Di saat fokus dengan masa hijrahnya, Damian kembali di hadapkan dengan masalah yang membuatnya harus menikahi gadis bercadar.
Damian Pangestu yang mempunyai masalalu yang buruk harus berada di tengah-tengah keluarga yang ahli agama.
Pernikahan yang tak terduga itu membuat rumah tangga Damian dan Adhiba bertahan walaupun harus menerjang hujan dan badai. Terlebih masa lalu Damian yang seorang pendosa muncul satu persatu.
Lalu bagaimana cara mereka menghadapinya?
•••••
"Jangan berharap lebih padaku Adhiba..Aku yang seorang pendosa sangat tidak pantas bersanding dengan wanita sepertimu" Damian Pangestu
"Aku tidak akan berharap lebih darimu, Tapi aku lah yang akan membuat pendosa sepertimu berharap agar lebih lama bersanding bersama wanita seperti ku.." Adhiba Azalea Ibrahimi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ajakan Damian
"M.. Mas..
"Hm, Kenapa?
"Mas tidak penasaran dengan wajahku?" Damian tatap wajah yang hanya menyisakan matanya saja.
"Memang boleh?
"Kenapa tidak? "Adhiba semakin memberanikan diri untuk mendekat. " Mas adalah suamiku.. Mas yang lebih berhak.." Damian menelan salivanya agak gugup. Sebelah tangannya terangkat hendak meraih kain tipis itu, Namun...
Tok tok tok..
Tangan Damian melayang di udara. Niatnya ingin membuka cadar sang istri terhenti begitu saja. Jujur sebenarnya, Damian agak kesal. Siapa sih sebenarnya yang mengganggunya.
"Sebentar ya mas.. Aku buka pintu dulu..",Damian mengangguk dan membiarkan Adhiba membuka pintu.
Ceklek
"Umma?" Adhiba sedikit terkejut melihat sang ibu berdiri di depan pintu kamarnya.
"Kau sudah mau tidur?
"Belum Umma, Adhiba hendak mau sholat malam dulu.."Jawabnya, Umma Salma mengangguk dan tersenyum. Wanita paruh baya itu memberikan sebuah bingkisan kepada sang putri.
"Apa ini Umma?
"Buka di dalam ya.. isinya adalah benda keramat pengantin baru.."Ucap Umma Salma sembari cekikikan. Adhiba menatap heran sang ibu.
"Benda keramat?
"Iya, Sudah masuk sana.. Ingat jangan tutup wajahmu di depan suamimu. Dia berhak tahu.." Adhiba mengangguk, Tanpa di beri tahu pun Adhiba sudah paham. Ia sudah menikah yang berhak melihat wajahnya selain keluarganya adalah sang suami.
Adhiba menghela nafas panjang. Jantungnya berdetak tak karuan lagi. ",Ya Allah.. Kenapa detak jantung ini semakin kencang ya..
Adhiba Berbalik badan, Ia tidak melihat Damian di kamar itu. Mungkin saja suaminya sedang berada di kamar mandi. Terbukti terdengar suara percikan air di kamar mandi tersebut.
"Ini sebenarnya apa sih? Kok Umma ngasih ini.. Jadi penasaran.."Adhiba yang merasa penasaran pun membuka bingkisan itu. Begitu terbuka, Mata Adhiba membeliak. ",Ini apa?
Di raihlah benda yang berada di dalam bingkisan itu. Sebuah lingeri berwarna hitam dengan kain menerawang. Selain itu terdapat tali spaghetti sebagai pengait di pundak. Adhiba bergidik ngeri, Pakaian macam apa ini?Batin Adhiba membuat bulu kuduknya berdiri.
"Ini apalagi?" Di letakkan lah Lingeri itu di atas tempat tidur. Gadis itu meraih sebuah parfum.
"Wangi banget..
",Sedang apa?" Adhiba terlonjak kaget mendengar suara sang suami yang tiba-tiba muncul. Dengan segera Adhiba kembali meraih lingeri tadi dan menyembunyikan benda tersebut di belakang punggungnya.
"E, Mas sudah selesai?" Tanya Adhiba dengan rasa gugup luar biasa. Adhiba takut Damian mengetahui apa yang ia pegang sejak tadi.
"Sudah..
"Yaudah mas.. Aku mau ganti baju dulu.."Adhiba hendak pergi namun Damian mencegah Adhiba dengan meraih pergelangan tangannya.
"Kau tidak lupa kan?
"Aku gak lupa kok mas..Bentar ya, Aku mau naruh ini sebentar.."Mata Damian memicing, Sebenarnya Damian penasaran dengan apa yang di ada di tangan sang istri. Tapi pria itu memilih untuk diam saja.
Selesai meletakkan bingkisan itu di dalam lemari. Adhiba kembali duduk di samping sang suami. Seperti niat awalnya, Damian penasaran ingin tahu seperti apa paras sang istri yang sebenarnya.
"Kamu sudah siap? Kamu sudah siap memperlihatkan wajahmu kepadaku.."Adhiba mengangguk mantap. Adhiba memang menyembunyikan wajahnya di hadapan orang lain tapi tidak dengan keluarganya. Sekarang ia sudah bersuami bukan? Sudah saatnya Damian tahu..
Adhiba memejamkan matanya saat tangan kekar Damian terangkat hendak membuka kain tipis penutup sebagian wajahnya itu.
"Bismillahirrohmanirrohim...
Kain itupun terbuka, Damian tertegun di tempat. Pria itu menelan salivanya menatap wajah yang sangat cantik itu. Cantik dan sangat-sangat cantik.
Mata keduanya bersirobok. Damian tak mampu berkedip. Tak ada yang kurang apapun, Sesempurna itukah istrinya. Sempurna, Sempurna dan Sempurna.
",Masha Allah..."Adhiba tersenyum. Gadis yang sudah bersuami itu meraih tangan Damian dan meletakkan telapak tangan sang suami di pipinya.
Nyeesss....
Seperti mendapatkan angin segar, Damian tak mampu menahan kebahagiaan nya. Tidak sampai disana, Adhiba juga membuka hijabnya hingga terpampang nyata surai hitam sang istri.
"Sejak usia ku sepuluh tahun, Aku sudah belajar menutup wajahku mas. Tidak ada yang tahu kecuali Daddy, Kak Rasya dan Kak Rayhan..Dan.." Adhiba menggantung ucapannya. "Pria yang menjadi suamiku.."Wajah Damian bersemu merah, Adhiba mengatakan hal itu bersamaan dengan tatapan lekatnya. Mata indah dengan bulu mata yang lentik. Hidung bangir di sertai bibir merah merona yang alami. Dan semua murni tanpa ada polesan make up. sungguh akan membuat siapapun akan terpesona.
"Terima kasih telah memperlihatkan wajah ini hanya untukku.. Dan tolong jaga juga untukku..
"Aku akan menjaganya. Hanya Mas yang boleh melihatnya...
"Sekarang lebih baik kita istirahat, Ini sudah malam.. Kau pasti lelah..."Adhiba tersenyum tipis, Mungkin saja sang suami belum siap melakukannya. Tapi tak apa..
.
.
.
Hari kembali berganti, Damian dan Adhiba masih berada di rumah itu. Setelah sarapan, Damian dan Adhiba masuk ke dalam kamarnya. Keduanya sama-sama belum memulai kegiatan karena hari ini memang hari libur atau bisa di katakan wekend.
"Kau mau ikut mas kan?
"Mau ikut kemana mas..
Damian mendekat, Pria itu tersenyum manis terhadap Sang istri.
"Aku akan mengajakmu pergi menemui orang tuaku.. Kau mau?",Adhiba terdiam?.Apa ini tidak terlalu cepat pikirnya.
"Sekarang mas?
"Iya sekarang.. Hari ini adalah hari libur, Biasanya papa dan mama ada di rumah. Bagaimana? Tapi jika kau belum siap juga tidak apa-apa..
"Oh enggak, Enggak...Adhiba mau kok.. Tapi Adhiba mau siap-siap dulu ya.."Damian mengangguk. Sebenarnya sebelum pria itu mengajak Adhiba, Damian sudah lebih dulu meminta izin kepada ayah dan ibu mertuanya. Damian ingin mengajak Adhiba pulang untuk menemui papa dan mamanya. Damian juga mengatakan bahwa Pria itu akan segera mendaftarkan pernikahannya secara resmi.
Namun pertanyaan dari Daddy Abimana sempat membuat Damian terkejut. Daddy Abimana bertanya bagaimana kalau orang tua Damian tidak setuju dengan pernikahan mereka. Tapi Damian sebagai pria yang tegas tentu saja meyakinkan kedua mertuanya bahwa pernikahan mereka pasti di restui.
Dan saat itu juga Damian membuka jati diri yang sebenarnya. Damian jujur, Bahwa Pria itu adalah seorang duda dan seorang pria pendosa yang mungkin tidak akan pantas menjadi suami dari Wanita se sholehah Adhiba.
",Aku sudah tahu..
"Hah..?
"Sebelum kau menikahi putriku.. Malamnya aku sudah mencari tahu siapa kau sebenarnya.. Dan aku percaya padamu.. Jangan minder hanya karena kau seorang pendosa.. Bagi kami selama orang itu mau bertaubat dan memperbaiki diri untuk kami tidak masalah sama sekali.. Allah saja lebih mencintai hambanya yang penuh dosa namun bertaubat daripada orang alim tapi sombong...
"Sebenarnya siapa Daddy Abimana itu.? Bagaimana bisa dia mencari tahu tentang ku dalam waktu satu malam saja.."Gumam Damian seorang diri. Jika di lihat-lihat, Ayah mertuanya itu bukanlah pria sembarangan.
"Mas ayo berangkat..
"Hah?Ohya ayo..
Sepasang suami dan istri baru itu keluar dari rumah mewah itu. Damian masuk ke dalam mobil nya yang sempat ia bawa pulang.
Tidak butuh waktu lama, Roda empat milik Damian telah sampai di kediaman Tuan Arya ayah dari Damian. pria itu mengitari mobil dan membukakan pintu untuk sang istri.
"Ayo ..
"Iya mas..
Keduanya hendak melangkah masuk, Namun siapa yang menyangka belum juga mengucap salam Damian di hadapkan dengan kedatangan seseorang yang membuat ia geram seketika.
.
.
.
TBC
so sweet bgt damian adhiba
buat syifa udh lupan Ryan jngan ngemis.apa yg di katakan Kevin ada benernya tuh
untk syifa sdh lepasin dia ga usah km cari" perhatian si ryan jgn ngerendahin diti sendiri syifa km berhak bahagia