Karena penghianatan sang ibu di masa lalunya, membuat seorang Zayyan Erik Mahesa (30) menutup dirinya pada semua wanita dan menjadikannya pria dingin dan anti wanita.
Namun ia terpaksa menikah dengan Mia Azzura (26) demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Mia tak keberatan dengan hal itu karena sudah lama sekali Mia menaruh hatinya pada Erik, namun mampukah Mia meluluhkan hati dan mendapatkan cinta Erik? bagaimana kisah mereka berlanjut?
"Aku tidak pernah percaya pada cinta dan wanita." Erik.
"Menaklukan hatinya adalah sebuah tantangan bagiku!'' Mia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
''Bos!" Jhon berteriak saat melihat Mia menabrak Erik hingga jatuh tersungkur ke lantai. Panik? sudah pasti karena Jhon tahu siapa Erik. Terkenal si pria dingin yang anti wanita.
"Bos?" Jhon berjalan akan mendekat menghampiri pasangan suami istri dadakan itu, namun Erik mencegahnya.
''Hiks.. Hiks.. Erik! kenapa mereka semua jahat padaku, kenapa mereka tak membiarkan aku bertemu dengan suamiku sendiri?" tanya Mia sambil terisak, dan mulai berakting agar mendapatkan perhatian dari suami dinginnya.
"Menaklukan hatinya adalah sebuah tantangan bagiku, mari kita lihat bagai mana bakat akting ku yang sudah lama tidak di asah ini bisa meluluhkan hati suami dingin ku?" batin Mia terkikik geli saat melihat ekspresi datar suaminya saat ini.
''Sudah cukup berhentilah menangis, dan segeralah menyingkir dari tubuhku. Kau sangat berat sekali.'' Ucap Erik tanpa ekspresi apapun.
"Apa? apa maksudmu aku berat! lihatlah tubuhku masih langsing jika tak percaya ayo aku akan memperlihatkan mu sekarang juga.'' Mia langsung berdiri dan menarik tangan Erik membawanya ke kamar yang ia tempati.
Sedangkan Jhon dan dokter Liu tercengang melihat aksi Mia yang begitu berani pada Erik bahkan Erik seperti terhipnotis dengan ajakan Mia.
"Aku tidak yakin bos berhati batu itu berubah menjadi marsmellow yang manis dan lembut!'' Jhon berbisik pada dokter Liu, namun dokter Liu hanya mengangkat bahunya tak perduli dan pergi meninggalkan Jhon yang masih berdiri di tempatnya.
Di dalam kamar Mia mengunci pintunya dan membuang kunci itu dari jendela. "Apa yang kau lakukan? kenapa kau membuang kunci itu?'' tanya Erik yang sedikit menaikan intronasi suaranya.
"Kenapa? aku hanya ingin kita bisa berduaan saja tanpa siapapun yang bisa mengganggu kita.'' Mia mengalungkan tangannya di leher sang suami dan mulai menggodanya, seperti artikel yang sudah ia baca beberapa hari lalu.
"Jangan bersikap kurang ajar dan tidak sopan padaku Mia!" tegas Erik menatap tajam ke arah wanita yang kini sudah menjadi istrinya.
"Sayang, kenapa kau harus marah aku ini istrimu jadi aku berhak atas dirimu kan?'' Mia mengedipkan sebelah matanya pada Erik.
"Sial, ini sangat menggelikan sekali. Aku bahkan seperti wanita murahan yang sedang mencari mangsa, harusnya bukan aku yang melakukan hal ini tapi dia.'' Mia mendengus kesal dalam hatinya namun bibirnya tetap tersenyum manis pada suaminya.
Mia memeluk Erik dan mengecup dada bidang suaminya meninggalkan jejak merah di sana, "Eeeaa... asin sekali.'' Mia langsung berlari ke kamar mandi.
Wajar saja terasa asin karena Erik habis berkeringat karena baru selesai berolah raga saat Mia membuat keributan tadi.
"Ckk.. dasar wanita tidak waras.'' Erik menatap dadanya bidang nya yang terdapat bekas kecupan istri nakalnya. kini ia pun mulai meraba sakunya untuk mengambil ponsel dan menelpon Jhon untuk membukakan pintu kamar itu.
''Sial.'' Erik mendengus kesal saat ia tak bisa menemukan ponselnya dan berniat untuk membuka paksa pintu ruangan tersebut.
"Apa yang sedang kau lakukan Erik?'' Mia memeluk tubuh suaminya dari belakang dan menggosokan hidung mancungnya di punggung Erik.
''Erik aku ingin memiliki satu, dua atau beberapa anak darimu." Bisik Mia di telinga Erik dengan gaya erotis nya.
''Mia, jangan bersikap berlebihan, kau mungkin istriku tapi kau hanyalah sebuah istri saja dan kau tahu kan kita menikah karena apa? jadi jangan pernah mengharapkan lebih dari ini. Karna aku tidak pernah percaya cinta dan wanita." tukas Erik dan langsung melepaskan tangan Mia yang melingkar di pinggangnya.
Namun bukan Mia namanya jika dia menyerah begitu saja, Mia meghadang Erik dan merentangkan tangannya dengan mata tertutup rapat.
Glegk..
Gaun lingerie merah yang ia gunakan membuat Erik sulit menelan slipanya, lekuk tubuh istrinya membuat otaknya buntu saat ini.
"Apa yang kau pakai ini?" tanya Erik tanpa melihat ke arah istrinya.
''Mhh... Ini adalah baju dinas untuk pasangan suami istri yang baru menikah. Dan aku melihat pakaian ini dalam artikel yang aku baca jadi aku membeli nya.'' Jawab Mia dengan wajah polosnya.
"Erik lihat aku, apa kau suka?" Mia menarik wajah suaminya agar melihat ke arah nya.
"Erik lihatlah apa gaun ini bagus? kau tahu gaun ini sangat mahal sekali, tapi aku tetap membeli nya agar kau senang.''
Erik tersenyum smirk, "Iya aku sangat merasa senang sekali bahkan aku ingin memakan mu sekarang!'' ucap Erik yang kini menatap Mia dengan sangat intens.
"Lalu apa lagi yang kau baca dalam artikel itu?'' tanya Erik dengan antusias.
"Ahhh... ternyata dia sangat menyukai ini tidak sia-sia aku membeli baju aneh ini dan memakai nya di depan Erik, tunggu saja setelah ini calon anak-anak kami akan tumbuh dan berkembang di dalam perutku.'' Mia bersorak dalam hatinya.
"Kenapa kau diam saja?'' tanya Erik menatap aneh pada istrinya.
"Malam pertama. Aku ingin merasakan itu tapi dalam artikel mengatakan malam pertama sakit sekali jadi aku mohon kau melakukan nya perlahan saja ya.'' Mia memelas pada suaminya.
''Bagitu ya? jika itu yang kau inginkan aku akan mengabulkannya!'' Erik langsung mendorong tubuh Mia ke dinding dan mulai mengungkung mengunci pergerakan sang istri.
Mia tersenyum dalam hatinya, ia merasa misinya untuk mendapatkan anak dari suaminya sudah berhasil. Kini Mia pun menatap mata Erik dengan tatapan penuh cinta.
"Jangan pernah menyesal sudah membangunkan serigala yang sedang kelaparan ini.'' Bisik Erik yang langsung membuat Mia tersipu malu.
"Aku tidak akan pernah menyesali jalan apa yang sudah aku pilih.'' Jawab Mia dengan mantap.
Erik hanya tersenyum samar saat mendengar jawaban dari wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu, Kini Erik pun mulai melakukan aksinya.
Erik Mengecup, melu-at bibir istrinya dengan penuh gairah membuat Mia sedikit kewalahan menghadapi serangan dadakan dari suaminya
Mia memukul dada bidang Erik saat ia kehabisan oksigen. "Hahh.. Hahh... Oh my good, aku tidak menyangka dia bisa berubah seganas itu. Bahkan aku sama sekali tidak percaya bahwa dia adalah pria anti wanita. Cihh.. pria memang munafik!'' ucap Mia dalam hatinya dan menatap intens ke arah suaminya.
"Bagaimana, apa kau suka?'' tanya Erik yang menatap bibir mungil istrinya yang terlihat bengkak karena ulahnya.
"Hmm.'' Mia menganggukan kepalanya dengan malu-malu.
Erik pun kembali melakukan aksinya untuk membangkitkan gairah sang istri. Suara kecapan saat bibir beradu pun mulai memenuhi ruangan tersebut dengan sedikit des-han Mia yang langsung membangkitkan hasrat Erik yang sudah lama terpendam.
Erik menjatuhkan Mia dai atas ranjang empuknya tanpa melepaskan tautan bibir mereka. Sedangkan Mia sangat menikmati momen ini, dan kini ia merasa merada di awang-awang saat Erik menyentuhnya dengan penuh kelembutan.
Namun, Mia merasa sangat terkejut saat Erik melepaskan tautan bibir mereka dan menggulung nya dengan selimut.
"Erik, apa yang kau lakukan?" Mia bergerak seperti kepompong dan tak bisa melakukan apapun saat melihat suaminya membuka paksa pintu kamar itu dan meninggalkan nya begitu saja.
"Erik! kau sangat menyebalkan. Aku sangat membencimu." Teriak Mia di balik gulungan selimut yang kini seperti sedang mengikatnya.
Bersambung..