seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan
Pagi ini Jenna berangkat sekolah sedikit lebih pagi. Namun di pertengahan jalan tatapannya tak sengaja bertemu dengan seorang ibu yang sedang di ganggu oleh para preman. Awalnya Jenna merasa tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada sang ibu itu, akan tetapi malahandi lubuk hati yang paling dalam terbesit rasa yang sangat besar dalam lubuk hatinya untuk menuntunnya untuk menolong ibu itu.
" Cih.. Membuat pagi ku badmood saja! " Desisnya tapi membuatnya membelokkan motor sportnya ke arah segerombolan preman yang sedang mengganggu ibu itu.
" Manusia sampah! Hanya berani dengan yang lemah. " Ujar Jenna seraya berdiri angkuh di depan motornya yang sudah terparkir indah.
Mendengar suara datar Jenna mereka semua menoleh ke arah sumber suara.
" Heh.. Siapa Lo? Jangan ikut campur! " Bentak dari preman itu.
" Tolong.. Saya Dek.. " Ucap seorang ibu memohon pertolongan dari Jenna.
Ucapan sang ibu tidak di jawab oleh Jenna, karena ucapan sang ibu di anggap remeh oleh para preman itu. Bahkan posisi Jenna belum langsung bisa melihat wajah sang ibu karena terhalang salah satu tubuh preman itu.
" Ha. Ha.. Ha.. Apa lo bilang lo mau mintak tolong sama ini bocah.. " Ledek salah satu dari preman itu.
" Eh bocah.. Mending Lo pergi sekolah sana! Dari pada Lo urusin si ibu ini. Atau Lo..... Mau ikut menggantikan posisi si ibu untuk melayani kita. " Ujarnya menganggap remeh Jenna yang sedang memakai seragam SMA seraya memandangi tubuh Jenna yang terlihat sempurna.
Srek
Ahhhh
Tanpa pikir panjang Jenna langsung menusuk leher preman yang sudah berani melirik intens tubuhnya.
" Bangsat! Beraninya Lo bunuh teman gue! " Bentak Salah satu dari mereka yang tidak Terima temannya tewas di tangan Jenna.
Bugh
Bugh..
Dugh
Kreak
Aghhhh
Hanya butuh 3 menit untuk memberantas para preman itu sehingga kelima preman itu tumbang dengan banyak patah tulang.
" Jangan sekali - sekali lo tampakan wajah pengecut lo di hadapan gue lagi. " Ancamnya pada para preman yang masih tergeletak di jalanan dengan beberapa patah tulang yang mereka Terima dari tangan mungil Jenna.
Setelah itu Jenna langsung menaiki motor sport nya, tanpa mau berbicara dengan sang ibu, namun belum sempat Jenna berhasil menaiki motor sportnya suara sang ibu dapat menghentikan tindakannya.
" Jenna.. " Panggil sang Ibu pada Jenna.
Awalnya Jenna seperti tidak peduli dengan sang ibu karena tanggung jawab nya untuk menolong sang ibu sudah selesai dan tak mengharapkan imbalan dari apa yang dia tolong tersebut karena ia benar-benar ikhlas untuk membantu seseorang. Jenna langsung menoleh kepada sang ibu yang tadi ia hanya bisa menolong tanpa melihat wajah sang ibu sedikit pun.
Deg
Bagai di tusuk sembilu setelah tahu siapa yang telah ia tolong tadi, ia bagaikan sedang bermimpi indah dan tak ingin bangun lagi dari mimpinya. Sosok yang sangat ia cintai, sosok yang membuat harapannya hilang sejak kepergiannya. Namun apa yang ada di depan nya saat ini, hadir kembali langsung di depan matanya.
" Mo- mommy... " Ujarnya masih terpaku dengan apa yang sedang ia lihat saat ini.
" Iya nakk.. Ini Mommy Jenna.. " Jawab sang Ibu secara perlahan mendekati Jenna yang masih terpaku ketika melihatnya.
" Mommy... " Ujar Jenna dengan mata yang sudah berkaca - kaca.
" Iya sayang.. Ini Mommy Jenna putri kecil Mommy. " Ucapnya semakin mendekati sang putri.
Grep
Kedua wanita yang berbeda usia itu langsung berpelukan untuk melepaskan rasa rindu satu sama lain.
Ya, wanita itu adalah Diana ibu kandung Jenna dan Lili. Yang selama ini mereka kira sudah meninggal.
Jenna masih belum percaya jika yang ada di dalam pelukannya ini adalah ibu kandungnya. Jika ini yang ada di dalam pelukannya adalah sang ibu, namun siapa yang telah mereka kubur waktu tragedi kecelakaan itu. Padahal dengan mata kepala nya sendiri ia memakam kan sang ibu ke tempat peristirahatan terakhirnya.
" Mom.. Bagaimana bisa Mom? Jenna nggak mimpi kan Mom? " Tanya Jenna secara mendesak Diana untuk bertanya.
Cup
Cup
Untuk membuktikan agar sang putri tidak merasa bermimpi bertemu dengannya, ia mengecup seluruh wajah sang putri yang selama ini ia rindukan.
" Kamu tidak mimpi sayang ini Mommy nak. Maaf Mommy baru datang menemui mu nak.. " Isaknya dalam pelukan sang putri.
" Mommy nggak bisa pulang nak.. Selama ini mereka sekap Mommy.. Baru hari ini Mommy bisa lepas dari mereka. " Ucap Diana pada sang Putri.
" Apa?? " Sentak Jenna benar-benar kaget dengan ucapan sang ibu.
" Iya.. Mereka yang membuat Mommy begini nak, mereka yang telah memisahkan Mommy dengan kalian semua.. Mommy takut.. " Ucap Diana menceritakan semuanya pada sang putri.
" Jadi siapa yang telah kami makam kan itu Mom? Jenna lihat sendiri mayat itu mirip dengan Mommy. " Ujarnya masih tidak percaya.
" Apa?? Jadi mereka membuat Mommy seolah-olah Mommy sudah meninggal Nak? Sungguh manusia biadab! Pantas saja kalian tidak pernah mencari keberadaan Mommy. " Ucap Diana terlihat syok dengan apa yang telah terjadi pada kenyataannya.
Sejenak Diana teringat jika kata putrinya tadi yang dimakamkan sangat mirip dengannya, jadi.. Itu adalah saudara kembar nya sendiri yang selama ini belum pernah sama sekali bertemu dengan anak-anak bahkan sang suaminya sendiri.
Tiga tahun ia di sekap dalam sebuah ruangan yang sangat gelap, hanya di beri makan seingat mereka jika datang menemuinya. Bahkan mereka dengan tega memukul, mencambuk dan masih banyak lagi siksaan yang sangat menyakitkan yang telah ia alami selama ini. Setiap ia membuka mata ia selalu berharap jika salah satu keluarga nya datang untuk mencarinya, dengan harapan itu lah ia bisa bertahan selama ini.
" Pantas saja, waktu pemakaman aku tidak memiliki rasa jika itu Mommy, di lubuk hati yang paling dalam aku masih merasa Mommy masih hidup. Tapi Mom.. Melihat wajahnya sangat mirip dengan Mommy sangat mirip dengan Mommy rasa ragu itu tidak bisa membuat ku berfikir logic. Maaf kan Jenna ya Mom, Jenna bodoh Mom.. Hiks.. Andai Jenna tahu Mommy masih hidup akan aku cari Mommy tapi melihat mayat itu.. Hiks.. Hiks.. "Ujar Jenna melepaskan rasa uneg - unegnya.
" Mommy.. Jangan tinggalin Jenna lagi ya Mom. " Mohon Jenna menangis dalam pelukan sang ibu.
" Nggak.. Nggak Mommy tidak akan pergi lagi sayang.. Kalau bukan karena Aditama mungkin kita tidak akan terpisah seperti ini sayang. " Ucap Diana penuh dendam.
" Apa.. ?? Jadi yang membuat kita berpisah lama begini ini gara - gara dia! Bajingan. " Ucap Jenna syok dengan fakta yang baru saja ia tahu selama ini.
Ya, Aditama adalah Adik kandung dari sang Daddy bahkan ia juga sudah menjadi orang kepercayaan Maxim sendiri selama ini.
" Iya nak.. Dia sudah menculik Mommy selama ini, dia juga merekayasa kecelakaan Mommy pada waktu itu, ia juga membunuh saudara kembar Mommy, Diani lah yang kalian makam itu. Hiks. Hiks.." Ujar Diana menceritakan semua fakta yang membuat sang putri
Jenna melihat tubuh sang Mommy terlihat ringkih dan tidak terawat sama sekali membuat hatinya hancur berkeping-keping, ia seolah menjadi anak yang tak berguna.
" Momm ayo kita pulang, Mommy pasti capek kan, nanti saja kita cerita kembali. " Ujar Jenna mengajak sang ibu untuk kembali ke mansion nya Langsung di angguki oleh Diana.
" Tapi kamu bukannya sudah mau sekolahkan sayang. " Tanya Diana memperhatikan seragam sekolah yang di pakai putrinya itu.
semangat Thor