NovelToon NovelToon
I Love You, Pembantu Cantikku

I Love You, Pembantu Cantikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Nikahmuda / Keluarga / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: MomoCancer

Anna seorang gadis desa yang memiliki paras cantik. Demi membayar hutang orang tuanya Anna pergi bekerja menjadi asisten rumah tangga di satu keluarga besar.

Namun ia merasa uang yang ia kumpulkan masih belum cukup, akan tetapi waktu yang sudah ditentukan sudah jatuh tempo hingga ia menyerah dan memutuskan untuk menerima pinangan dari sang rentenir.

Dikarenakan ulah juragan rentenir itu, ia sendiri pun gagal untuk menikahi Anna.

"Aku terima nikah dan kawinnya...." terucap janji suci dari Damar yang akhirnya menikahi Anna.

Damar dan Anna pada hari itu di sah kan sebagai suami dan istri, Namun pada suatu hari hal yang tidak di inginkan pun terjadi.

Apa yang terjadi kelanjutan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

"Mas, kamu yakin aku harus pakai baju ini?" Teriak Anna didalam kamar mandi.

Damar mengeryit. Ia berjibaku dengan alat-alat makan yang tengah ia siapkan untuk makan malam bersama Anna.

"Iya, memang kenapa?"tanya Damar.

"Aku merasa tidak percaya diri, aku tidak merasa nyaman, mas."ucap Anna dibalik pintu kamar mandi. Ia masih enggan untuk keluar dari sana.

"Ini kan cuma sementara. Besok aku akan belikan, ya?"kata Damar masih menunggu Anna keluar dari balik pintu itu. "Ayo kita makan dulu, sayang. Nanti kamu sakit. Sejak tadi kami sudah menahan lapar," mengetuk pintu kamar mandi.

Anna tidak bersuara. Ia masih enggan untuk keluar dengan pakaian Damar.

"Iya mas, Sebentar. Kamu janji ya, jangan tertawa?"

"Apa yang harus ditertawakan, sih? Kamu udah cantik, pakai baju apapun kamu pasti terlihat, sangat cantik." Sahut Damar masih setia menunggu Anna keluar dari kamar mandi.

"Kamu lagi memujiku atau mengejekku, mas?"mengerutkan keningnya.

Damar tersenyum sembari menggeleng. Tingkahnya selalu berhasil membuat pria itu tersenyum-senyum sendiri.

"Kamu ini, ada-ada aja. Ayok cepat keluar, atau aku yang masuk kedalam." Gertak Damar.

Anna membulat, "iya, aku keluar." Anna pun menyerah, slot pintu itu memutar, pintu kamar mandi sedikit demi sedikit terbuka.

Muncul lah Anna dengan memakai kemeja Damar, tampak begitu cantik, sepaha, dan kemeja yang ia gunakan begitu melekat ditubuhnya, sangat indah dipadukan dengan kulit nya yang putih mulus.

Rambutnya yang tergerai basah, membuat Damar terpaku dengan pesona Anna yang sederhana namun terlihat memukau.

"Mas, gimana cocok gak?"tanya Anna.

Damar tidak menjawab.

"Mas, mas Damar? Ko malah bengong sih?"tegur Anna menyadarkan Damar.

"Eh, iya .. emm .. kamu cantik banget." Ucap Damar masih terpaku dengan penampilan Anna.

"Serius?"

"Iya, Sayang. Kalau gak ingat kamu belum makan, rasanya aku sudah akan memakan kamu dari tadi,"godanya Damar menarik Anna kedekapannya.

Wajah Anna bersemu merah, ia terlihat malu-malu disaat Damar tengah memujinya. Tatapannya yang tak lepas dari dirinya, membuat Anna dibuat salah tingkah.

Disaat makan malam, Damar terus diam-diam mencuri pandang pada Anna. Ia terlihat berbeda, tubuhnya mendadak terasa panas. Suasana seakan tengah dimusim berada dimusim panas.

Damar masih berusaha bertahan dengan panggilan keindahan tubuh Anna, setelah mereka selesai makan malam. Damar mencoba mengalihkan perhatian nya dengan cara membaca majalah, sembari sesekali melirik Anna yang tengah mencuci piring.

"Anna... Kamu sudah buat aku gila.." umpatnya didalam hati.

Setelah selesai Anna kembali membereskan meja sisa makan mereka. Damar dibuat semakin tidak karuan, langkah demi langkah kaki jenjang Anna begitu menggoda jiwanya.

"Mas, kamu masih mau disini?"tanya Anna sudah berada disampingnya. Damar dibuat terperanjat seketika, melihat istrinya sudah lama berada disebelah kanan nya.

"Iya, aku masih mau baca majalah. Kenapa, pekerjaan kamu terganggu?" Ketus Damar.

Anna tersenyum tipis. Wanita itu menggelengkan kepalanya melihat sikap suaminya itu. "Enggak kok. Aku cuma mau bilang, majalah yang kamu baca terbalik, suamiku," bisik pelan Anna, membuat semua bulu-bulu halus nya berdiri, wajahnya kini memerah padam.

Anna berjalan melenggang didepan Damar, seolah sedang mengejek Damar.

"Kamu lagi ngeledek, ya?" Damar melempar majalah nya ke sembarang arah. Ia menyambar tubuh kecil istrinya, dan membawanya diatas pundak bagai karung beras. Anna terkejut dengan apa yang dilakukan Damar. Ia berontak meminta turun dari pundak nya.

"Mas, turunin aku!" Teriak Anna dengan suara manja.

Pria itu dengan santai nya membawa tubuh Anna dengan sebelah tangan, tanpa memperdulikan ocehan Anna.

Damar membawa Anna kedalam kamar, dijatuhkan tubuh kecil itu dengan pelan penuh kasih sayang. "Sekarang, kamu gak bisa ngeledek aku lagi," bisik Damar ditelinga Anna.

"Mas, emm ... Mas Damar.."terbata-bata. Anna mendadak gugup disaat Damar sudah berada diatasnya.

"Suruh siapa kamu begitu menggoda, akan ku makan kamu sekarang juga." Goda Damar menaikan sebelah alisnya.

"Emang nya aku makanan,"mengerucut bibirnya.

Dengan cepat pria itu menyambar bibir nya yang selalu terlihat menantang. Keduanya kini saling bertautan, saling bertukar kenikmatan satu sama lain, tangan Anna dengan lincah melingkar dipundak suaminya.

Satu persatu kancing kemeja yang digunakan Anna dilepas nya secara perlahan, tubuhnya yang indah, mulus, membuat Damar semakin dibuat bergairah.

Damar melumat habis bibir istrinya, mereka merasa kan perasaan yang kian berdesir didalam, bergelora, begitu membara, bak kehangatan yang tengah membakar jiwa.

Suara khas dari dua orang yang tengah bercumbu nikmat, memenuhi ruangan kamarnya. Saling berbagi peluh diatas ranjang dengan kenikmatan yang membara.

Malam itu terasa menjadi malam yang begitu panjang, bagi dua insan yang tengah memadu kasih. Saling bergumul mesra tanpa harus takut lagi akan tanggapan orang. Hingga mereka tertidur pulas didalam satu selimut, saling berdekapan hingga pagi menyingsing.

*******

Hari demi hari telah banyak dilalui. Kondisi Suryo kian memburuk, Angga semakin kelimpungan dengan kondisi perusahaan yang hendak dibuat bangkrut oleh keluarga Bella..

"Lu kalo punya dendam sama orang nya langsung. kenapa harus menekan orang tua, apalagi perusahaan, para karyawan gak tau apa-apa." Oceh Angga kesal.

"Angga, seharusnya kamu kasih tau kakak kamu, jangan terlalu bermain-main sama aku. Lihat sendiri kan sekarang, bagaimana aku hancurkan kalian secara perlahan. Ini semua ulah Damar, jika dia tidak menolakku. Aku tidak akan berbuat sejauh ini."

"Gila kamu Bella, cewek gila! Kamu pikir dengan cara seperti ini, Damar akan luluh, engga! Pikiran kamu terlalu dangkal. Rendah sekali kamu, menghancurkan orang dengan cara yang licik."cecar Angga.

"Diam kamu Angga! Ini semua Damar penyebab nya, kenapa dia tidak mau menikah denganku, ditambah dia sekarang malah pergi entah kemana, hanya untuk menghindariku. Kamu pikir aku akan terima dengan perilaku nya seperti itu, aku seolah-olah hanyalah sampah dimatanya." Ucap Bella tidak terima.

"Bukankah kamu sudah menjadi sampah?!" Celetuk Angga.

Sontak wajah Bella memerah padam. Matanya membulat sempurna. "Jaga mulut kamu, Angga!"

Angga menyeringai. "Hah.. aku? Seharusnya kamu. Jaga kelakuan kamu, bukan aku yang harus jaga mulut," tersenyum licik.

"Kurang ajar, kamu Angga!"hendak menampar Angga Namun, dengan cepat Angga menipisnya.

"Aku tidak pernah kurang ajar sama kamu, Bella. Tapi kamu sendiri yang tidak pernah merubah cara berpikir kamu. Tidak semua apa yang kamu mau, harus terpenuhi. Termasuk hati manusia, kamu terlalu mengandalkan kekuasaan kamu yang ada di otak kamu tuh, hanya obsesi mu untuk mendapatkan Damar, tidak ada yang lain ..."

..." Ingat Bella seberapa keras kamu, membuat kami jatuh. Kamu tidak akan pernah mendapat apa yang kamu inginkan, sekalipun kamu menikah dengan kakakku, maka cinta itu tidak akan pernah kamu dapatkan. Ingat itu!" Timpahnya Angga. Menghentakkan tangan Bella dengan kasar.

Pria itu pergi berlalu dari perusahaan widjayanto. Niat awal untuk meminta baik-baik, agar Bella tidak menarik semua property, juga modal yang ia tanamkan dari perusahaan Darmawan. Namun pada akhirnya sikap Bella terlalu angkuh sehingga membuat Angga tidak sudi harus mengiba pada orang seperti nya.

Angga memukul stir mobil dengan kesal. Ia mengambil ponselnya dan mencari kontak bernama Damar.

[Mar, lu dimana perusahaan sedang tidak baik-baik aja. Lu harus balik.]

[Bella mengambil semua modal utama yang ia berikan kepada perusahaan kita, sekarang perusahaan sedang diambang kebangkrutan. Papa syok setelah tahu keluarga Bella mengambil semuanya, ia mengalami serangan jantung lagi. Mereka tidak akan menarik modal utama kita, asal dengan syarat lu harus menikah dengan Bella secepatnya.]

Pesan singkat Angga kirimkan untuk Damar. Sudah cukup lama pria itu tidak memberikan kabar kepada keluarga nya.

Sudah hampir dua bulan ia habiskan waktu bersama Anna di villa Bandung, Damar yang tengah memandikan mobilnya, ia tidak sengaja menjatuhkan benda pipih yang tersimpan didalam dashboard mobil.

Sudah lama ia tidak mengaktifkan handphone nya, sejenak ia terdiam terlalu lama dia tidak menghubungi rumah. Entah bagaimana kabar papanya saat ini.

Ia pun mengambil sebuah charger untuk mengisi daya ponsel nya.

Setelah satu jam kemudian. Puluhan bahkan ratusan panggilan tidak terjawab dari Angga, juga anggota keluarga lainnya termasuk dari perusahaan. Pesan singkat sampai menumpuk belum terbaca sama sekali. Dia lupa jika dia sudah meninggalkan pekerjaan penting, hingga tanggung jawab nya terhadap pak Suryo.

Perhatian nya teralihkan saat pesan baru masuk dari Angga hari ini.

[Mar, lu dimana perusahaan sedang tidak baik-baik aja. Lu harus balik.]

[Bella mengambil semua modal utama yang ia berikan kepada perusahaan kita, sekarang perusahaan sedang diambang kebangkrutan. Papa syok setelah tahu keluarga Bella mengambil semuanya, ia mengalami serangan jantung lagi. Mereka tidak akan menarik modal utama kita, asal dengan syarat lu harus menikah dengan Bella secepatnya.]

Seketika ia tertegun. Dilema melanda perasaan nya, ia bingung apa langkah yang harus diambil saat ini.

Pesan masuk dari Bella.

[Damar jangan salahkan aku jika sesuatu yang buruk terjadi sama keluarga kamu. Aku sudah memberikan banyak waktu untuk kamu. Tapi kamu masih tidak menganggap serius ucapanku. Maka sekarang akan aku buktikan bila aku seorang Bella bisa melakukan apapun yang aku mau, demi tercapainya tujuanku. Sekarang kamu hanya memiliki dua pilihan antara menikahiku atau keluargamu hancur.]

"Brengsek!"umpat Damar.

*******

1
Ai Karwati
😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!