NovelToon NovelToon
Dimensi Rakaluna

Dimensi Rakaluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:924
Nilai: 5
Nama Author: Zoreyum

Seorang penjual keliling bernama Raka, yang punya jiwa petualang dan tidak takut melanggar aturan, menemukan sebuah alat kuno yang bisa membawanya ke berbagai dimensi. Tidak sengaja, ia bertemu dengan seorang putri dari dimensi sihir bernama Aluna, yang kabur dari kerajaan karena dijodohkan dengan pangeran yang tidak ia cintai.

Raka dan Aluna, dengan kepribadian yang bertolak belakang—Raka yang konyol dan selalu berpikir pendek, sementara Aluna yang cerdas namun sering gugup dalam situasi berbahaya—mulai berpetualang bersama. Mereka mencari cara untuk menghindari pengejaran dari para pemburu dimensi yang ingin menangkap mereka.

Hal tersebut membuat mereka mengalami banyak hal seperti bertemu dengan makhluk makhluk aneh dan kejadian kejadian berbahaya lainnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kerjasama Tim yang Epic

Raka berdiri terpaku, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Fluffernox kecil, makhluk yang tadinya ia anggap hanya sebagai gangguan lucu, sekarang berputar-putar di sekitar kaki Mastara, makhluk raksasa yang seharusnya sangat menakutkan. Anehnya, Mastara tampak kebingungan. Alih-alih menyerang atau mengaum dengan marah, makhluk itu justru tampak ragu-ragu, seolah-olah tidak tahu harus melakukan apa.

"Ini... tidak mungkin," gumam Raka sambil menatap makhluk itu dengan mulut terbuka. "Fluffy benar-benar membuat Mastara kebingungan."

Aluna, yang masih memegang penghalangnya dengan sihir, juga terlihat terkejut. Namun, dia tidak membiarkan rasa heran menghalangi fokusnya. "Mungkin Fluffernox lebih berguna dari yang kita kira," katanya dengan nada serius tapi sedikit geli. "Tetaplah awasi makhluk itu. Ini hanya memperlambatnya."

Raka, yang kini melihat kesempatan, segera berpikir cepat. "Oke, kalau begitu... kita harus terus mengalihkan perhatiannya, kan? Baiklah, ini saatnya Raka the Hero bertindak!" Dengan semangat yang tiba-tiba muncul, dia melompat dari tempatnya berdiri dan berlari mendekati Fluffernox, yang masih terus berputar di sekitar Mastara.

"Hei, Fluffy! Ayo kita buat pertunjukan!" teriak Raka sambil mulai melompat-lompat di sekitar Mastara, meniru gerakan Fluffernox. Dia mencoba berakting seolah-olah dia tahu apa yang sedang dia lakukan, meski dalam hatinya dia panik setengah mati. "Ayo, Mastara! Kau tak bisa menangkapku!" serunya dengan nada riang, meskipun jantungnya berdegup kencang.

Mastara menggeram pelan, matanya yang merah mengikuti gerakan Raka dengan tajam. Namun, makhluk itu tampaknya masih ragu-ragu untuk menyerang, mungkin karena kehadiran Fluffernox yang terus berlari-lari di kakinya. Setiap kali Mastara menggerakkan satu kakinya, Fluffernox akan melompat lebih cepat, seolah-olah menari di sekelilingnya.

"Aluna, apa rencanamu?" teriak Raka, mencoba tetap ceria meski jelas-jelas dia mulai kehabisan tenaga.

Aluna, yang masih fokus pada penghalang sihirnya, menarik napas dalam-dalam. "Aku hampir selesai merapal mantra yang lebih kuat. Bertahanlah sedikit lagi!"

Raka tertawa getir. "Bertahan sedikit lagi? Mudah bagimu untuk bicara... Aku sudah kehabisan gaya!"

Namun, di saat-saat genting itu, sesuatu yang tak terduga terjadi. Mastara, yang selama ini tampak ragu-ragu, tiba-tiba mengeluarkan auman keras yang menggema di seluruh desa. Suara itu begitu kuat hingga tanah di bawah kaki mereka bergetar. Fluffernox, yang tadinya berlarian penuh semangat, tiba-tiba berhenti dan menatap Mastara dengan mata terbelalak.

"Uh-oh... sepertinya dia marah," gumam Raka dengan wajah pucat.

Mastara mengangkat salah satu cakarnya yang besar, dan untuk sesaat, waktu seolah melambat. Raka bisa melihat dengan jelas bagaimana cakar itu melayang di udara, siap menghancurkan apa pun yang ada di bawahnya—termasuk Fluffernox.

Namun, tepat saat cakar itu hampir menghantam tanah, Aluna melancarkan sihirnya. Cahaya biru terang meledak dari tongkat sihirnya, menciptakan semburan energi yang menghantam Mastara tepat di dada. Makhluk raksasa itu menggeram kesakitan, terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah.

"Bagus, Aluna!" seru Raka dengan lega. "Lanjutkan! Kita hampir menang!"

Aluna mengangkat tongkatnya lagi, wajahnya berkeringat karena konsentrasi. "Aku tidak bisa melakukannya sendirian. Kita harus membuatnya kabur dari sini. Mastara tidak akan menyerah begitu saja."

Raka mengerutkan kening. "Membuatnya kabur? Bagaimana caranya? Ini monster raksasa yang tampaknya tidak kenal rasa takut."

Namun, sebelum Aluna bisa menjawab, Fluffernox yang tadinya terlihat ketakutan tiba-tiba mengeluarkan suara keras—lebih keras dari sebelumnya. Makhluk kecil itu melompat lagi ke arah Mastara, kali ini dengan lebih berani, dan menggigit ujung ekor Mastara dengan taring kecilnya.

"Apa yang dia lakukan?" Raka menatap pemandangan itu dengan bingung, tapi tidak bisa menahan tawa kecil. "Fluffy benar-benar berani!"

Mastara, yang tidak menyangka serangan dari makhluk sekecil Fluffernox, melompat ke belakang dengan kaget. Meski gigitannya kecil dan jelas tidak berbahaya, tampaknya Fluffernox telah berhasil membuat Mastara bingung dan marah pada saat yang sama.

"Terus ganggu dia, Fluffy!" seru Raka dengan semangat baru. "Buat dia lari!"

Mastara menggeram lagi, kali ini lebih kencang. Dia memutar tubuhnya dengan marah, berusaha mengguncang Fluffernox dari ekornya, tetapi makhluk kecil itu terus menggigit dengan penuh tekad. Akhirnya, setelah beberapa saat yang tampak seperti selamanya, Mastara memutuskan bahwa ini bukan pertempuran yang layak dilanjutkan.

Dengan satu gerakan cepat, Mastara melompat mundur dan berlari ke arah hutan, menghilang dalam bayangan pepohonan, meninggalkan suara derap kaki yang berat dan gemeretak ranting yang patah.

Raka dan Aluna berdiri terpaku di tempat mereka, terengah-engah setelah pertempuran yang menegangkan. Fluffernox kembali berlari ke arah Raka, mendengkur puas, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Dia... kabur," kata Raka, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. "Fluffy benar-benar membuatnya kabur."

Aluna, yang juga terlihat kelelahan, tersenyum lelah. "Ya, tampaknya begitu. Sepertinya kita berhutang pada Fluffernox."

Raka tertawa, meskipun suaranya terdengar lemah. "Aku tidak percaya kita diselamatkan oleh makhluk kecil ini. Kau tahu, aku mungkin harus menjadikannya maskot pribadi."

Fluffernox mendengkur lagi, tampak puas dengan perhatian yang diberikan padanya. Raka menunduk dan mengusap kepala makhluk kecil itu dengan penuh kasih sayang.

"Kau hebat, Fluffy. Mungkin aku harus lebih menghargai keberanianmu," katanya sambil tersenyum lebar.

Aluna tertawa kecil. "Kau juga melakukan bagianmu, Raka. Tanpa gangguanmu, aku tidak akan punya cukup waktu untuk merapal mantra."

Raka mengangkat bahu, merasa sedikit bangga. "Yah, aku kan memang ahli dalam... gangguan. Itu bakat alami."

Aluna tersenyum hangat kali ini, tatapannya penuh rasa terima. "Terima kasih, Raka. Meskipun kau sering ceroboh, aku bisa selalu mengandalkanmu saat situasi menjadi sulit."

Raka terdiam sejenak, tidak terbiasa mendapatkan pujian dari Aluna. "Ah, itu... ya, tentu saja! Aku selalu ada di sini kalau kau butuh bantuan. Kau tahu, seperti... pahlawan cadangan."

Aluna tertawa lagi, kali ini lebih lepas. "Ya, pahlawan cadangan. Aku suka istilah itu."

Mereka berdua tertawa kecil bersama, merasakan momen ringan setelah semua ketegangan yang mereka alami. Fluffernox, yang sekarang merasa bahwa pekerjaannya telah selesai, duduk di samping mereka, mendengkur pelan.

"Jadi, apa rencana kita sekarang?" tanya Raka sambil duduk di tanah, mencoba mengatur napasnya yang masih tersengal. "Kita sudah mengalahkan Mastara, tapi aku yakin kita masih belum aman."

Aluna memandang ke arah hutan dengan tatapan serius. "Kita harus pergi dari sini secepatnya. Mastara mungkin akan kembali, dan kali ini, dia tidak akan datang sendirian. Tapi setidaknya untuk malam ini, kita aman."

Raka mengangguk pelan. "Aman untuk malam ini... Yah, itu lebih baik daripada dikejar monster."

Dengan rasa lega yang perlahan mulai mengisi hati mereka, mereka kembali ke rumah Melina untuk beristirahat, sambil mempersiapkan diri untuk apa pun yang akan mereka hadapi esok hari.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!