Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5.
Alfred mendekati Alan yang masih tersungkur di lantai, dan berdiri tepat di depan Alan dengan tatapan dinginnya, yang tampak semakin dingin.
"Baru saja memiliki kekayaan yang tidak seberapa, kamu sudah besar kepala ingin balas dendam padaku? Huh.. aku akan lihat seberapa hebat dirimu, menyewa seorang bodyguard untuk membalas ku!" senyuman dingin Alfred, terlihat menakutkan.
Ia tidak takut akan ancaman Alan.
Perlahan Alfred berjongkok, dan kemudian ia mendekatkan wajahnya, ke depan wajah Alan.
Lalu Alfred berkata dengan setengah berbisik pada Alan, "Aku belum sepenuhnya menghajar mu, setelah mengetahui kebenaran tentang kesalahpahaman, antara aku dengan gadis yang selama ini ku rindukan"
"Apa? menghajar ku? ha ha haa... gadis yang kamu rindukan? ha ha haa.. dasar pengecut! kamu menyalahkan ku karena kebodohan kalian berdua? Hei... Alfred, dengar ya! kamu yang bodoh, tidak berani untuk terus terang padanya, kenapa malah menyalahkan aku?" Alan tertawa mendengar bisikan Alfred.
"Kalau bukan karena kamu rebut kalung itu dari tanganku, aku sudah mengungkapkan perasaanku padanya waktu itu!!" geram Alfred mencengkram kerah kemeja Alan.
"Heh... Alfred dengar ya! kamu bisa saja berteriak padanya, ketika melihat dia menghampiriku menyerahkan kalungnya!" Alan menampilkan senyuman mengejeknya.
"Aku bukan lelaki pencari perhatian, dengan terang-terangan mengatakan, kalau aku-lah penolongnya!"
"Karena kamu pengecut, akhirnya aku bersandiwara, dan dia dengan bodohnya mempercayai aku, ha ha haa...!"
Buk!!
Alfred melayangkan tinjunya lagi ke wajah Alan, "Brengsek! kamu mempermainkan perasaannya! aku tahu kamu ingin membalas ku waktu itu, karena perempuan bernama Amber itu, iya kan?!"
"Ha ha haa.. akhirnya kamu menyadari kesalahan mu, kamu tidak menolongnya, saat di ganggu oleh teman-teman berandalan mu itu!" Alan tertawa merasa puas, karena Alfred menyadari kesalahannya.
"Menolongnya? perempuan itu bermuka dua, dia menyatakan rasa sukanya padaku, tapi aku menolak nya, hingga dia sampai merayuku, karena tidak ku ladeni, dan bertepatan saat itu kamu lewat, dia pun membuat sandiwara di lecehkan oleh teman-teman ku!"
Alfred dengan nada datar, menjelaskan seperti apa kronologi tentang gadis yang di sukai Alan, sampai Alan waktu itu mengadukan Alfred ke Kepala sekolah.
"Tidak mungkin! kamu bohong! kamu seorang bajingan, sampah tidak berguna! membiarkan Amber di lecehkan oleh teman-teman mu!!" Alan menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Apa kamu tidak tahu, perempuan itu seorang jalang, yang sudah tidur dengan beberapa teman sekolah, dan sudah pernah menjadi peliharaan om berkantong tebal!"
Alfred tersenyum sinis mencibir Alan, lalu ia menepuk-nepuk pipi Alan sembari terus tersenyum sinis.
"Aku berterimakasih padamu, karena kamu akhirnya menyerah, untuk menahan lebih lama lagi, calon istri ku di istana kecilmu itu!" kata Alfred menyambung perkataannya, setelah menepuk-nepuk pipi Alan, memberi ia peringatan.
Alan tersenyum lebar, dan nyaris tertawa mendengar perkataan Alfred, "Istana kecil? kualifikasi apa kamu mengatakan kalau istana ku, hanya sebuah istana kecil? sampah seperti mu, yang tidak memiliki sebuah rumah sebesar apartemen menengah ke atas, hidupmu hanya tinggal di sembarang tempat!"
Alfred mengangkat tangannya, lalu membuat suatu kode, dan dua pria datang menarik tangan Alan.
"Sialan kamu Alfred, trik sampah apa yang kamu lakukan, menyewa Bodyguard untuk mengusir aku! sungguh lancang kamu! pecundang!!" teriak Alan ditarik paksa, dengan dua pria berpakaian formal serba hitam, dan memakai kacamata hitam.
Alan jadi tontonan di seret paksa, untuk keluar dari lokasi kolam renang tersebut.
Sementara Alfred berbalik memandang ke arah Aleena, yang masih berdiri diam, melihat tindakan Alfred memberi pelajaran pada Alan.
Alfred berdiri di depan Aleena, yang masih terpaku di tempatnya.
Perlahan Alfred mengulurkan tangannya pada Aleena, "Apakah kamu mau untuk duduk bersamaku di sana?" tanya Alfred menunjuk sebuah meja dengan sepasang kursi, tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
Mata Aleena memandang meja, yang di tunjuk Alfred.
Aleena menganggukkan kepalanya, lalu meletakkan tangannya, ke dalam telapak tangan Alfred yang terulur.
Dengan lembut, Alfred menggenggam tangan Aleena, dan membawa Aleena mendekat pada meja yang ia tunjuk.
Bersambung....