Sesilia gadis berumur 21 tahun yang cantik dan polos. Dia di besarkan di panti asuhan karna dia yatim piatu, setelah lulus Sekolah dia memutuskan untuk bekerja dan menyewa rumah untuk ia tinggali. Dia merasa sangat bahagia karna memiliki pacar yang sangat baik dan tampan, tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama karna ternyata pacar yang selama ini dia anggap baik, ternyata malah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
*CEKLEK
"Bu, sudah siap?" kata stev memasuki ruangan.
"Iya stev,, Sebenarnya dokter belum mengizinkan ayah mu pulang. Tapi dia memaksa" kata bianca.
"Aku sudah membaik, hanya saja badan ku masih lemas" kata Eric tersenyum tipis.
"Oh ya stev, dokter menyaran kan agar kita menggunakan dokter pribadi di mansion untuk memantau keadaan ayah mu" kata Bianca.
"Baik Bu, aku akan menghubungi dokter Rico dulu. Sepertinya ia sudah pulang dari luar negri" kata Steven
"Ayah, Bagaimana perasaan mu?" kata sesilia mendekat.
Sebenarnya selama ini ia tak pernah mengobrol dengan Eric, sesilia hanya dekat dengan Bianca saja.
"Aku baik baik saja, terimakasih karna selama ini telah membantu Bianca merawat ku. Aku sangat senang" kata Eric tersenyum tipis.
"Itu tak masalah ayah, aku senang kau sudah membaik" kata sesilia.
Tak lama, Steven pun masuk ke ruangan lagi.
"Bu, Dokter Rico Akan tinggal beberapa hari/minggu sampai kondisi ayah benar benar stabil" kata Steven.
"Syukurlah" kata Bianca.
"Ayo stev, bantu ayah mu ke kursi roda. Kita pulang sekarang" kata Bianca.
"Sini Bu, biar aku yang membawa tas nya" kata sesilia mengambil tas dari tangan Bianca.
"Terimakasih sayang" kata Bianca.
Bianca dan Steven pun membantu Eric, memapah nya ke kursi roda karna tubuh nya masih sangat lemah dengan infus yang masih menempel di tangan nya.
Eric sungguh tidak suka dengan bau rumah sakit, maka dari itu ia tidak ingin di rawat.
Sesampai nya di mobil, mereka langsung melajukan mobil nya ke arah mansion.
"Apa Dr.Rico sudah menuju mansion?" tanya Bianca.
"Belum Bu, dia sedang bertemu pasien nya. Mungkin sekitar 2 jam an lagi ia akan menuju mansion, jadi kita ada waktu untuk menyiapkan kamar untuk dokter Rico" kata Steven.
"Kau benar" kata Bianca.
Sesampai nya di mansion, Steven mendorong kursi roda ayah nya, sesilia membawa tas berisi barang barang mereka, dan Bianca langsung mengawasi pelayan yang sedang menyiapkan kamar untuk dokter Rico.
"Ayah berbaringlah" kata Steven merebahkan tubuh ayah nya di kasur.
"Terimakasih stev, terimakasih sesilia maaf merepotkan kalian" kata Eric.
"Apa yang ayah katakan, aku anak mu, sudah seharusnya aku merawat mu. Jangan katakan itu, aku tak suka" kata Steven yang sibuk membenarkan posisi infus an nya.
"Hmmm baiklah baiklah" kata Eric.
*CEKLEK
Bianca masuk ke dalam kamar.
"Yasudah, aku dan sesilia keluar dulu" kata Steven melihat kedatangan sang ibu.
"ya silahkan" kata Eric tersenyum.
"Bu, aku akan masak untuk makan siang. aku akan membuat kan bubur untuk ayah" kata sesilia.
"Sesilia, bisa kah kau membuat kan ku makanan seperti mereka saja. Aku tak ingin makan bubur, aku ingin muntah walau mendengar nya saja. Seperti nya aku sangat bosan karna selama di rumah sakit aku hanya memakan bubur setiap hari" kata Eric.
"Ha...ha..ha baik lah, sesilia buat kan saja apa yang Eric minta, dia seperti orang yang sedang hamil jika wajah nya ingin muntah seperti itu" kata Bianca.
"xixixixi, baik Bu" sesilia terkekeh.
"Aku akan membantu mu" kata Steven.
"Baiklah ayo" kata sesilia.
Mereka pun pergi ke dapur, dan menyiap kan bahan bahan yang mereka perlukan.
"Ayah, aku sangat senang. Apa kau menyadari nya, semenjak ada sesilia. Steven lebih banyak berbicara, tidak seperti biasa nya" kata Bianca.
"Kau benar, dulu dia sangat tidak ingin berlama lama di mansion, kadang aku sangat merindukan nya. Bahkan kita ke apartemen nya pun tidak di izin kan. sekarang aku lebih bahagia melihat putra kita seperti ini" kata Eric.
...****************...
"Ahhhhh Rambutku!" gerutu sesilia pada dirinya sendiri. Tangan nya kotor terkena adonan. Dan ia tak bisa mengikat nya.
"Biar ku ikat kan, dimana ikat rambut mu?" kata Steven.
"Di saku celana ku" kata sesilia.
Steven pun langsung mengambil nya dari saku sesilia dan mengikat kan rambut nya.
"Sudah, maaf jika tidak rapih. Aku belum pernah mengikat rambut yang panjang seperti ini" kata Steven.
"Ha...ha..ha.. nanti kamu akan terbiasa jika kamu selalu membantu ku mengikat rambut" kata sesilia bergurau.
"Ahhh kau benar sayang, aku akan selalu mengikat rambut mu, selalu memanjakan mu, dan selalu berada di posisi mu" kata stev memeluk sesilia dari belakang dan meletakan dagu nya di bahu sesilia.
"Terimakasih stev, karna sudah menerima ku apa ada nya. Bahkan dengan latar belakang ku yang seperti ini" kata sesilia berbalik menghadap Steven.
"Aku mencintai mu" Steven langsung menci*m bibir sesilia.
Sesilia membalas.,, 2menit mereka melakukan nya. Lalu sesilia melepaskan ci*man nya.
"Sudah cukup stev, kita harus memasak. Untuk makan siang" kata sesilia.
"Baiklah, kita lanjutkan nanti malam" kata Steven yang membuat sesilia membelalakkan mata nya.
"Kau sangat imut jika seperti itu" kata Steven mencolek dagu sesilia.
*BLUSSSSSSS Wajah sesilia memerah sekarang.
"Sudah cepatlah" sesilia langsung mengalihkan pembicaraan.
mereka pun telah selesai, mereka langsung menyajikannya ke dalam piring dan menata nya di atas troli.
"Biar aku yang bawa" kata stev.
"Baiklah terimakasih" kata sesilia.
Mereka pun membawa troli berisi makanan itu menuju ke kamar Bianca dan Eric.
*TOK TOK TOK
"Masuklah" kata Bianca dari dalam kamar.
*CEKLEK
"Ayo makan bersama Bu" kata Steven mendorong troli makanan.
"Ayo" kata Bianca.
Mereka pun makan bersama sambil sesekali bercerita dan bergurau.
Setelah selesai makan, Steven dan sesilia pun langsung kembali ke kamar nya.
*TOK TOK TOK
"Masuklah" kata Bianca.
*CEKLEK
"Permisi nyonya, dokter Rico sudah ada di bawah" kata pelayan
"Baik, saya akan turun ke bawah" kata Bianca.
*TAK TAK TAK TAK
Terdengar suara dari arah tangga, dokter Rico pun menoleh.
"Selamat datang dokter, terimakasih karna anda menerima permintaan kami" kata Bianca menjabat tangan Rico.
"Tentu, aku dokter pribadi keluarga ini, aku harus siap kapan pun. Bukan begitu?" kata dokter Rico.
"Oh ya, mari saya antar ke kamar. Anda pasti ingin beristirahat terlebih dahulu" kata Bianca.
"saya harus memeriksa keadaan tuan Eric terlebih dahulu" kata dokter Rico.
"Baiklah, mari" kata Bianca yang langsung mengantar ke kamar Eric
...****************...
"ahhhhh.... To....long... Ergh.....a....aku.....sudah.....ti..ahh...dak...tahan" kata Bella.
"Maaf nona, kami tidak bisa membantah perintah tuan, apalagi ini tugas yang menyenangkan bagi kami" kata salah satu anak buah Steven.
Tak lama Bella pun tak sadar kan diri, karna sudah tidak kuat mereka melakukan 6jam tanpa berhenti.
"Si*l*n, ini berdarah" kata salah satu anak buah melihat K*lam*n Bella mengeluarkan darah.
*CEKLEK
Zeco masuk ke dalam ruangan, dan melihat Bella yang sudah tak sadarkan diri tanpa memakai busana,, Zeco juga melihat beberapa anak buah steven yang sedang memakai baju nya.
"Apa dia baru saja pingsan?" tanya Steven yang langsung duduk menyilangkan kaki nya.
"Iya tuan" jawab salah satu anak buah itu.
"Baiklah, pindah kan dia ke ranjang" kata Zeco menunjuk ranjang di pojok sana.
Karna selama melakukan permainan, Bella dan beberapa anak buah Steven di larang keras bermain di ranjang. Mereka harus melakukan nya di bawah agar Bella merasa sakit dan dingin bermain di ubin.
Mereka pun langsung memindahkan bella yang masih pingsan, dan menutupi tubuh nya dengan selimut.
Zeco pun beranjak dari tempat duduk nya, dan pergi ke perusahaan untuk mengurus pekerjaan Steven.
Di perusahaan, Zeco terkejut karna ada Jacob yang menghadang nya.
"Zeco tolong lah, beritahu dimana putri ku, ku mohon" kata jacob langsung berlutut.
"Bangun lah tuan, bahkan jika anda menangis darah sekali pun aku tidak akan memberi tahu mu" kata Zeco dingin.
"Zeco! Kau ini hanya sekretaris Steven! Kau hanya boneka nya! Berani sekali kau" kata Jacob yang langsung bangun dan menunjuk wajah Zeco.
*BRAKKKKKKK
Zeco kehilangan kesabaran ia mendorong tubuh Jacob ke pintu kaca di belakang nya.
"Pergi lah sebelum aku membunuh mu" kata Zeco menatap tajam ke arah Jacob.
"Tunggu pembalasan ku nanti, akan ku pasti kan kau dan Steven merasakan apa yang aku rasakan" kata Jacob meninggalkan Zeco.
Zeco pun langsung menelfon Steven
"Halo tuan, Jacob baru saja pergi dari perusahaan mu, dia menanya kan putri nya" kata Zeco.
"Biar kan saja, dia tidak bisa apa apa sekarang" kata Steven menutup telpon nya.
......................
"Siapa yang menelfon stev?" kata sesilia yang sedang berbaring dan menonton tv
"Zeco" kata stev sembari mendekati sesilia
"Oh ya stev, ada yang ingin aku bicarakan" kata sesilia langsung duduk.
"Bicara lah" Kata Steven, ia langsung duduk di depan sesilia.
"Apa Bella masih hidup?" tanya sesilia.
"Hmmm, masih. Kenapa?" kata Steven
"Aku merasa kasihan padanya, apa boleh kau berhenti menghukum nya? Aku wanita, saat aku melihat wanita lain merasakan sakit seperti itu. Aku membayang kan diriku jika ada di posisi nya......"
"Stop sesilia, kau bukan wanita seperti itu. Hukuman itu hanya untuk wanita yang tak punya harga diri, wanita yang mengusik hidup orang lain, wanita yang berani mencelakai keluarga orang lain" kata Steven memotong pembicaraan sesilia.
"Hmmmmm, baiklah aku tak akan membahas nya lagi. Tapi, sampai kapan kau akan membuat nya seperti itu stev?" tanya Sesilia.
"Seperti yang aku bilang, jika dia berhasil bertahan selama 40 hari. Maka aku akan membebaskan nya" jelas Steven yang langsung berbaring.
"kemari, tidur lah, jangan memikirkan hal yang tidak penting" kata Steven menepuk nepuk kasur di sebelah nya
"Hmmmm" sesilia pun langsung berbaring di sebelah Steven.
"Stev, apa kau mencintai mu?" sesilia langsung berbalik menatap Steven
"Tentu, aku sangat mencintaimu" kata Steven yang langsung berbalik menatap sesilia. Mereka berbaring berhadapan sekarang.
"Tapi tunggu, apa kamu tidak mencintai ku? aku belum pernah mendengar nya?" tanya Steven.
"A.....Apa? Mendengar apa maksud mu? sesilia kembali bertanya.
"aku tak pernah mendengar mu mengatakan kau mencintai ku, apa kau masih mencintai mantan pacar mu itu?" tanya Steven.
"Tentu tidak, bagaimana mungkin aku mencintai pria baj*Ng*n seperti itu" kata sesilia.
baru bener..dan masun akal