Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA LIMA
Kilas balik__
Derum mobil sport sahut-sahutan, asap rokok dan knalpot mengudara bersama. Seolah mereka tengah memenuhi kewajiban sebagai penyumbang polusi terbesar di kota.
Satu minggu sebelum resepsi pernikahan, Alhambra dan teman-temannya berkumpul di tempat biasa mereka nongkrong.
Jalan umum ini selalu dipenuhi anak-anak muda pebalap liar, terkecuali sirine polisi terdengar baru mereka akan bubar.
Pukul tiga dini hari, bukannya dipergunakan untuk beristirahat, waktu anak-anak kaya tersebut justru dilangsungkan untuk sebuah pertandingan.
Yah, balap liar terakhir yang Alhambra ikuti sebelum acara resepsi. Dan seperti biasanya, Alhambra yang mengetuai JAS-MC.
Kali ini, tantangan dikhususkan untuk mobil-mobil sport mewah mereka. Alhambra dan ketampanannya sudah duduk di kursi kemudinya.
Rochmat berdiri di sisi mobil Alhambra demi mengingatkan sesuatu. "Pernikahan Lu satu minggu lagi, Al! Om Sky bakalan marah besar kalau sampai tahu Lu balap liar menjelang hari pernikahan!"
"Daddy Sky nggak akan tahu selama kalian nggak ngasih tahu!!"
"Tapi--"
Queen race telah tiba, wanita seksi itu mulai berlenggak lenggok, menebar bendera catur demi memulai sebuah pertandingan.
Rochmat bisa apa selain mundur dan membiarkan Alhambra melesat cepat bersama mobilnya setelah aba-aba digaungkan.
Debu-debu dari gesekan ban dan aspal beterbangan. Hanya dua putaran saja.
Untuk sementara Alhambra memimpin pertandingan, tapi, tak lama mobil lawan menyalip beberapa menit dan diambil kembali posisi itu oleh Alhambra.
Ketegangan mulai mengerucut saat mobil Alhambra tiba-tiba saja melayangkan asap, di dalam sana, mata Alhambra terus menyimak dua arah, jalanan dan spion mobilnya.
Antara bingung, kenapa ada asap yang keluar dari kabin mobilnya. Sementara mobil ini sudah dirawat dengan sangat baik olehnya.
"Alhambra tidak pernah kalah." Bermodalkan kata itu, Alhambra mengabaikan apa pun yang terjadi pada mobilnya, hanya sedikit lagi saja ban mobilnya sampai di garis finish.
Mobil terus dipacunya, menambah selalu kecepatan demi kecepatannya, di mana semakin Alhambra melesat, mobil hitam miliknya semakin mengeluarkan semburan asap tebal yang bahkan menghitam.
"Al, jangan teruskan!!" Depa sempat berteriak ketika mobil Alhambra melewati dirinya. Namun, agaknya pemuda blasteran itu cukup bebal akan suara-suara orang lain.
"BRAA!!" BRAKK!!
Seluruh anggota JAS-MotorClub harus sama-sama menyaksikan bagaimana tergulingnya mobil Alhambra setelah dibantai oleh tubrukan mobil musuh-musuh mereka.
"Gue bilang apa!!" Depa berlari paling kencang, disusul puluhan anggota yang juga ikut menyatroni mobil terbalik Alhambra.
Rocky Matius alias Rochmat sampai lebih awal dari teman yang lain. Di saat mobil mulai memercikkan api-api kecil, di saat itu pula Alhambra tengah sibuk-sibuknya mengerang.
Kaki Alhambra terhantam bahu jalan saat tubuhnya terlempar dari mobil. "Kaki Gue, Mat, kaki Gue!!" teriaknya.
Kilas balik selesai_
...\=//°°°®™©™°°°//\=...
Barusan Alhambra mendapatkan telepon langsung dari Echy. Mengatakan bahwa, maafkan Echy, Echy harus jujur atau mereka akan terus saling menyakiti satu sama lain.
Sebenarnya, jauh dari lubuk hati Echy yang terdalam, Echy bukan menyukai Alhambra, tapi Allasca. Selama ini, Echy mau menerima perjodohan mereka karena Echy perlu uang untuk sekolah ke luar negeri.
Echy meminta maaf baru memberitahu kenyataan ini. Sebelumnya, Echy ingin mencoba menerima Alhambra berharap cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu.
Namun, setelah Alhambra lumpuh usai balap liar, Echy semakin paham jika Alhambra bukanlah orang yang tepat. Dengan adanya insiden kemarin, Echy sadar, Alhambra bukan pria yang layak untuk dinikahi.
Patah tulang Alhambra bukti bahwa pemuda gila itu benar-benar pria gagal. Yah, sekarang Alhambra harus menelan pil pahit sendirian.
Demi tidak menanggung malu, Alhambra harus menikahi Kinara sebagai pengantin penggantinya. Sementara Kinara memiliki alasan tersendiri untuk tetap menerima.
"SAH!!"
Sudah terdengar di ruangan luxury. Gema kata yang mengesahkan pernikahan Kinara Syanara dengan Alhambra Rain.
Kinara menghela napas panjang lalu menghembuskan perlahan. Setelah ini, dia akan berjuang lebih keras di sisi Alhambra.
Menikahi pemuda yang dicap sebagai play boy, dan bad boy, bukan bagian dari cita-cita Kinara Syanara. Tapi, demi kemerdekaan ibu tiri titipan ayahnya, Kinara rela lakukan itu.
Inilah saatnya dia membaktikan diri untuk wanita yang sangat baik. Mungkin hanya butuh waktu agar dirinya bisa menerima takdir Tuhan bila mana Alhambra jodohnya.
Pasrah untuk menerima segala keburukan suaminya. Yah suami, Alhambra memang sudah resmi menjadi suami Kinara Syanara.
Tak ada pengantin di pelaminan, Kinara dan Alhambra segera diantar kembali ke kamar pengantin berhiaskan kelopak dan kuncup mekar bunga-bunga mawar merah setelah akad nikah selesai.
Sebagian tamu ada yang tidak tahu; Alhambra dan kakinya mengalami patah tulang. Nyonya Lala sudah meminta Kinara untuk memanggilnya Mommy.
Tadi sebelum Kinara ikut dengan Mommy Lala, Miranda tampak sendu, entah terharu atau mungkin masih memikirkan Echy kabur dan belum ada kabar.
Kinara masih sering membetulkan irama napasnya. Tiada diduga-duga sama sekali jika Kinara yang setiap harinya hanya berjibaku dengan taksi online akan menjadi menantu keluarga kaya raya.
Tinggal di kamar yang megah, luas, dan semuanya serba canggih. Banyak robot-robot di sudut-sudut ruangan, bahkan untuk membuka gorden saja Alhambra hanya tinggal menyuruhnya dengan perintah.
Mommy Lala meletakkan tumpukan kain di tepi ranjang. "Kalian sudah menjadi suami istri. Sekarang, kalian harus tinggal di kamar yang sama."
"Kalau kami tetap tidak cocok?" Alhambra seolah yakin jika pernikahan ini tidak akan pernah berhasil, bukan karena siapa Kinara tapi watak galak Kinara yang membuatnya tidak percaya diri akan kelanggengan mereka.
"Asal tidak kurang dari setengah tahun, kalian boleh akhiri. Tapi Mommy masih berharap kalian sama-sama berusaha untuk tetap mempertahankan rumah tangga ini. Walau terpaksa, dan tidak diduga-duga, jodoh tidak ada yang tahu kan? Jalani saja dulu, lagian pernikahan kalian masih seumur jagung."
Alhambra mendesah kasar. Dia sendiri cukup tahu, pernikahan ini tetap dilangsungkan hanya supaya para tamu tidak mengolok-olok pesta yang sudah terlanjur digelar Daddy-nya.
Dan, Kinara paham alasan itu. Pesta sudah semeriah ini, pasti tidak murah dan cukup sayang untuk dibubarkan begitu saja.
Apa lagi, kondisi kaki Alhambra yang sudah tidak bisa berjalan akan lebih memancing omongan iseng para manusia penggosip.
Bagi Kinara, asal hutang-hutang almarhum Papa tidak menjerat ibu tirinya, Kinara rela menjadi istri tuan muda yang duduk di kursi roda.
Mommy Lala pergi keluar, meninggalkan Kinara tinggal bersama Alhambra. Tak seperti Kinara yang tampak biasa-biasa saja, pria playboy itu justru terlihat begitu murung.
"Sepertinya hidupmu hancur setelah menikah dengan ku," tanya Kinara.
"Tidak juga."
Alhambra mengeluarkan kertas dari mesin printer kecil yang terhubung dengan ponselnya, lantas mengulur pada istrinya.
"Semua orang tahu Lu istri Gue. Jadi, kita tetap akan melanjutkan pernikahan ini meski Lu nggak suka ke Gue. Tapi, Lu harus lihat lagi syarat-syarat tinggal di kamar ini."
Kinara mengernyit walau cukup tipis, dia tidak berpikir bahwa Alhambra akan memberikan syarat ketentuan berlaku menjadi istrinya.
Dia raih kertas kecil itu, membacanya dengan lirih, tidak begitu banyak, tapi lumayan bisa menyulut tawa geli Kinara. "Tidak boleh menyentuh sesuatu yang sudah diberi label."
"Baiklah."
Kinara menyisir seluruh ruangan, di mana semua benda-benda canggih di sana sudah memiliki label bergambar wajah melarang Alhambra dengan tangan menyilang.