepala Kakak juga masih sedikit pusing."
"Mau ke rumah sakit aja?"
"Enggak." Ketus Hellena membuat Daniel menampilkan wajah memelas seperti anak anjing yang diberani majikan.
Mereka berempat saling bertukar cerita lebih tepatnya hanya Jonathan dan Zefanya, mereka mencerita kegiatan yang mereka lakukan selama di sekolah hari ini salah satunya praktek prakarya membuat tempe. Hasilnya baru bisa dilihat besok pagi.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, sebelum pulang Zefanya meminta mereka tetap berada di posisi masing-masing karena dia ingin mengabadikan kebersamaan mereka menggunakan kamera depan ponsel miliknya. Daniel duduk bersama Hellena dengan wajah cueknya, gadis itu akan menampakkan sisi gelapnya itu terus-menerus kepada Daniel tapi malah membuat Daniel merasa gemas hingga disalah satu poto, pipi gembul Hellena dicubit pelan oleh Daniel.