NovelToon NovelToon
Istri Penyembuh Luka

Istri Penyembuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yunis WM

Novel ini adalah sekuel dari Novel pertama ku yang berjudul Suami Penyembuh Luka.

Dimas yang akhirnya merelakan wanita yang sangat di cintainya menerima tawaran Ibunya untuk menikah lagi dengan wanita yang sudah di pilihkan untuknya.

Adalah Kasih Permata, seorang gadis yang ceria yang sedikit centil. Kasih yang awalnya menolak pun akhirnya menerima tawaran untuk menikah dengan laki-laki yang sejak awal sudah menyatakan tidak akan pernah memberikan dirinya pada Kasih.

Mampukah Kasih membalut luka yang masih basah di hati Dimas. bagaimana Kasih melindungi keluarga kecilnya saat keluarga mantan Istri Dimas ingin membalas dendam pada Dimas.

Bagaimana juga jika mantan istri Dimas kembali datang dan mengusik rumah tangganya?

Apakah ketulusan Kasih bisa menggerakkan hati Dimas dan membuka hatinya menerima kehadiran Kasih...?

Happy reading ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Hari minggu menjadi hari yang paling di nantikan Aurel. Bukan karena hari libur sekolah dan dia bisa bermain, tapi karena hari minggu dia bisa menemani Kasih di sekolah taekwondo milik ayahnya. Tapi ada yang berbeda hari ini, untuk pertama kalinya Dimas ingin ikut bersama mereka.

“Papa yakin mau ikut?” tanya Aurel sekali lagi karena papanya itu sebelumnya tidak pernah tertarik dengan kegiatan Kasih dan Aurel di hari minggu.

“Kenapa kamu heran begitu Papa mau ikut? Memangnya Papa di larang ikut?” Dimas bertanya pada Aurel tapi matanya melirik Kasih. Sementara Kasih hanya mengendikkan bahunya dan saling tatap dengan Aurel.

Tumben saja dia mau bergabung dengan Kasih dan Aurel. Selama ini kan Dimas hanya sibuk dengan dunianya sendiri.

Akhirnya untuk pertama kalinya Dimas melihat Aurel latihan ilmu bela diri itu. Dimas tidak keberatan meski Aurel masih kecil dan harus menjalani latihan fisik yang berat karena itu untuk melindungi dirinya sendiri.

“Sejak kapan kau belajar taekwondo?” tanya Dimas yang duduk di samping Kasih melihat Aurel latihan.

Kasih memicingkan mata mencoba mengingat sejak umur berapa dia mulai latihan. “Mungkin saat aku umur lima tahun,” jawabnya kemudian. Dimas hanya mengangguk saja. Sesekali kepalanya menoleh melirik Kasih yang sedang serius melihat latihan Aurel.

“Apa sebelum kita menikah kau punya pacar?” Kasih menoleh, memicingkan matanya.

 “Punya, banyak.” Jawabnya yang membuat Dimas mendengus kesal.

“Lalu kenapa kau memilih menikah denganku? Apa karena aku kaya?”

“Hahahaaa. Pacar-pacarku itu juga sangat kaya, tampan dan murah senyum. Hanya saja…”

Dimas menatap serius menunggu lanjutan ucapan Kasih.

“Hanya saja mereka tidak nyata, alias aku cuma mengkhayal saja.” Tawa Kasih semakin lebar melihat ekspresi Dimas yang kesal.

Dimas lalu mengambil ponselnya dan meminta Harlan menjemputnya. Sepertinya moodnya tiba-tiba hilang. Padahal kan Kasih hanya bercanda agar Dimas tidak terlalu tegang.

“Jemput aku sekarang, aku kirim alamatnya.” Sekarang wajah Kasih yang menjadi kesal. Padahal tadi Dimas sudah bilang kalau dia akan ikut makan siang di luar bersama.

“Kak Dimas ingkar janji lagi sama Aurel. Aku tidak akan membela Kak Dimas kalau Aurel nanti ngambek.” Ujar Kasih lalu bergabung bersama Aurel dan Bayu juga beberapa murid lainnya meninggalkan Dimas sendiri menunggu Harlan.

Tidak seperti yang dia katakan tadi, Kasih masih membela Dimas. Dia mengatakan kalau Papanya tiba-tiba saja ada urusan penting yang tidak bisa di tinggalkan. Aurel hanya bisa menghela nafas meski kecewa, karena dia ingin sekali membuat Papanya bisa lebih dekat dengan Kasih.

Malam hari saat makan malam, Dimas masih seperti biasa. Diam dan hanya sesekali bicara dengan Aurel atau Ibunya. Setelah makan malam, dia mengantar Aurel masuk ke kamar untuk istirahat.

“Pa,” Aurel memanggil Papanya sebelum laki-laki itu mematikan lampu.

“Apa nanti tante Kasih akan meninggalkan kita?” Dimas terdiam.

“Kenapa kamu bilang begitu?” tanya Dimas.

Tadi saat Dimas meninggalkan mereka, Aurel melihat wajah Kasih yang langsung menjadi sedih dan tidak bersemangat. Padahal sebelumnya Kasih merasa sangat senang karena Dimas berjanji akan makan siang bersama mereka di luar. Jika saja tadi Dimas tidak pergi, itu akan menjadi pertama kalinya mereka bertiga makan di luar.

Kasih sudah berencana mengajak mereka jalan-jalan ke mall dan berbelanja layaknya sebuah kegiatan keluarga di hari libur. Tapi semuanya berubah hanya karena candaan yang tidak sepantasnya mengubah mood.

“Aku selalu lihat tante Kasih murung, mungkin dia sedih Papa tidak pernah baik padanya.” Kasih sedih? Benarkah. Dimas tidak pernah melihat wanita itu murung dan sedih.

Dimas lalu teringat kata-kata Kasih kalau dia hanya bahagia menjadi Ibu Aurel tapi tidak bahagia menjadi istrinya.

“Tante Kasih tidak akan meninggalkan kita.” Ujar Dimas sambil tersenyum. Dia mencium kening Aurel sekali lagi lalu mematikan lampu dan keluar.

Dimas masuk kamar, dia melihat Kasih di depan ponselnya. Dimas memperhatikannya, dia memang terlihat tidak ceria seperti biasanya.

“Maaf,” Kasih langung menoleh begitu melihat Dimas duduk di pinggir tempat tidur.

Kasih membulatkan matanya seolah tidak mendengar dengan baik apa yang Dimas katakan.

“Tadi aku meninggalkan kalian padahal aku sudah janji menemani kalian seharian. Maafkan aku.”

Kasih menjeda tontonannya dia menyilangkan duduk nya di atas tempat tidur. Dia berharap ada lanjutan dari kalimat Dimas dan tidak hanya sampai di situ saja. Sungguh, Kasih mulai lelah menahan dirinya selama ini. Menunggu seseorang untuk memperlakukanmu dengan baik dan membalas perasaanmu itu sangat melelahkan.

Kasih bukan seorang wanita penyabar yang bisa menunggu sampai ribuan tahun untuk seorang laki-laki. Dia masih sangat muda dan cantik. Masih banyak laki-laki di luar sana yang bisa mencintainya dan menjadikan dirinya wanita satu-satunya.

“Istirahatlah.” Itukan, tidak ada lagi kelanjutannya. Kasih mengela nafas, dia menatap punggung Dimas dan membuang wajahnya.

Malam harinya, Kasih terbangun karena ingin buang air kecil. Tapi matanya tertuju pada Dimas yang sedang terlelap di atas sofa. Kasih ingin memperbaiki selimutnya, tapi yang Kasih lihat sungguh mengiris hatinya. Dimas masih tidur dengan foto itu di dalam pelukannya.

Tiba-tiba pelupuk matanya basah, Kasih mengusap matanya dan melihat jarinya yang basah. Dia menangis, pertama kali dalam hidupnya dia menangis karena laki-laki. Sekali lagi Kasih mengusap matanya dan menghapus air yang masih tergenang di pelupuk matanya. Dia tidak mau membiarkan air mata itu berjatuhan.

Ternyata memang benar kalau cintanya sudah habis bersama wanita yang tersenyum lebar dengannya di dalam foto itu.

“Sepertinya aku sudah tidak memiliki harapan untuk cinta kamu, Kak Dimas. Sepertinya hanya sia-sia saja selama ini aku bersikap baik, mengambil hatimu. Ternyata apa yang aku lakukan tidak pernah menyentuh hatimu.”

Meski dengan hati yang terluka, Kasih masih melakukan tugasnya sebagai istri. Namun diam-diam dia telah merencanakan kepergiannya dari rumah itu, dari kehidupan Aurel dan juga Dimas.

Setelah mengantar Aurel, Kasih langsung menemui Raya di kantornya. Mendengar sepupunya sedang sedih dan ingin curhat dengannya, Raya pun minta izin pada atasannya di kantor untuk keluar sebentar.

“Jadi kamu sudah mantap untuk minta cerai?” tanya Raya setelah mendengar cerita Kasih.

“Aku capek. Mau sekeras apapun aku berusaha mengambil hatinya, wanita itu tetap jadi pemenang di dalam hatinya. Aku tidak tahu kapan dia akan mulai melihat aku yang selalu ada di sampingnya, aku tidak mau menunggu sampai bertahun-tahun untuk sesuatu yang tidak pasti.” Pungkas Kasih yang benar-benar sudah sampai pada titik terlelahnya mengharapkan Dimas.

“Tapi ini kan baru beberapa bulan, dan kamu juga bilang Dimas mulai baik dan juga sudah lebih sering mengajak kamu bicara,”

“Apa gunanya, aku bukan hanya mau di ajak bicara dan di perlakukan baik. Aku mau di anggap sebagai istri, bukan hanya sebagai teman. Dan juga dia masih sering tidur memeluk foto itu, dia sama sekali tidak menghargai aku sebagai istrinya. Kurang ajar kan.”

Raya menarik nafas, dia tidak mau memaksa Kasih untuk bertahan karena bukan dia yang menjalaninya. Tapi melepaskan pernikahan yang masih seumur jagung juga sangat di sayangkan. Tapi apa yang di katakan Kasih memang benar, menunggu untuk sesuatu yang tidak pasti sangat melelahkan.

1
Heri Wibowo
mudah-mudahan Dimas beneran menerima kasih
Ana
payah emang dimas 😅
Ana
😢😢😢😢
Heri Wibowo
Aurel kok panggil kasih masih Tante seharusnya Panggil Mama dong
Heri Wibowo
betul itu menunggu yang tak pasti memang tidak enak
Julia Juliawati
Mia udh bahagia ngapain jg km menyiksa diri. walo pun km nyiksa diri mia g akn kembali sm. km dimas
Queen_A
Lanjut thor
Ana
boleh dong 😁😁
Ana
ya karena dia mengingkari
Upi Raswan
Dimas menyebalkan yaa..tapi aku gak bisa benci sama Dimas karena yg dilakukannnya untuk menebis kesalahannya pada Mia,,ayolah dimas Mia sudah bahagia..maafkan dirimu sendiri dan mulailah dengan cinta yang baru
Heri Wibowo
apa janjimu kepada Mia sebuah keharusan, tentu tidak kan dimas.
💐🌸evalidya ❀∂я 🤶🌸💐
harus buka hati dong dr mulai sekarang
hidup mesti berlanjut
tidak baik sendiri
dan menyiksa diri....
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Heri Wibowo
Wah sudah ada tanda-tanda nih sama Dimas
Heri Wibowo
Sudahlah Lukas nggak usah ikut campur itu istri orang
Ana
cieeee yang udah mulai cemburu 😁😁
merry jen
cemburuu liat binii dipegang cwo lainn ,,hdp tuu berjlnn dimass jgnn terpatok sm msa lluu muu klo kmu gk bss SM Nia beratii Mia bukn jdohmuu ,,hrgaii yg ad ddpn mata gilirnn hilngg brr kebakar jenggot kmuu mskk mau kehilangan lgg
💐🌸evalidya ❀∂я 🤶🌸💐
biarkan dimas cemburu sama lucas
biarkan saja....
merry jen
Lucas dh kyk emk. emk rempongg 🤣🤣🤣🤣
Queen_A
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!