Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
"Kenapa Mas kok teriak seperti itu?" Cyra keluar dari mengintipnya sekuat tenaga menahan untuk tak tertawa keras.
"Ada yang beli tapi tidak jadi" Jawab Rendi.
"Ooohhh... Ya tidak papa berarti belum rezekinya"
"Iya"
Pip pip pip pip
Ponsel Cyra berbunyi Cyra segera mengambilnya dari saku celana.
"Assalamualaikum Uvi ada apa?" Sapa Cyra menempelkan ponsel ditelinga.
"Mbak Cyra lagi sibuk tidak? Kalau tidak tolong antar ibu ke balai desa ya mbak soalnya Dani lagi demam mas Revi masih diproyek"
"Ooohhh ya sudah aku kesana sekarang, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Uvi.
Cyra mematikan panggilan memasukan ponselnya kembali disaku celana.
"Kenapa Cy?" Mendengar ibu disebut Rendi takutnya terjadi sesuatu.
"Ibu minta diantar ke balai desa aku kesana tidak papa kan Mas? Atau kau saja yang mengantar ibu biar aku yang menjaga warungnya"
"Kau saja yang mengantar ibu biar aku disini"
"Yasudah aku berangkat Mas assalamualaikum" Cyra salim.
"Waalaikumsalam" Jawab Rendi.
Cyra keluar warung dan pergi dengan motornya, ngomong-ngomong soal motor Cyra sudah beli lagi tapi hanya motor bekas yang harga 3 jutaan.
Waktu itu Cyra memiliki uang 5 juta gaji pertama bekerja diapartementnya dok Rudi. Sisanya ia belikan ponsel baru seharga 1 juta 5 ratus.
Dan sisa uang itu ia jadikan untuk pegangan siapa tahu nanti membutuhkannya Cyra tidak ingin sampai benar-benar kehabisan uang.
Motor biru yang waktu itu sudah rusak dibengkel, kata dokter Rudi butuh biaya banyak untuk memperbaikinya waktu itu dokter Rudi menyarankan untuk beli motor lagi saja.
🔹🔹🔹
Cyra sampai didepan rumah ibu mertuanya didepan pintu sana terlihat Mini sudah menunggu.
"Assalamualaikum bu" Cyra salim pada Mini setelah turun dari motornya.
"Waalaikumsalam, kita berangkat sekarang saja ya Cy supaya tidak antri terlalu panjang"
"Memangnya ibu mau apa ke balai desa?"
"Mau ambil beras 10 kilo" Jawab Mini.
"Ooohhhh ya sudah ayo kita berangkat"
Akhirnya Cyra dan Mini pun pergi menuju balai desa dengan motor.
Sampainya dibalai desa terlihat sudah banyak yang antri ibu-ibu dan bapak-bapak duduk dikursi yang disediakan.
"Cyra ibu masuk dulu ya mau mengumpulkan kertas undangannya kau menunggu disini saja" Pinta Mini.
"Memangnya didalam penuh sekali ya bu?"
"Sudah pasti penuh lah Cy lihat saja mereka banyak yang pada antri di luar" Mini menunjuk ibu-ibu yang berdiri diteras balai desa.
"Ibu masuk dulu ya?"
"Iya bu" Jawab Cyra.
Mini meninggalkan Cyra yang masih diatas motor masuk ke balai desa dan menaruh kertas undangan diatas meja.
"Silahkan menunggu bu" Kata pegawai balai desa
"Iya makasih bu" Mini berharap tidak akan kelamaan mengantri seperti yang sudah-sudah.
Diluar Cyra memainkan ponsel untuk mengusir rasa bosan.
"Heh Cyra ! Ngapain disini?"
Cyra mendongak mendengar suara seseorang didekatnya.
"Mengantar ibu" Cyra malas karena yang bertanya adalah Yudi.
"Aku heran kau punya nyawa cadangan ya? Bisa-bisanya masih hidup padahal--"
"Mas Yudi antrinya lumayan lama tidak papa kan?" Suara Indah terdengar dari depan balai desa tanpa sengaja memotong pembicaran Yudi.
"Tdak papa aku menunggu disini" Sahut Yudi senang merasa ada waktu lebih lama bersama Cyra.
Disana Indah tersenyum lalu masuk kembali kedalam balai desa.
Cyra turun dari motor ingin menjauh dari Yudi ia tidak mau makan hati jika didekatnya.
"Yudi ! Apaan sih ini ditempat umum" Sergah Cyra karena pergelangan tangannya ditahan oleh Yudi.
Senyum sinis tercetak dibibir Yudi.
"Memangnya kenapa kalau ditempat umum?" Yudi meremehkan.
"Apa kau tidak takut ada orang yang melihat dan menuduhmu yang tidak-tidak?" Kesal Cyra.
"Jika pun ada yang melihat sudah pasti aku bisa membalikan keadaan dan kau yang akan dituduh tidak-tidak" Yudi percaya diri.
"Mas Yudi mbak Cyra ikut antri beras juga ya?" Celetuk bu Maya yang baru datang kebetulan parkir motor tak jauh dari Yudi dan Cyra berada.
Cyra melepas kasar cekalan Yudi tentu tak ingin bu Maya melihatnya. Bisa-bisa ada kabar tidak enak didengar nantinya.
"Iya bu Maya itu Indah mengambilkan beras milik warga yang sudah sepuh" Jawab Yudi.
Bu Maya kagum akan Yudi yang terlihat sangat peduli kepada warganya.
"Bagus itu besok-besok kalau mas Yudi menjabat jadi lurah atau apa saya sudah pasti coblos mas Yudi"
Mendengar perkataan bu Maya rasanya Cyra ingin memberitahukan fakta yang sebenarnya tentang kelakuan Yudi.
"Ibu Maya bisa saja" Yudi berusaha selalu ramah.
"Pamit ya mas Yudi mbak Cyra saya mau naruh udangannya dulu biar tidak kelamaan mengantri" Cicit bu Maya sambil berlalu.
"Silahkan ibu" Jawab Cyra dan Yudi sama-sama tanpa sengaja.
Cyra segera menjauh setelah bu Maya sudah masuk ke balai desa tidak mau jika Yudi sampai membuat hatinya nyeri.
Sebenci itukah Yudi pada dirinya?
Cyra tersenyum ramah saat berdiri diantara ibu-ibu yang menunggu gilirannya diteras balai.
"Siapa sih bu?" Bisik salah satu ibu-ibu dan Cyra juga mendengarnya.
"Tidak tahu mungkin orang baru" Jawab ibu yang lain.
"Ada apa bu bisik-bisik?" Mini keluar dari pintu balai dengan beras sepuluh kilo didekapan.
"Eh bu Mini, kita lagi penasaran dengan mbak yang ini soalnya saya baru lihat" Tunjuknya menoleh pada Cyra.
Mini tersenyum karena menantunya dikira orang baru.
"Ibu Sari perkenalkan ini menantu saya namanya Cyra Alesha dia istrinya Rendi"
Cyra tersenyum ramah karena ibu mertuanya memperkenalkannya pada ibu-ibu yang Cyra tidak tahu siapa namanya.
Memang masih satu desa tapi yang kumpul dibalai desa ini datang dari berbagai dusun lagi pula satu dusun disini sangat luas jadi wajar jika Cyra belum mengenal semua orang disini, Cyra juga jarang bepergian ke dusun lain.
Cyra mengulurkan tangan untuk jabat tangan pada ibu-ibu itu.
"Saya Cyra bu istrinya mas Rendi" Ucapnya senyum ramah selalu terukir.
"Saya Sari mbak, saya Ella, saya Umi" Ucap ibu-ibu itu bergantian jabat tangan dengan Cyra.
Senang karena ketiga ibu ini terlihat ramah padanya, Cyra mengambil alih beras didekapan mertuanya.
"Sudah kan bu?" Tanya Cyra.
"Iya ayo pulang, kami duluan bu assalamualaikum" Pamit Mini pada tetangga beda dusun itu.
"Waalaikumsalam" Jawab bu Sari, bu Ella, bu Umi.
"Hati-hati bu Mini" Seru bu Sari yang diangguki oleh bu Mini.
Cyra menaruh sekarung beras 10 kilogram dimotor bagian depan.
"Ayo bu naik, sudah jam 4 sore Cyra mau menjemput Hasa ditempat les"
Cyra sudah nangkring diatas motor.
"Rendi kat4rak apa ya?" cicit bu Sari.
Cyra Alesha.
Rendi Arya.
salam dari "aku dan teman kamarku"
"aku dan teman kamarku"
terima kasih
huhuhu....
tp seneng sih end mereka mau niikah lagi bahagia selalu cy ren
hiks..hiks...
semangat author ku sehat selalu murah rezekinya
thor sedih bngt bab yang ini.
double up ya thor. plisss ... pnsarn sma bab slnjutnya.
trnyta agam juga suka nonton drama./Facepalm//Facepalm/
apa beneran cyra sama rendi bakalan pisah?
nggak kuat melihat mereka berdua berakhir dngan perpisahan.
/Sob/
semoga aja mereka bisa damai lagi bahagia bersama lagi.
ktanya nggk rela. kok mlh ngomong gitu./Sob//Sob//Sob/