Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 1.
Tubuh mungil Julia merapat ke sudut ujung tempat tidur king size tersebut, wajahnya terlihat pucat melihat sosok pria yang memasuki kamar hotel itu.
Sedari tadi Julia menangis memikirkan kehidupannya yang miris, dijual oleh Tantenya yang sudah di anggapnya sebagai pengganti orang tuanya.
Adik dari Ibunya itu mengambil alih hak asuh Julia, setelah orang tua gadis itu meninggal.
Dari semenjak usia lima belas tahun, Julia sudah ikut dengan adik Ibunya tersebut.
Tapi, Tantenya itu selalu pilih kasih padanya. Julia cenderung selalu di abaikan oleh Tantenya, kalau sepupunya menindas dirinya.
Karena gaya hidup keluarga Tantenya itu sangat boros, sehingga mempunyai hutang yang begitu banyak pada rentenir.
Hingga suatu hari Tantenya mendapat ide dari temannya, bahwa ada seorang pria di club malam, tempat temannya itu bekerja, ingin dilayani seorang gadis yang masih perawan, dan masih muda.
Dan bayarannya sangat fantastis, 2 Miliar untuk satu malam, sampai pria itu puas.
Mendengar itu, tentu saja Tantenya langsung menginginkan uang tersebut. Dan menyodorkan Julia untuk mendapatkan uang itu.
Dan sekarang, Julia di sini, berada dalam sebuah kamar mewah di salah satu hotel termahal di kota mereka.
Tubuh mungil Julia meringkuk di ujung tempat tidur, tubuhnya semakin gemetar melihat pria yang masuk ke dalam kamar menutup pintu.
Tapi, sepertinya pria itu belum melihat Julia.
Pria itu terus saja berjalan menuju kamar mandi, seraya melepaskan satu persatu pakaiannya.
Lalu menutup kamar mandi setelah menangglkan semua pakaiannya.
Julia di tempat tidur mengelap air matanya yang membasahi pipinya dengan tangan yang gemetar.
Apakah dia bisa melarikan diri dari kamar tersebut? selagi lelaki itu mandi?
Julia perlahan turun dari tempat tidur, dan dengan langkah pelan agar tidak terdengar oleh pria itu, Julia mengendap-endap menuju pintu kamar.
Julia memegang gagang pintu, dan menariknya, ternyata pintu tidak bisa di buka.
Dengan panik Julia mencoba kembali membuka pintu tersebut, jantungnya berdegup kencang.
Tinggal satu langkah lagi, tapi pintu tidak bisa dibuka, sehingga tangan Julia kembali gemetar karena gugup.
Ceklek!
Terdengar pintu kamar mandi terbuka, dan sontak membuat Julia berbalik bersandar pada pintu kamar.
Julia memandang pria itu sudah selesai mandi, dan sedang mengenakan sehelai handuk saja menutupi bagian intimnya.
Tubuh Julia membeku di tempatnya, jantungnya berdegup kencang, wajahnya terlihat begitu pucat.
"Siapa kamu?" sahut pria itu baru menyadari ada seorang gadis di dalam kamar, selain dirinya.
Pria itu menatap Julia yang tengah bersandar di daun pintu dengan mata terbelalak memandang ke arah pria itu.
"A..a..aku..." Julia semakin ketakutan, habislah dia! tidak bisa melarikan diri.
"Siapa yang menyuruhmu masuk ke mari?" tanya pria itu tajam, matanya terlihat begitu lekat memandang Julia.
"I..i..itu.." Julia tidak tahu mau mengatakan apa, dia di bawa masuk dengan paksa tadi ke dalam kamar ini, dan di suruh untuk melayani seorang pria yang akan datang ke dalam kamar tersebut.
Pria itu mendekati Julia, dan sontak membuat tubuh Julia semakin gemetar.
"Kau di suruh siapa masuk ke sini?" tanya pria itu tajam, dia terlihat menahan amarah.
"Aku tidak tahu Tuan, dia..dia...hanya..."
"Jangan pura-pura sok jadi perempuan suci, kau di suruh Robert untuk melayani ku ya? atau kau pura-pura salah masuk kamar untuk mencari perhatianku?" tanya pria itu semakin mendekati Julia.
Tubuh Julia membeku merasakan tangan pria itu menyentuh bahunya yang terbuka.
Pria itu begitu dekat padanya, sampai Julia dapat menghirup aroma tubuh pria itu.
Dan, dengan jelas dapat menatap wajah pria itu.
Pria itu ternyata begitu tampan, dengan rahang yang tegas dan mata yang tajam.
Mereka sesaat saling menatap satu sama lain.
Tiba-tiba Julia tersadar, kalau dia hanya memakai pakaian tipis membalut tubuhnya.
Dia baru menyadari kalau dia memakai pakaian yang menurutnya begitu aneh, pakaian itu rasanya tidak nyaman untuk di pakai.
Potongannya yang pendek, dan belahan dada yang dalam, memperlihatkan belahan dadanya yang terlihat sangat menggoda.
Dan, pakaian dalamnya nyaris terlihat sangat jelas, serta benda lembut di dadanya juga terlihat sangat jelas.
Julia semakin menekan punggungnya ke daun pintu, mencoba mengambil jarak pada pria itu.
Julia menelan ludahnya tanpa sadar melihat pria itu tersenyum sinis.
"Kamu pura-pura menjadi seorang gadis baik-baik ya, mencoba menghindari sentuhanku, kalau sudah masuk ke kamar ini, berarti kamu harus melayaniku!" Pria itu menarik pinggang Julia merapat pada tubuh pria itu.
Tubuh Julia menempel pada tubuh setengah basah pria itu, terasa masih dingin karena baru selesai mandi.
Seumur hidup baru kali ini Julia berdekatan dengan seorang pria, dan bersentuhan.
Gadis itu ingin menangis rasanya karena begitu ketakutan, dan merasa dirinya sudah tidak berharga lagi.
Pria itu mendekatkan wajahnya pada Julia.
"Heh! teruslah berpura-pura, kamu mencoba ingin menarik simpatiku ya, kalau sudah berada di sini, Ayo selesaikan tugasmu!" pria itu mengangkat tubuh mungil Julia dengan sekali angkat menuju tempat tidur.
"Bukan Tuan, aku...aku bukan wanita seperti itu, tolong lepaskan aku, aku salah masuk kamar!" sahut Julia berusaha meronta dari bopongan pria itu.
Pria itu tidak mendengarkan apa yang dikatakan Julia.
Tubuh mungil itu di lemparkan pria itu ke atas tempat tidur king size tersebut, lalu bergegas menyusul Julia naik ke atas tempat tidur.
"Tuan, ku mohon! aku bukan gadis panggilan, tolong Tuan, lepaskan aku...ku mohon!" sahut Julia mulai menangis, sembari tubuhnya meringsut mundur menjauh dari pria itu.
Kaki Julia di pegang pria itu, membuat Julia tersentak semakin ketakutan.
Pakaian tipis Julia sudah menunjukan sebagian tubuhnya yang indah, tubuh yang belum pernah di sentuh oleh pria mana pun.
Air mata Julia sudah mengalir deras membasahi wajahnya, hidupnya benar-benar sungguh malang.
Sebentar lagi keperawanannya di ambil pria yang tidak di kenalnya, dan tidak dicintainya.
Pria itu menarik Julia mendekat padanya, lalu menundukkan wajahnya menatap Julia yang menangis.
"Kamu masih saja pura-pura ya, mencoba menjadi seorang wanita yang lemah agar aku terpedaya dengan drama mu, jangan terlalu kebanyakan akting!" ucap pria itu tersenyum sinis.
Wajah pria itu semakin menunduk, lalu mencium bibir Julia yang belum pernah di cium pria mana pun.
Sesaat pria itu membeku merasakan rasa bibir Julia, sungguh berbeda dan terasa begitu lembut dan...manis!
Pria itu dengan cepat membuang pikiran yang menurutnya tidak mungkin, dan melanjutkan mencium bibir Julia.
Gila! pria itu sangat menyukai bibir Julia, dan semakin dalam mencium bibir Julia.
Menyusupkan lidahnya masuk ke sela-sela gigi Julia, lalu lidahnya masuk ke dalam mencari lidah Julia.
Pria itu mengulum bibir Julia dengan rakus, dia sangat menyukai bibir Julia.
Julia mencoba menghindari ciuman pria itu, tapi dengan cepat jemari pria itu mencengkram pipi Julia agar tidak bisa menghindarinya.
Bersambung.....
cerita ini bagus bangt...