Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Menunggu Itu Tidak Mudah
Brittany berdiri didepan beranda rumahnya, menunggu Adam datang menjemputnya.
Sesekali diliriknya jam di tangan Brittany seraya memandang ke arah jalan diluar sana.
"Apa dia terlambat datang ? Katanya jam sepuluh kurang sudah sampai ?" ucap Brittany.
Brittany mengamati jalan diluar rumahnya yang tampak sepi, tak satupun kendaraan yang melintas didepan sana.
"Jika aku menelponnya, rasanya terlalu mengharapnya, tapi jam sudah jam sepuluh lebih sepuluh menit, terlambat sepuluh menit dari jam janjian", ucap Brittany.
Brittany mendesah pelan.
Tak lama berselang, sebuah mobil melaju kencang dari arah jalan menuju rumah.
Mobil berwarna silver memasuki halaman rumah lalu berhenti tepat didepan beranda.
Kaca mobil bergerak turun, tampak seorang pria tampan melongok keluar dari dalam mobil sembari menyapa Brittany.
"Selamat pagi, nona Brittany !" sapanya ramah.
Brittany mengalihkan pandangannya ke arah pria tersebut lalu tersenyum kepadanya.
"Hai, Adam ! Selamat pagi !" sahutnya ramah sembari melambaikan tangan.
"Masuklah !" kata Adam.
Brittany mengangguk cepat seraya berlari mengitari mobil, untuk masuk ke dalam mobil.
"Maaf, aku terlambat datang, ternyata jalanan menuju kesini sangat macet, aku baru tahu itu, jika aku tahu maka aku datang lebih awal dari jam janjian", kata Adam.
Adam memundurkan mobilnya lambat saat dia hendak meninggalkan halaman rumah.
"Aku pikir kau urung kemari, sebenarnya aku ingin menelponmu tapi kurasa aku akan mengganggumu", kata Brittany.
"Tidak, aku tidak mengurungkan niatku mengajakmu jalan-jalan, hanya saja aku lupa memberitahumu kalau jalanan macet jadi terlambat datang", ucap Adam.
Adam memutar setir mobil lalu melajukan mobil dengan sangat cepatnya ketika pergi.
"Kita akan kemana ?" tanya Brittany.
"Aku ingin mengajakmu berkunjung ke rumahku", sahut Adam.
"Ke rumahmu ?" ucap Brittany terkejut.
"Ya, aku ingin mengenalkanmu pada suasana rumah tinggalku, karena kau akan tinggal bersamaku nantinya", kata Adam.
"Kau sungguh baik sekali, tuan Bennet", ucap Brittany lalu tersenyum.
Adam tertawa pelan lalu menjawab.
"Ya, begitulah...", kata Adam.
"Boleh aku mengajukan pertanyaan padamu ?" ucap Brittany.
"Ya, silahkan...", sahut Adam sembari mengangguk sedangkan mobil terus bergerak cepat.
Brittany terdiam sesaat kemudian berkata.
"Kenapa kau menerima ajakanku untuk menikah denganku ?" tanya Brittany.
"Semua orang punya pilihan mereka masing-masing, begitu denganku yang juga mempunyai sebuah pilihan untuk masa depanku, Brittany", sahut Adam.
"Tapi kurasa itu bukan suatu jawaban yang tepat dari pertanyaan yang aku ajukan padamu", kata Brittany.
Adam tersenyum simpul saat mendengar ucapan Brittany, dia sangat senang, dapat menemukan seorang gadis yang berotak cerdas daripada mantan tunangannya dulu, Amanda yang hanya bisa memikirkan penampilan saja.
"Aku akan menjelaskan semuanya ketika kita sampai dirumah, terlalu memaksa jika aku mengatakannya didalam mobil, suasananya tidak santai", kata Adam.
"Hmm, baiklah...", sahut Brittany terlihat hati-hati.
"Apa kau sudah sarapan ?" tanya Adam.
"Ya, sudah, sebelum kamu menjemputku, aku sudah sarapan pagi dengan ibuku", sahut Brittany.
"Kemana ayahmu ?" tanya Adam.
"Ayah ada dirumah tapi dia tidak ingin sarapan tadi karena ayah masih ingin membaca berita", sahut Brittany.
"Kurasa aku telah mengusik waktu pagimu, nona Brittany", kata Adam.
"Tidak juga...", sahut Brittany sembari mengerling cepat.
"Apa kau telah memutuskan resign dari agensi Alfa milik tunanganmu itu ?" tanya Adam.
Adam menginjak pedal gas saat meningkatkan kecepatan laju mobilnya.
"Tepatnya mantan tunangan", sanggah Brittany cepat.
Adam tersenyum simpul sembari mengawasi jalan didepan mobil.
"Tapi dia belum tahu kalau kau berniat meninggalkannya dan akan menikah denganku", kata Adam.
"Ya, seperti itulah kira-kira situasinya, tapi aku memang sengaja ingin dia terkejut saat melihatku berjalan dengan memakai gaun pengantin nanti", ucap Brittany.
"Sebelum melihatmu dalam gaun pengantinmu, Ralph telah terkejut ketika melihat kita bersama dimalam gala dinner kemarin", sahut Adam.
"Bukankah itu adalah awal yang bagus untuknya, agar dia tahu bahwa aku juga bisa membalasnya", kata Brittany.
"Kejadian diacara gala dinner sepertinya telah direncanakan, apa mereka memintamu bernyanyi Lipsync dan kau menolaknya, Brittany", ucap Adam.
"Ya, begitulah kira-kira situasinya malam itu", sahut Brittany lalu menundukkan pandangannya.
"Jahat sekali rencana mereka, memanfaatkanmu untuk keuntungan mereka", kata Adam.
Tiba-tiba Adam menghentikan laju mobilnya ke arah tepi jalan.
Adam memutar badannya, menghadap ke arah Brittany dengan sorot mata serius.
"Ceritakan padaku yang sebenarnya !" kata Adam.
Brittany menoleh ke arah Adam yang memandanginya.
"Sebenarnya hal ini tidak pantas untuk diceritakan, karena aku ingin menyimpan semua kisahku ini untukku sendiri", kata Brittany kembali menundukkan pandangannya.
"Bukankah kau ingin kita terlihat akrab satu sama lainnya, kurasa ini adalah waktu bagi kita untuk saling berbagi kisah cerita", ucap Adam.
"Yah, aku hanya mengikuti semua perintah Ralph agar agensinya berjalan sukses dengan mengesampingkan harga diriku sebagai pasangannya meski itu sangat berat untukku pribadi", kata Brittany.
"Tapi kalian adalah sepasang kekasih, bagaimana dia tega memperlakukanmu seperti orang lain", sahut Adam.
"Awalnya aku baik-baik saja, menerimanya, semua keinginan Ralph bahkan seringkali aku berperan ganda, untuk menggantikan peran Clara diatas panggung jika dia tidak bisa hadir", kata Brittany.
Brittany menghela nafas panjangnya sebelum melanjutkan ucapannya.
"Kerapkali aku menyayikan lagu-lagu dengan cara Lipsync ketika menggantikan Clara padahal rata-rata lagu-lagu itu aku yang menuliskan liriknya", ucap Brittany dengan tatapan sendu.
"Kau mencipta lagu sendiri ? Mengapa tidak kau publikasikan saja lagu-lagu ciptaanmu itu secara umum, maka semua orang akan melihatnya sebagai karya ciptamu sendiri, bukan unggahan milik orang lain ?" tanya Adam.
"Aku tidak pernah terpikirkan ke arah situ, kupikir hal itu tidaklah penting buatku karena aku hanya menulis lagu", kata Brittany.
"Dan akhirnya karya-karya ciptaanmu dimiliki orang lain, bukan diakui sebagai karya ciptaanmu", sahut Adam.
Adam menghela nafas pelan seraya menatap ke arah luar mobil.
"Dan apakah yang aku lakukan keliru ?" tanya Brittany.
"Tentu saja, karena kau membiarkan orang lain mengakui karya-karya ciptaanmu seperti Clara contohnya", sahut Adam.
Adam melirik sekilas ke arah Brittany.
"Clara yang tenar menjadi penyanyinya dari lagu-lagu yang kau tulis sedangkan kau sendiri hanya menjadi artis figuran dibelakang panggung bagi agensi Alfa", kata Adam.
"Aku tidak tahu alasan Ralph yang lebih memilih Clara sebagai penyanyinya padahal dia tahu lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Clara adalah ciptaanku tapi dia justru memilih Clara untuk menyanyikannya", ucap Brittany dengan tatapan sedih.
"Mungkin Clara telah berhasil meyakinkan Ralph bahwa dia akan sukses daripada artis lainnya", kata Adam.
"Mungkin...", ucap Brittany.
"Dan kemarin malam pada acara gala dinner, kamu diminta menyanyi Lipsync oleh Ralph untuk menggantikan peran Clara karena dia ada dirumah sakit", kata Adam.
"Yah...", sahut Brittany dengan kedua mata berkaca-kaca, menahan air matanya.
"Dan kamu berpikir cerdas dengan menghentikan rencana mereka untuk melakukan penindasan terhadapmu lebih lama lagi, dengan membiarkan lagu Lipsync berjalan sendiri agar semua orang mengetahui siasat licik dibalik panggung gala dinner kemarin malam", kata Adam.
Brittany hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata apa-apa.
"Untungnya rencanamu berhasil sehingga semua orang akhirnya tahu apa yang agensi Alfa lakukan padamu selama ini", kata Adam.
"Yah...", sahut Brittany menunduk dalam.
"Kau juga membuktikan bahwa dirimu berhasil gemilang dengan bernyanyi secara Live tanpa suara dekingan dibelakangmu, dan kau mampu menarik simpati semua tamu undangan malam itu", kata Adam.
"Yah...", sahut Brittany seraya mengangguk pelan.
"Akhirnya kau juga berhasil mendapatkan kontrak kerja dengan perusahaan perhiasan yang mendanai acara gala dinner milik agensi Alfa padahal sebelumnya perusahaan itu merupakan sponsor terbesar untuk agensi Alfa", kata Adam.
"Yah...", ucap Brittany.
"Menarik...", kata Adam.
Adam tertawa kecil saat memahami semua isi cerita dari Brittany bahkan dia tidak mengira kalau Brittany akan menjadi sukses dan populer dalam kurun waktu hanya satu malam.
"Ternyata kau hebat juga, Brittany ! Dan aku kagum pada cara berpikirmu itu, nona muda !" kata Adam seraya tertawa renyah, saat dia menyadari kecerdasan otak milik Brittany.