Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31.
Esok harinya.
Seperti biasa Debora bangun pagi, selalu merapikan tempat tidurnya terlebih dahulu, kemudian membuka tirai, dan jendela balkon, supaya udara pagi masuk ke dalam kamar.
Setelah itu masuk kamar mandi sikat gigi, dan kemudian membersihkan diri.
Baru kemudian turun ke bawah, untuk menyiapkan sarapannya, dan sarapan Arthur.
Saat Debora masuk ke dalam ruang dapur, tiba-tiba Jack keluar dari ruang dapur tersebut membawa secangkir teh di atas nampan.
Debora heran, tidak pernah Jack masuk ke dapur, semenjak dia masuk ke Mansion tersebut, sebagai istri Victor.
"Pagi Nyonya!" sapa Jack dengan sopan, seraya menundukkan sedikit kepalanya.
Debora menatapnya dengan heran, dan teh yang dia bawa.
"Tuan Victor tidak enak badan, sepertinya dia demam, tidak bisa bangkit dari tempat tidurnya, jadi saya mengambil teh hangat untuk beliau!" jawab Jack, menjawab tatapan heran Debora.
Setelah mengatakan apa yang di katakannya, Jack berlalu dari hadapan Debora.
Debora diam saja, tidak menanggapi apa yang di katakan Jack.
Kaki gadis itu terus saja melangkah masuk ke dalam dapur, dan berjalan menuju kulkas.
Bibi Koki dan seorang Pelayan wanita, yang selalu membantu Bibi Koki di dapur, perlahan menyingkir dari sekitar Debora, supaya Nyonya muda mereka itu, bisa melakukan apa yang ingin di kerjakannya.
Debora mengeluarkan beberapa bahan sayur dan lauk dari kulkas, dan meletakkannya ke atas meja dapur.
Saat Debora mulai membersihkan bahan, yang akan dia masak, Jack masuk ke dalam dapur lagi, membawa kembali teh yang tadi dia bawa.
"Tuan Victor tidak mau minum tehnya, dia tidak berselera sama sekali untuk minum teh!" Jack menyerahkan kembali teh yang di seduh Bibi Koki, kepada Bibi Koki.
Tangan Debora mendadak berhenti, saat akan membawa bahan sarapan, yang akan dia cuci ke wastafel, mendengar apa yang di katakan Jack.
Debora mengelap tangannya dengan serbet, lalu melepaskan celemeknya ke atas meja.
Gadis itu pun bergegas keluar dari dapur, tanpa mengatakan apa pun kepada Jack untuk bertanya.
Walau Debora memiliki fisik yang kuat, dia pernah juga jatuh sakit.
Dulu, saat masih tinggal di kota kecil, tempat tinggalnya, dia pernah demam tinggi, karena terlalu capek, dan tidak teratur makan.
Sangat sedih rasanya, saat jatuh sakit tidak ada yang memperhatikan, dan merawat.
Karena rasa peduli dan pernah juga merasakan hal seperti itu, Debora tergerak ingin melihat Victor.
Dia harus mengesampingkan rasa egonya dulu, karena sakit hati atas sikap Victor padanya.
Pria itu jatuh sakit, dia sebagai istri, walau tidak saling mencintai, Debora masih punya hati nurani.
Perlahan tangan Debora membuka pintu kamar tamu, dan melihat Victor di atas tempat tidur masih meringkuk di bawah selimutnya.
Dengan pelan Debora menutup kembali pintu kamar, dan kemudian melangkah mendekati tempat tidur.
Debora melihat Victor memejamkan matanya, dengan wajah yang sedikit memerah.
Perlahan tangan Debora menyentuh kening Victor, dan sentuhan itu membuat tubuh Victor tersentak.
"Kenapa masuk lagi, pergi! aku mau istirahat!" sahutnya menepis tangan Debora, dan kemudian membuka matanya.
Debora merasakan tubuh Victor begitu panas, dia harus di bawa ke rumah sakit.
Mata Victor mendadak tidak berkedip, menatap siapa yang baru saja menyentuh keningnya.
"Kakak perlu ke rumah sakit, tubuhmu panas sekali!" ucap Debora dengan nada lembut.
Mata Victor berkedip mendengar, apa yang barusan di katakan Debora.
"Aku buka dulu tirainya, gelap sekali kamar ini!" ujar Debora, lalu berjalan menuju jendela balkon.
Mata Victor terus saja menatap Debora, fokus tanpa berpaling sedikitpun.
Victor seperti bermimpi, melihat Debora datang melihat dirinya yang terbaring sakit.
Ternyata Debora memiliki hati nurani juga, dia tidak terlihat seperti Debora yang seperti biasanya, keras kepala, dan acuh tak acuh.
Bersambung.....
Apa debora aslinya anak orang kaya yg hartanya do rebut orang tua riska 🤔
Riska tau makanya dia memanipulasi keadaan supaya dia yg di jodohin sama viktor
Pdhl tak kenal maka tak sayang 😁