Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.
Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.
Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.
Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.
Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.
Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan Baru BAB 9
BAB 9
Membebaskan Ben
"Paman dan tante tenang saja...aku akan membebaskan Ben segera. Aku yang sudah menyebabkan Ben dipenjara. Ben menjadi kambing hitam atas apa yang terjadi pada orang tuaku. Aku tau kalau Ben tidak bersalah. Ini semua rekayasa paman Hendri untuk menjauhkan hubungan kita. Agar tidak ada yang bisa melindungiku lagi" kata Julia.
Paman Sam bertanya,"Julia..apakah kau bisa melakukannya? Aku yakin pamanmu Hendri akan melakukan banyak cara untuk mencegahmu membebaskan Ben.
"Paman, kau hanya perlu menunggu sampai besok. Aku pasti akan mengurus pembebasan Ben. Aku akan segera menemui pengacara Adrian untuk segera mengurusnya. Tante Maria, doakan aku agar bisa segera memperbaiki semuanya."
Tante Maria memegang tangan Julia dan mengelusnya. Dia berpikir sejak kapan Julia keponakannya berubah. Julia dahulu hanyalah seorang wanita pendiam dan lemah. Sebenarnya apa yang sudah terjadi padanya.
"Paman...tante...aku pamit dulu. Aku harus segera menyelesaikan semua urusan yang menyangkut Ben."
Julia bangun dari duduknya dan melangkah keluar rumah. Sebelum pergi dia memeluk paman dan bibinya. Tante Maria berkata pada suaminya.."Sebenarnya apa yang terjadi pada Julia? kenapa dia bisa berubah begitu cepat."
"Entahlah tapi sejak bangun dari koma nya, dia terlihat seperti orang lain. Bahkan dia bertengkar dengan Janet hari ini. Dia memukul Janet sampai hidungnya patah."
"Apa?? lalu..bagaimana dengan Julia. Apakah dia terluka?"
"Kau bisa lihat sendiri perban di kepalanya. Itu bukan luka kecelakaan tapi luka karena bertengkar dengan Janet."
"Aneh...sejak kapan Julia jadi pemberontak. Biasanya dia selalu menuruti kata-kata Hendri. Atau apakah terjadi sesuatu saat kecelakaan?" Paman Sam terdiam. Dia hanya menaruh rasa curiga. Dia merasa kalau wanita tadi benar-benar Julia, cuma cara berpikirnya saja yang berbeda.
Julia kembali ke rumahnya segera. Dia harus membuat beberapa rencana untuk bisa membentengi dirinya. Dia yakin pamannya Hendri akan berusaha menyingkirkannya. Jadi dia harus segera kembali ke perusahaannya guna memberi tahu semua orang bahwa dialah nona muda Brasco sebenarnya.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menemui pengacara Aston William untuk segera membebaskan Ben sepupunya. Julia akan membuat Ben kembali ke sisinya, untuk mendampingi dia. Ben sudah seperti kakak kandung Julia. Ben sangat menyayangi Julia. Julia yakin Ben akan selalu ada untuknya.
Keesokan harinya, di saat sinar matahari baru menampakkan sinarnya, Julia terbangun dari tidurnya. Lantas segera membersihkan diri, dan mulai bersiap. Julia saat ini sedang memandang wajahnya sendiri di depan cermin. Tak perduli seberapa banyak dia bercermin, sebanyak itu pula dia mengutuk kehidupan Julia di masa lalu. Wajahnya tidaklah buruk, wajahnya putih, dengan hidung mancung. Dua alis yang lebat namun berantakan, dan bibir atas yang melengkung sempurna, di bingkai bibir bawah yang sangat sensual. Dilihatnya bibir yang menggoda, apabila dia terapkan lipstik berwarna merah. Tapi sayang bibir itu terlihat kering dan mengelupas.
Dia kembali mengamati bayangannya di depan cermin. Dia bisa bernafas lega karena kulitnya putih dan mulus.Tak ada masalah kulit yang berarti yang akan membuatnya frustasi. Selanjutnya dia memegang rambutnya yang tidak begitu panjang. Begitu kusam dan kering. Dia harus segera memperbaiki penampilannya. Namun dia tersadar kalau dia tidak mempunyai uang sepeserpun. Sepertinya memang hanya pengacara Aston yang bisa menolongnya.
Melangkah menuruni tangga, Julia mengabaikan beberapa pelayan yang masih bekerja. Namun salah satu pelayan menyapanya. "Nona, sarapan sudah siap." Julia menoleh, melihat pelayan itu tersenyum lebar. Dengan langkah ringan Julia mendekatinya. "Siapa namamu?" "Fani nona."
"Fani,kau bisa menikmati sarapan pagiku. Pastikan kau habiskan atau aku akan memecatmu." "No..nona...Fani merasa keberatan namun tidak berani menolak.
"Panggilkan supir untuk mengantarkanku pergi hari ini." perintah Julia sambil berjalan keluar rumah. Tak lama kemudian mobil mercedes hitam berhenti di depan Julia. Sang supir membukakan pintu mobil sambil menunduk untuk mempersilakan Julia masuk. Setelah Julia masuk dan duduk, supir segera melajukan mobilnya. Dari kaca jendela mobil Julia menatap rumahnya. Terlihat beberapa pelayan membersihkan rumahnya. Membuat dia sadar kalau rumahnya sangat besar dan mewah. Ya...dia ternyata sangat kaya.
"Antarkan aku ke kantor pengacara Brasco." Sang supir mengangguk meski tak menjawab. Sang supir memandang Julia dari kaca spion atasnya. Melihat Julia duduk dengan tenang membuat supir membuka suara. "Nona kenapa tidak menelepon tuan Aston saja untuk memintanya datang?"
Julia menatap ke depan. Saran supir memang bisa dilakukan namun dia tidak mau mengambil resiko kalau sampai pamannya tau. Dia sudah menyusun rencana dengan matang. "Tak apa, aku hanya bosan di rumah, sekalian ingin jalan-jalan."
Sang supir hanya diam mendengarnya. Setelah tiga puluh menit akhirnya mobil berhenti. "Nona, kita sudah sampai. Perlukan saya buatkan janji sebelumnya agar tuan Aston menyambut nona?" "Tidak perlu." Jawab Julia sambil menggeleng. "Kau tinggalkan saja aku di sini. Pulanglah ke rumah karena Janet akan pulang dari rumah sakit hari ini."
Tanpa menunggu supir membukakan pintunya, Julia sudah turun dari mobil dan melangkah masuk. Dia menjumpai resepsionis di depan untuk bertanya. "Nona adakah yang bisa saya bantu?" sapa resepsionis dengan senyum ramahnya. "Aku ingin bertemu dengan pengacara Aston."
"Maaf nona, apakah sudah membuat janji?" "Belum, tapi dia pasti mau menemuiku."
Sang resepsionis menatap Julia, meneliti dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dalam hatinya mencibir Julia. "Berani-beraninya dia membual untuk bertemu pengacara Aston. Tidak semua orang bisa menemui pengacara Aston." Hanya keluarga Brasco yang bisa mendapatkan perlakuan istimewa dari pengacara Aston karena orang tua Julia adalah sahabat sejak mereka bersekolah. Tidak semua orang tau juga kalau pengacara Aston adalah pengacara pribadi keluarga Brasco.
"Apa kau yakin?" tanya Julia dingin. Dia tau arti tatapan resepsionis itu. Tatapan yang sangat meremehkan. "Sambungkan telepon,katakan ada seseorang yang ingin bertemu."
Sang resepsionis masih enggan bergerak. Dia tidak mengindahkan permintaan Julia. Bahkan dia memilih mengangkat telepon di meja nya yang baru saja berdering. Hal itu membuat Julia bosan menunggu. Julia memutuskan untuk berjalan masuk ruang kantor sendiri untuk mencari keberadaan pengacara Aston.
Menyadari Julia menghilang, resepsionis segera mengejar dan menarik tangan Julia, mencegah agar dia tidak masuk. "Nona..jangan seperti ini. Tuan Aston tidak ada di kantor. Dia sangat sibuk."
"Jika kau tak ingin aku masuk, cepat kau sambungkan teleponnya. Aku yakin kalau dia tahu kedatanganku, dia akan datang menyambutku."
Sang resepsionis mencibir dalam hati. Namun dia akhirnya menelepon tuan Aston. "Nona bisakah kau beritahu namamu?"
"Julia Brasco" sebut Julia dengan tegas. "Katakan bahwa pewaris keluarga Brasco ingin bertemu." Setelah mendengar nama itu, resepsionis tersebut tertegun. Dia menyesali dengan apa yang sudah dia lakukan tadi. Berharap tuan Aston tidak memecatnya karena melakukan kesalahan ini.
Rekomen banget buat jadi Bacaan yg menarik disimak 👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
Sampah memang harus cepat disingkirkan ketempat nya 😏