My Cold Husband
...~Happy Reading~...
Setelah dua tahun berlalu, Kini Erik mendapatkan kembali haknya sebagai pewaris tunggal tuan Arza Mahesa. Ia terus bekerja keras untuk mengembangkan bisnis properti sang ayah dan semua itu tidak pernah luput dari bantuan keluarga Adyaksa.
Selama ini Ravindra Adyaksa lah yang sudah mengajarinya tentang dunia bisnis dengan suka rela, dan memperkenalkannya pada beberapa pembisnis hebat yang bisa membuatnya berada di titik ini.
Tak hanya itu Ravin juga menunjuk salah satu karyawan terbaiknya untuk bekerja sebagai asisten pribadi Erik agar memudahkan Erik dalam mengerjakan segala sesuatu nya, sama seperti Ravin yang memiliki Juna untuk membantu mengurus segalanya.
"Bos, sebentar lagi kita akan ada meeting dadakan jadi bersiaplah!" seorang pria muda masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu mengejutkan Erik dari lamunannya. Dialah Liam Dameer asisten pribadinya.
"Hmm... Yaa!'' jawab Erik singkat.
Erik dan Liam keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju ruang meeting dengan gaya coolnya masing-masing, membuat para karyawan wanita terpesona saat melihat keduanya.
Namun mereka hanya sebatas mengagumi tanpa ada satu pun yang berani mendekati mereka, Karena siapapun yang berusaha mendekati Erik secara terang-terangan maka ia akan mendapatkan masalah besar.
Erik benar-benar membatasi dirinya dari seorang wanita, ia hanya berinteraksi dengan seorang wanita hanya untuk sekedar urusan pekerjaan saja dan tak pernah lebih dari itu.
"Desain apa yang klien kita inginkan kali ini?" tanya Erik pada asisten pribadinya.
"Mereka menginginkan sebuah rumah idaman yang nyaman dan cocok untuk pengantin baru dengan desain yang unik dan tidak membosankan.'' Jawab Liam yang langsung memperlihatkan apa yang kliennya ingikan saat ini.
"Sangat rumit.''
''Ini adalah hadiah untuk istrinya jadi klien kita menginginkan rumah idamannya dengan kualitas tinggi." Ucap Liam menjelaskan.
"Baiklah, urus semuanya!"
''Siap bos.'' Liam sedikit membungkukan badannya di depan Erik. Mereka pun mulai memasuki ruangan meeting yang kini sudah di tunggu oleh para kliennya.
Satu jam telah berlalu. Kini satu per satu para klien itu pun mulai pergi meninggalkan ruangan tersebut. Setelah meeting selesai Erik langsung memijit kepalanya yang terasa sangat pusing memikirkan semua permintaan para kliennya.
"Liam apakah kau belum menemukan orang yang cocok untuk pekerjaan ini?'' tanya Erik pada Liam yang kini sedang membereskan barang-barangnya.
"Belum bos, mereka masih tidak sesuai seperti kriteria yang kita cari." Jawab Liam singkat.
"Cetak lowongan kerja itu di majalah atau surat kabar dan buka pendaftaran ini untuk umum.''
Kini Liam langsung menghentikan pekerjaan nya dan langsung menatap wajah Erik dengan penuh tanya. ''Umum, apa kau yakin bos?'' tanya Liam dengan dahi mengkerut.
"Ya, apa boleh buat jika tidak ada pria wanita pun tak malah asal kau harus memberi tahu nya apa yang dilarang dan di perbolehkan di kantor ini. Aku sudah tak perduli lagi dia pria atau wanita yang penting dia harus sesuai kriteria yang kita cari.'' Jawab Erik dengan nada tegasnya.
"Tapi bos, kenapa kita tidak meminta tolong pada tuan Ravin saja. Dia pasti punya banyak kenalan seorang arsitek yang hebat dan handal.'' Sahut Liam memberikan solusi. Namun dengan cepat Erik menolaknya dengan alasan tidak ingin terus bergantung kepada Ravin, karena selama ini Ravin terus membantunya dalam segala hal membuat Erik merasa sangat sungkan dan tak enak hati.
"Aku tidak ingin terlalu berhutang budi padanya karena aku takut jika aku tidak bisa membalas kebaikan tuan muda, dan lakukan saja dengan apa yang aku minta tadi.'' Perintah Erik yang tak bisa di ganggu gugat lagi.
"Baiklah bos aku akan segera melakukan seperti yang anda minta!" jawab Liam yang langsung keluar dari ruangan itu meninggalkan Erik yang masih duduk bersandar di kursinya.
Setelah lama Erik terdiam, kini ia pun mulai bersiap untuk pulang ke rumahnya karena hari sudah semakin larut dan semua pekerjaan nya pun telah selesai.
Erik melajukan mobilnya membelah jalanan yang tak terlalu ramai untuk menuju kediamannya. Namun sekilas ia seperti melihat ayahnya tapi dengan cepat Erik menggelengkan kepalanya.
"Ahh sepertinya aku salah lihat saja, tidak mungkin ayah berada di luar malam-malam begini.'' Gumam Erik dalam hatinya yang langsung melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukan pukul sembilan tiga puluh.
Sedangkan seorang pria paruh baya, kini sedang duduk di atas sepeda motor tersenyum mendengar celotehan gadis muda yang sedang mengendarai sepeda motornya dengan sangat lihai menyalip beberapa mobil di jalan itu.
Ya, dialah tuan Arzan Mahesa ayah Erik yang terjebak di jalanan yang cukup jauh dari kediamannya, karena ban mobilnya tiba-tiba kempes dan tak ada seorang pun yang mau menolong nya saat itu. Ia merasa sangat bingung terlebih saat ia baru menyadari bahwa dirinya tidak membawa ponselnya saat ini.
Beruntung seorang gadis baik hati mau menolong nya dengan suka rela dan mengantarkannya sampai di kediamannya.
"Sudah sampai, terimakasih nak kamu sudah berbaik hati menolong pria tua ini. Mari kita masuk ke dalam terlebih dahulu ada si bibi yang bisa membuatkan teh hanyat untukmu anggap saja sebagai rasa terimakasih om.'' Ucap tuan Arzan penuh ketulusan.
"Terimakasih banyak om atas tawarannya, tapi maaf... banget. Saya harus segera pulang karena ini sudah mulai larut malam. Dan om sebaiknya istrahat saja aku janji deh, lain waktu aku akan usahakan mampir.'' Jawab gadis itu dengan sangat ramah dan mulai meninggalkan halaman rumah tuan Arzan setelah berpamitan.
"Hey tunggu siapa namamu nak?'' tanya tuan Arzan sedikit berteriak, namum gadis itu tak mendengar teriakannya dan semakin menjauh dari pandangan tuan Arzan.
"Sayang sekali aku lupa menanyakan namanya tadi,'' gumam tuan Arzan lirih
Tiinn...
Suara bunyi klakson mobil putranya menyadarkan tuan Arzan dari lamunan panjangnya.
"Ayah apa yang sedang kau lakukan di luar malam-malam, ayo masuk! angin malam tidak baik untuk kesehatanmu!'' Erik langsung mengajak sang ayah masuk ke dalam rumah mewahnya.
"Iya, aku memang sudah terlalu tua untuk menghirup angin malam. Tapi mau bagaimana lagi, aku bosan jika hanya terus berdiam di rumah tanpa ada siapapun yang menemani ku!''
"Itu bukan alasan! di rumah ini ada bibi dan para pelayan lain yang bisa kau ajak bicara ayah.'' Sahut Erik dengan sajah dinginnya.
"Aku hanya ingin seorang cucu bukan pelayan atau pun para pengawal mu. Erik kau sudah dewasa menikahlah dan cari seorang istri yang baik dan cocok menurutmu.'' Pinta tuan Arzan untuk yang kesekian kalinya.
"Ayah jika kau ingin seorang cucu aku bisa mengadopsi seorang anak dari panti, tapi jika untuk istri. Kau pasti sudah tahu jawaban nya!" setelah mengatakan hal itu pada sang ayah Erik pun berjalan pergi meninggalkan tuan Arzan yang masih berdiri di tempatnya.
''Sampai kapan dia akan membenci seorang wanita?''
Bersambung...
*Selamat datang di karya baru autor, semoga kalian suka dengan alur ceritanya. Jangan lupa subcribe dan bintang lima tinggalkan jejak kalian dan jangan lupa vote dan hadiahnya untuk menyemangati Author😅.
Terimakasih😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Devii Arga
pelayan tuan muda mampir kak
2023-03-04
1
Atharka_Re (KBM)
Terimakasih😊
2023-01-20
1
Phoenix Emas🍁
Semangat kka bikin novel nya, saling support yaaa kka😍😍😍
2023-01-20
2