Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Apa? Bagaimana bisa?"
Sasha menjauhkan ponselnya saat mendengar teriakan terkejut penuh kepanikan dari Kak Neta, setelah ia memberikan laporan jika Ivy sudah pulang bersama pria yang bernama Yogi.
"Aku datang terlambat kak, karena jalanan macet. "Terdengar helaan napas kasar dari seberang ponselnya. "Kata penjaga sekolah, teman Kak Neta yang bernama Yogi itu membawa Ivy ke tempat kerja kakak."
"Apa...?"
Untuk kedua kalinya Sasha mendengar teriakan terkejut kak Neta, sebelum akhirnya sambungan telepon mereka terputus dengan tiba-tiba. Sasha yakin kak Neta pasti sangat marah, sampai menutup teleponnya begitu saja.
"Maafkan aku kak..." lirih Sasha dengan perasaan bersalahnya karena terlambat menjemput Ivy, hingga gadis kecil itu dibawa pergi oleh orang lain.
*
*
"Bagaimana apa kau suka?" tanya Lio dengan tersenyum saat melihat Ivy memakan ice cream dengan toping kacang almond, setelah gadis kecil itu menghabiskan satu potong ayam.
Ivy menganggukkan kepalanya. "Terima kasih Uncle," ucapnya dengan tersenyum bahagia, karena akhirnya ia bisa makan ice cream yang sejak dulu diinginkannya.
Karena setiap kali ia meminta pada Mom Arneta, Mommy nya itu pasti tidak memberikan karena di ice cream tersebut ada kacangnya. Dan bukan hanya ice cream saja, tapi semua makanan dan minuman yang ada kacangnya Mom Arneta pasti melarang.
"Wah, putri Anda cantik sekali," puji seorang pelayan sambil menaruh secangkir kopi ke atas meja.
Lio hanya tersenyum tanpa terkejut sama sekali atas ucapan pelayan itu, karena ini sudah ketiga kalinya orang menyangka Ivy putrinya sejak mereka menginjakkan kakinya di tempat tersebut.
"Apakah wajah kami memang benar-benar mirip?" tanya Lio dengan bergumam dalam hati sembari menelisik wajah Ivy. Wajah yang memang sangat mirip dirinya saat kecil tapi dalam versi wanita. "Tapi kenapa wajah kami mirip? Bukankah seharusnya Ivy mirip Candra, jika memang benar gadis kecil itu putri kandung teman baikku?"
Belum sempat Lio menemukan jawaban atas semua pertanyaannya, ia dibuat terkejut saat melihat Ivy yang menggaruk tangannya yang merah sambil meringis kesakitan.
"Ivy, kau kenapa?" tanya Lio dengan panik.
"Uncle sesak," ucap Ivy dengan terbata sembari memegang tenggorokannya.
Lio yang semakin panik karena melihat wajah Ivy yang pucat, langsung menggendong gadis kecil tersebut saat menyadari sesuatu.
"Gawat apa Ivy memiliki alergi?" gumam Lio dengan terburu-buru keluar dari tempat makan tersebut menuju mobilnya.
Ya, Lio bisa menebak jika Ivy terkena alergi karena ia pun memiliki alergi terhadap sesuatu, jadi Lio sudah hapal betul bagaimana gejala orang yang terkena alergi.
"Tuan, Nona Ivy kenapa?" tanya Yogi dengan terkejut saat melihat tuannya masuk dengan menggendong gadis kecil itu.
"Jangan banyak bertanya, cepat kita ke rumah sakit sekarang!" sentak Lio tanpa mengalihkan tatapan matanya pada Ivy yang tengah menangis. "Ivy sayang jawab pertanyaan Uncle, apa Mommy Arneta melarang Ivy makan ayam atau ice cream?" Karena tadi Ivy hanya memakan ayam dan ice cream di rumah makan cepat saji tersebut.
Ivy yang menangis menggelengkan kepalanya.
"Mommy hanya melarang Ivy makan yang ada kacangnya," jelas Ivy yang kini semakin menangis kencang.
"Kacang?" pekik Lio dengan terkejut, dan bukan hanya Lio saja yang terkejut tapi juga Yogi.
Karena asisten pribadinya itu tahu betul jika ia memiliki alergi terhadap kacang.
"Kenapa Ivy memiliki alergi yang sama denganku?" gumamnya dengan penuh tanya sambil menenangkan Ivy yang masih menangis. "Kenapa kebetulan ini terasa aneh?"
Ditatapnya putri Arneta itu dengan intens, dan semakin intens ia menatap semakin timbul dugaan yang selama ini Lio tampik habis-habisan semenjak dia bertemu dengan Ivy.
"Tidak mungkin...." gumamnya dengan menggelengkan kepala.