Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Pingsan
Deg!
Menyaksikan drama Calisha membuat Naren berdetak mengetahui kebenaran dibalik cerita baju yang dipakai Ervina.
'Jadi karena Calisha?' batinnya.
Namun, Naren tetaplah laki-laki yang memiliki harga diri setinggi langit apalagi terhadap wanita. Baginya, pantang meminta maaf atau memohon pada seorang wanita dalam hidupnya.
Tak akan pernah ada permintaan maaf Naren!
Toh, dia sudah ditampung dan hidup bak nyonya besar di Mansion ini, disediakan segala kebutuhannya! pikir Naren.
Naren kemudian berjalan turun mengikuti putri kecilnya yang sangat dia rindukan, "Hey, Calisha! Ini Daddy, kau mengacuhkan Daddy?" ucapnya datar.
Calisha tetap diam sambil duduk di atas meja pantry menemani Mommynya yang sudah mulai memakai apron-nya untuk memasak.
"Daddy pulang dari Milan, dan rindu denganmu!" lanjut Naren duduk di meja makan karena dia merasa gengsi untuk mendekati Calisha dan Ervina.
"Sayang, Daddy bicara denganmu, tak baik seorang anak mengabaikan orang tuanya!" ucap Ervina memperingati Calisha sambil mengupas wortel.
"Daddy jahat, Mommy Na, Calisha benci!" ucap Calisha kesal.
Calisha kecil itu masih merasa bersalah pada Mommy-nya!
"Daddy tidak jahat, hanya salah paham, Nak!" ucap Ervina meletakkan wortelnya dan mendekati Calisha, "Anak baik harus lembut dengan Daddy, sana peluk Daddy-nya, Daddy rindu, Nak!" lanjutnya dengan suara lembut.
Karena Ervina yakin, putrinya akan menurut jika diberi pengertian dengan lembut dan akan semakin menantang jika dipaksa. Begitulah penilaian Ervina selama tiga minggu ini.
Kemudian Ervina menurunkan Calisha dan tersenyum meminta Calisha menemui Daddy-nya.
Dan benar saja, Calisha berlari menuju Daddy Naren dan saling berpelukan sambil duduk di kursi meja makan, melihat itu Ervina tersenyum dan kembali melanjutkan memasaknya.
Naren hanya melirik sekilas pada Ervina tanpa berucap satu kata pun, justru Naren mencium putrinya itu dengan gemas, "Putri Daddy cantik sekali!" ucapnya.
"Iya, cantik karena baju kembaran dengan Mommy Na, tapi sekarang udah gak kembar!" kesal Calisha.
"Nanti Daddy belikan mommy Na baju putih sama dengan Calisha, biar kembar, oke?" kata Naren.
Deg!
Calisha yang diajak bicara Daddynya tapi Ervina yang berdebar mendengar ucapan yang sedikit lembut itu, tidak sedingin saat berbicara dengannya.
Juga baju putih baru!
'Tidak! Tidak! Jangan berharap lebih, itu hanya untuk memenangkan kembali hati putrinya!' batin Ervina.
Ervina terus melanjutkan masaknya, tanpa menoleh atau memperdulikan ucapan apapun yang Naren dan Calisha debatkan.
Yang ada dalam pikiran Ervina saat ini adalah Naren kejam, dia melakukan hal hanya untuk putrinya, bahkan rela membelinya untuk dinikahi demi menjadikan dirinya baby sister Calisha.
Semua untuk Calisha! pikirnya.
Ruang makan yang biasanya sepi dan dingin itu, untuk kali pertamanya terasa hanya menurut Naren, 'berbincang dengan putri cantikku sambil menunggu Mommynya memasak tak begitu membosankan rupanya!' batinnya.
Eh!
'Berfikir apa sih!' batin Naren kesal dengan pikirannya sendiri.
"Daddy ke atas dulu, mandi dan berganti pakaian ya!" ucap Naren menampik segala pemikiran aneh yang tiba-tiba muncul di kepalanya.
Calisha mengangguk, "Habis itu turun dan makan bersama ya, Daddy! Daddy pasti suka masakan Mommy Na! Enak sekali, Daddy!" ucap Calisha terus mempromosikan Mommy-nya.
"Siap, Tuan putri!" canda Naren sambil berjalan naik ke lantai dua untuk mandi.
Sedangkan Calisha, kembali menuju pantry dan menunggu Mommy Na masak seperti hari-hari biasanya, "Mommy ... Mommy, Sha mau naik, Mom!" pekiknya sambil meloncat-loncat.
Hal itu selalu membuat Ervina tertawa, tubuh gembul putrinya seolah bergerak semua saat melompat-lomoat dan menggemaskan. Ervina langsung menyambar tubuh Calisha dan di dudukkan di ujung pantry, "Tidak boleh banyak bergerak, oke!" ucapnya sambil mengecupi pipi dan leher putrinya.
"Kikkiki ... Geli, Mom! Siap Mommy Na!" jawab Calisha kegelian karena kecupan gemas Ervina kemudian berbalik dan memasak lagi untuk putrinya makan.
Hal itu tidak luput dari pandangan Naren dari lantai dua, Naren bisa lihat jika cinta Ervina sangat tulus untuk putrinya juga kebahagiaan Calisha saat mengoceh sambil menunggu Mommynya terasa nyata.
Demi senyuman dan tawa bahagia itu, Naren bersedia menikahi wanita yang tidak dikenalnya hanya untuk memberi Calisha Mommy.
Naren hanya menyeringai sedikit kemudian masuk.
Setelah beberapa waktu, Ervina bersorak, "Horee ... Masakan Mommy Na sudah matang!" pekiknya.
Calisha pun ikut bersorak, "Horee ... Makan, makan, makan!" serunya.
Bersamaan dengan itu, Naren sudah selesai mandi dan turun dengan pakaian rumahannya, baju putih polos dengan celana navy pendek selutut dengan rambut yang masih menetes.
Aroma sabun berpadu dengan parfum maskulin Naren menyeruak memenuhi indra penciumannya membuat Ervina menahan nafas kala melihat suaminya, 'Benar-benar perwujudan dari dewa yunani!' batin Ervina membuang muka.
Ervina tidak ingin kena marah hanya karena menatap sesuatu yang sudah halal untuknya, bahkan halal untuk lebih dari sekedar melihat.
"Daddy, ayo makan bersama!" pekik Calisha duduk dengan penuh gembira di meja makan.
Ervina hanya diam dan membawa masakannya di meja ruang masak, "Dimana para maid, kenapa kamu yang siapkan!" dingin Naren.
Glek!
Ervina seakan berat untuk membuka mulutnya, Kata-kata dingin suaminya membuat lidahnya membeku, namun sekuat tenaga Ervina menjawab suaminya, "Sudah biasa saya yang menyiapkan semua keperluan Calisha, Tuan!" jawab Ervina tercekat.
Naren hanya diam mendengar jawaban takut Ervina, sedangkan Ervina berbalik dan mengambilkan sisa lauk dan nasi, juga air putih.
"Calisha bisa makan sendiri dengan Daddy ya, Mommy Na ke atas dulu, Mommy Na mau mandi karena bau bawang!" pamit Ervina setelah selesai meletakkan makanan di meja makan.
"No Mommy Na! Sha, gak mau makan kalau Mommy Na gak makan!" ucap Calisha bersedekap marah.
Calisha tak ingin Mommynya kelaparan setelah penindasan yang dilakukan oleh Daddy nya.
Sedangkan Ervina berfikir jika dirinya bukan bagian dari keluarga ini, jadi tidak sepantasnya seorang baby sister sepertinya makan bersama, Ervina takut Naren marah.
"Tidak ada yang meminta atau mengijinkanmu pergi, Na!" tegas Naren, "Duduk!"
Glek!
Untuk pertama kali Naren memanggilan 'Na' , seolah terasa dekat dengannya membuat hati Ervina tergelitik..
Ervina kemudian duduk di samping gadis kecilnya dan membuka piring kemudian menyendokkan nasi untuk Calisha, "Mau banyak apa sedikit, Sayang?" tanyanya.
"Yang buanyakkk sekali, Mommy Na!" seru Calisha senang setelah Mommynya mengambilkan banyak sup di piringnya, "Daddy belum, Mommy!" ucapnya.
Ervina tampak berkedip saat Calisha juga memintanya menyendokkan makanan untuk Narendra, jantung Ervina tampak tertahan kala Ervina menoleh dan bersitatap dengan mata elang Naren.
Deg!
"B—bol—"
"Yang banyak!" titah Naren memotong ucapan Ervina yang tergagap.
Ervina kemudian mengambil sendok nasi dan dengan kikuk mulai meletakkan nasi dan sup daging merah di piring Naren, dengan sedikit gemeteran.
Ervina takut!
Setelah itu, mengambil nasi untuk dirinya sendiri sambil melihat Naren dan Calisha tengah menikmati masakannya dengan lahap, membuat hati Ervina sedikit berbunga.
'Apa benar kata Calisha, jika Daddy nya akan suka dengan masakanku!' batin Ervina.
Namun baru saja selesai membatin, Naren terlihat menambah nasi dan supnya, juga berkedel kentang ke dalam piringnya lagi membuat Ervina senang karena berfikir pikirannya benar.
"Enak kan Dad, masakan Mommy Na! Calisha sampai ketagihan makan masakan Mommy Na!" tanya Calisha dengan bersemangat.
"Biasa aja! Daddy lapar makanya nambah!" jawabnya dingin membuat Calisha kesal dan melipat bibirnya, "Padahal enak banget!" gumam Calisha.
Deg!
'Bodoh! Jangan berharap apapun! kau masih ingin berharap lagi, Na!' runtuk Ervina dalam hatinya sendiri yang berdenyut.
Hingga tak ada perbincangan apapun dan Ervina mulai melanjutkan makanannya sampai habis sambil menahan kepalanya yang masih berdenyut.
Hingga makan siang itu selesai, dan Ervina berdiri untuk membereskan meja makan, namun tiba-tiba pandangannya menghitam, kepalanya kian berdenyut dan....
Bruk!
"Mommy Na!"
Bersambung....
Do'ain besok author bisa nulis tiga bab untuk kalian😍
Jangan lupa Follow author, like, komen, dan vote ya, biar author semangat nulisnya 😍
NICU (neonatal ICU) itu buat bayi baru lahir berusia 0-28 hari
kalo naren O, istrinya A: anak anaknya mungkin O dan A
kalo naren O, istrinya B: anak anaknya mungkin O atau B
lanjut Thor aku br comeback ke noveltoon LG setelah lama ku abaikan.heee