Di saat fokus dengan masa hijrahnya, Damian kembali di hadapkan dengan masalah yang membuatnya harus menikahi gadis bercadar.
Damian Pangestu yang mempunyai masalalu yang buruk harus berada di tengah-tengah keluarga yang ahli agama.
Pernikahan yang tak terduga itu membuat rumah tangga Damian dan Adhiba bertahan walaupun harus menerjang hujan dan badai. Terlebih masa lalu Damian yang seorang pendosa muncul satu persatu.
Lalu bagaimana cara mereka menghadapinya?
•••••
"Jangan berharap lebih padaku Adhiba..Aku yang seorang pendosa sangat tidak pantas bersanding dengan wanita sepertimu" Damian Pangestu
"Aku tidak akan berharap lebih darimu, Tapi aku lah yang akan membuat pendosa sepertimu berharap agar lebih lama bersanding bersama wanita seperti ku.." Adhiba Azalea Ibrahimi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Til Jannah Ya?
"Sah?
"SAAAAHH..
Doa kembali di panjatkan, Damian dan Adiba sama-sama mengangkat kedua tangannya di sertai ucapan Aamin yang keluar dari bibir mereka masing-masing.
Usai melaksanakan doa bersama, Tanpa di minta. Adiba meraih tangan sang suami, Mencium punggung tangan tersebut dengan sangat begitu takzim. Begitu pun dengan Damian yang langsung mendaratkan kecupan di kening sang wanita cukup lama.
Wanita ini sekarang adalah miliknya. Bukan hanya luarnya tapi juga dalamnya. Semua! Damian lah yang sangat berhak atas semuanya. tidak dengan orang lain. Damian janji, untuk yang ini? Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan nya lagi.
Sungguh! Damian akan mencintai dan menyayangi wanita ini dengan segenap jiwa dan raganya. Damian akan berikan cintanya yang suci ini hanya untuk Adiba seorang.
"Terima kasih telah menerima pendosa ini menjadi suamimu Ning.."Adiba tersenyum di balik cadar yang di kenakannya.
"Apapun masalalu mu, Aku terima dengan lapang dada Mas.. Selama Mas ingin bersungguh-sungguh berubah dan tidak akan mengulanginya lagi. Kita jaga cinta suci kita sama-sama ya? Kita jaga cinta suci kita hingga menuju Til Jannahnya.."Damian mengangguk. Tak ada yang lebih indah di dunia ini selain memiliki istri seperti Adiba ini.
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّلِحَةُ.
Dunia adalah perhiasan, Dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita sholeha..
Dan kini,,Damian telah mendapatkannya. Dalam hati Pria itu berdoa, Semoga kedepannya semakin baik lagi dan di penuhi oleh kebahagiaan lainnya.
"Kita jalani semua bersama Mas.. Karena aku yakin, Perjalanan Mas tidak mudah. Masih panjang dan masih banyak ujian pastinya..."Damian tersenyum, Pria itu mengecup tangan sang istri.
"Temani Mas ya sayang...
"Pasti...
...****...
Apabila waktu itu pernikahan mereka hanya di publish di kampus. Namun tidak dengan hari ini. Semua orang akan tahu, Bahwa Damian telah menikah lagi dengan salah satu putri dari pengusaha terkenal yaitu Tuan Abimana.
Pesta resepsi tersebut di gelar disalah satu hotel bintang lima milik Tuan Marcell Abigail Abraham. Putra sulung Tuan Darren Abraham. Hotel tersebut memang sering di sewa oleh para pengusaha hanya untuk menggelar pesta ulang tahun, Pesta pertunangan atau sebuah resepsi seperti hari ini.
Dekorasi yang sangat indah bak di negeri dongeng. Adiba sangat Takjub dengan semua ini. Ya,Walaupun baginya tak apa meski sederhana. Tapi untuk yang ini bukan sederhana lagi melainkan berkali-kali lipat dari kata sederhana itu sendiri.
Satu persatu tamu tamu undangan datang untuk memberi ucapan selamat kepada sepasang pengantin baru itu.
"Kamu capek sayang?" Adiba mengangguk, Ia tidak bisa berbohong karena memang sekarang ia benar-benar sangat lelah. lebih tepatnya kakinya yang pegal-pegal.
Damian berjongkok, Dan memegang kaki indah istrinya itu. Jelas saja Adiba merasa tidak enak, Terlebih sekarang mereka banyak di lihat orang.
"Mas kamu ngapain?
"Mas cuma mau lepas sepatu mu sayang.. Biar bisa mengurangi rasa sakitnya.."Adiba terharu, Di perlakukan seperti itu siapa yang tidak senang dan bahagia. Adiba menurut, Damian benar-benar melepas sepatu hak tinggi itu.
Sedikit kesal sebenarnya. Istrinya sudah memakai gaun indah ini, Dan kenapa juga di pakaian sepatu yang seperti ini.
Salah satu pelayan datang, Ia memberikan sebuah sendal biasa kepada Damian. Damian menerima sendal tersebut dan kembali berjongkok.
"Udah mas..Aku bisa kok pakai sendiri.."Tolak Adiba agar sang suami segera berdiri. Damian menurut, Pria itu kembali berdiri dan menyambut para tamu yang sejak tadi harus mengantri bersalaman dengan sepasang pengantin baru tersebut.
"Mereka terlihat sangat serasi ya ma..."Kata Tuan Arya kepada sang istri.
"Iya pa.. Damian juga kayaknya bahagia banget. Gak kayak pernikahan yang pertama bersama Arumi dulu.."Ucap Mama Linda masih mengingat bahagia ekspresi Damian kala itu.
"Jangan di bandingkan ma.. Udah lah, Itu hanya masa lalu saja. Masih beruntung ada yang mau menerima Damian apa adanya... Iya, Dan bisa membimbing Damian ke jalan yang lurus.. Tapi papa iri deh..
"Iri kenapa pa..
"Ya, iri saja. Selama Adiba menjadi menantu Papa, Papa belum tahu seperti apa wajah menantu Papa...
"Ngapain harus tahu.. Yang penting itu suaminya.. Kamu tidak penting sama sekali.."Tuan Arya dan Mama Linda menoleh. Abimana datang dan menyahut ucapan pria paruh baya. itu.
"Loh? Memangnya salah? Saya ini kan mertuanya..Ingat ya! Menantu dan mertua itu tidak batal wudhu..."Tuan Arya menatap Daddy Abimana dengan sinis.
"Iya, Saya tahu!! Tapi sampai kapanpun saya tidak akan setuju wajah cantik putriku di lihat oleh si tua Bangka seperti dirimu.."Tuan Arya langsung menatap tajam mantan musuh nya itu.
"Apa Kau bilang? Aku tua Bangka? Kalau aku si tua bangka? lalu kau apa? Tua bangke...
"Kau!!
"Duuh..Udahlah..Malah berantem mulu.."Mama Linda segera pergi darisana karena malu dengan perlakuan suaminya.
.
.
.
Usai mengucapkan selamat kepada sang sahabat. Syifa kini duduk di salah satu kursi yang memang telah di sediakan. Gadis itu meraih kue brownies kesukaannya.
"Kok sendiri lo.. tunangan lo mana?" Syifa menoleh, Di lihatnya di sana Kevin duduk di kursi di sebelahnya.
"Gak tahu gue.. "Jawab Syifa malas. Sejak ia di bohongi dua hari yang lalu. Syifa masih merasa kesal terhadap Ryan. Pria itu juga sering mengirimkan pesan dan menelpon dirinya..Tapi Syifa enggan membalas atau mengangkat panggilan dari tunangannya itu.
"Kok gak tahu, Tapi gue sering loh ketemu tuh sama si bule. Semalem juga gue lihat dia pergi sama si murid baru itu pas gue lagi nongkrong bareng anak-anak.."Syifa langsung melihat ke arah Kevin.
"Lo serius?
"Iya, Gue serius.. "Syifa menghela nafas panjang. Dia yang tunangannya aja gak mungkin di ajak jalan. Pasti banyak alasan inilah itulah. Tadi aja dia berangkat naik taksi ke tempat ini..
"Mau kemana?"Tanya Kevin saat melihat Syifa beranjak dari duduknya.
"Mau pamit sama Adiba..Gue mau pulang dulu.."Kevin mengangguk. Pria itu menatap kepergian Syifa dengan tatapan yang...? Ah entahlah, Tapi kasihan juga.
"Kamu beneran udah mau pulang? Gak makan dulu.."Syifa menggelengkan kepalanya. Ia memang lapar tadi, Tapi semua terasa kenyang duluan saat Kevin mengatakan sering melihat Ryan pergi bersama Mitha.
"Tadi aku udah makan kok Diba.. Semua menu nya enak.."Ucapnya dengan dusta.
"Ohya ya udah..Hati-hati pulang nya ya..
"Iya..."
"Jangan lupa,,Setelah honey moon bawa kabar baik ya.."Adiba tersipu malu. Mungkin jika tidak tertutup cadar, pasti pipinya kelihatan sangat merah.
"Setelah ini kita bulan madu..Pulang darisana harus jadi..."Bisik Damian membuat Adiba tambah malu. Malu tapi mau maksudnya🤭
.
.
.
TBC
so sweet bgt damian adhiba
buat syifa udh lupan Ryan jngan ngemis.apa yg di katakan Kevin ada benernya tuh
untk syifa sdh lepasin dia ga usah km cari" perhatian si ryan jgn ngerendahin diti sendiri syifa km berhak bahagia