Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
Kedua bocah itu berdiri diambang pintu, karena melihat banyaknya orang yang tidak mereka kenal.
Keduanya memperhatikan mereka satu persatu, namun yang diperhatikan belum menyadari.
"Ma!" panggil Carla. Semua menoleh kearah suara.
Lina dan Diva langsung bangkit dan menghampiri kedua anak itu. Lina memeluk Carlos dan Diva memeluk Carla.
Carlos hanya diam mematung, biasanya ia akan berontak jika dipeluk. Bahkan dia diam saja saat Lina mencium pipinya bertubi-tubi.
"Ini Oma sayang, panggil Oma ya," pinta Lina.
Carlos tidak menjawab, ia masih terdiam terpaku. Seperti manekin hidup, Randy tersenyum melihat ekspresi Carlos yang lebih mirip putranya.
"Tidak perlu tes DNA, asli ini cucuku," kata Randy.
Arthur? Entahlah, antara senang, sedih dan terharu. Sedih? Ya, mengapa tidak dari dulu ia mengetahui semuanya?
Ada rasa penyesalan juga karena tidak langsung mencari tahu tentang kejadian tersebut.
Sebenarnya sangat mudah baginya untuk mencaritahu, namun tidak ia lakukan. Karena saat mendapati sekretaris nya tidur disampingnya, ia langsung menyimpulkan jika tidak ada orang lain lagi.
Itulah sebabnya ia tidak mencaritahu. Dan membiarkan masalah ini hingga saat ini. Sudah hampir 9 tahun kejadian itu berlalu.
Sehingga membiarkan anak nya hidup diluar sana entah baik atau tidak. Arthur menghapus airmata nya perlahan.
Entah mengapa saat melihat sang mama begitu menyayangi anak kembar itu membuat hatinya terenyuh.
"Sudah, ambil saja semuanya. Gampang kok," kata Austin menepuk pundak kakaknya.
"Ini siapa adek, siapa kakak?" tanya Diva setelah melepaskan pelukannya.
"Carla kakak karena lahir lebih dulu, setelah 15 menit baru lahir Carlos," jawab Carlina menjelaskan.
"Jadi kalian Mr dan Miss C itu?" tanya Ram hanya ingin memastikan. Sebenarnya mereka sudah curiga, namun pengakuan dari mereka lebih afdol.
Keduanya mengangguk, karena nama tersebut sudah terkenal di dunia. Bahkan dalam pertandingan hacker dua tahun berturut-turut pemenang nya adalah mereka.
"Kalian memang keturunan keluarga Henderson," ucap Darmendra yang langsung menggendong Carlos.
Randy yang merasa iri pun menggendong Carla. Carlina tersenyum melihat anaknya diperlukan dengan baik.
Namun tidak dipungkiri ia meneteskan airmata nya tanda haru karena bahagia. Akhirnya keduanya menemukan ayah kandung mereka.
"Panggil aku papa," ucap Arthur mengambil alih Carlos dari Darmendra.
Carlos langsung merangkul leher Arthur saat dalam gendongannya. Mungkin karena naluri dan ikatan darah sangat kuat.
Sehingga mereka dengan mudah akrab dan saling menerima. Kemudian Arthur melepaskan Carlos dan menggendong Carla.
"Begini rasanya punya anak?" batin Arthur.
"Akhirnya kami menemukan papa," ucap Carla.
Arthur kemudian menurunkan Carla, lalu merangkul kedua anaknya. "Papa ingin menikahi mama kalian, apa kalian setuju?"
Keduanya mengangguk lalu kembali memeluk papanya. Arthur tidak tahu mengekspresikan perasaan saat ini.
Haruskah ia bersyukur atas kejadian malam itu? Yang jelas kejadian itu membawa hikmah yang tidak ia ketahui.
"Apa kamu tidak lihat betapa bahagianya anak-anak mu, apa kamu masih menolak untuk menikah?" tanya Nina.
"Aku tidak tahu, tapi melihat kebahagiaan mereka, aku tidak boleh egois. Tapi setidaknya harus ada pendekatan untuk menyelami hati masing-masing," jawab Carlina.
"Itu hak kalian, lagipula kamu tidak pernah dekat dengan pria," kata Nina.
"Kamu sendiri apa kabar? Sok-sokan ngatain orang. Tuh ganteng juga cowok itu." Bisik Carlina.
"Mana mungkin dia mau, aku jelek begini."
"Nona, mau masak banyak kah?" tanya pelayan.
"Tidak usah, kita pesan makanan saja. Kita makan ramai-ramai," jawab Lina.
Pelayan memandang Nina seakan meminta penjelasan. Namun Nina meminta nya agar tidak usah masak.
Lina langsung menelpon ke restoran milik Aleta. Dan meminta di antar makanan dalam jumlah banyak, sekalian untuk pelayan juga.
"Sayang sudah sore, sebaiknya kalian mandi dulu," titah Carlina.
Mereka memang patuh pada mamanya, jadi mereka langsung pamit untuk mandi. Lina kembali mendekati Carlina.
Lina sangat berterima kasih, karena Carlina tidak menggugurkan kandungan waktu itu. Sebenarnya Carlina juga tidak tega, mereka hadir tanpa disengaja.
Jika sampai dibunuh alangkah kejamnya, apalagi sampai dua nyawa. Carlina tersenyum. "Aku tidak sekejam itu Tante."
"Panggil mama, biasakan dari sekarang, agar nanti tidak kikuk," kata Lina. Carlina hanya mengangguk.
Kurir pengantar makanan sudah datang dengan menggunakan mobil, karena pesanannya banyak.
Mereka berkumpul untuk makan bersama, Lina selalu ingin dekat dengan kedua cucunya, hingga saat ingin makan pun duduk nya tidak mau jauh.
"Kalian tidak sekolah?" tanya Lina.
Carla dan Carlos menggeleng. "Kata mama harus menunggu surat pindah dari negara A. Opa yang akan urus disana," jawab Carla.
"Sudah didaftarkan?" tanya Diva.
"Belum, tunggu surat pindah ada, baru didaftarkan," jawab Carlina.
Setelah selesai makan, merekapun pamit. Lina sebenarnya berat ingin berpisah dari kedua cucunya.
Ingin rasanya ia membawa mereka malam itu juga. Namun Carlina menolak, karena mereka belum ada ikatan resmi.
Hanya mengandalkan anak saja itu belum cukup. Jadi mereka akan mengurus pernikahan ini secepatnya. Ya meskipun hanya ijab kabul saja.
"Oma pulang dulu, nanti baru bawa kalian ke rumah Oma," kata Lina.
Carla dan Carlos mengangguk. Kemudian Lina kembali memeluk mereka. Baru mempunyai cucu begitu membahagiakan rasanya.
Sayangnya tidak dapat menyaksikan pertumbuhan mereka sejak bayi. Namun Carlina mengirimkan foto mereka dari sejak bayi.
Arthur tersenyum saat melihat bayi mungilnya. Apalagi saat iklan Pampers itu. Yang membanggakan adalah, masih bayi saja sudah bisa menghasilkan uang.
Sebenarnya banyak yang ingin ditanyakan oleh Lina dan Randy, namun waktu nya sangat singkat.
Carlina menceritakan jika awalnya dia tidak tahu jika kedua anaknya bisa meretas. Namun setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, Carlina sangat kaget.
Padahal mereka hanya diajarkan bermain ponsel, kemudian mereka bermain komputer. setelah setahun barulah Carlina tahu jika anak nya bisa meretas.
Rumah mereka kembali sepi setelah keluarga Henderson pulang. Carla dan Carlos pun kembali kekamar nya.
"Boleh mama masuk?" tanyanya.
Carla dan Carlos hanya mengangguk. Carlos sedang bermain laptop. Yang ternyata sedang membuka perusahaan kakeknya yang ia bekukan keuangan nya.
Meskipun di buka, perusahaan itu tetap diambang kebangkrutan, karena para investor sudah menarik investasi mereka.
Jadi Julian harus mencari cara untuk memulihkan kondisi perusahaan nya agar bisa kembali bangkit.
"Apa kalian bahagia sudah bertemu keluarga papa kalian?" tanya Carlina.
Keduanya lagi-lagi mengangguk. Carlina melihat layar laptop Carlos ternyata sedang membuka blokiran perusahaan papanya.
"Mengapa kalian tiba-tiba menjadi bisu?"
"Tidak ada apa-apa yang ingin di bicarakan," jawab Carlos.
"Baiklah, kalau begitu mama keluar saja, jangan tidur terlalu larut malam," pesan Carlina. Keduanya kembali mengangguk.
"Dek, mengapa kamu buka blokiran nya? Bukan kita ingin memberi kakek pelajaran?"
"Aku tidak tega kak, setelah ku pikir-pikir, kasihan dengan karyawan yang tidak tahu-menahu menjadi korban. Tapi jika kakek tidak berubah, maka akan ku buat benar-benar bangkrut."
Carla tidak menjawab, biar bagaimanapun apa yang dikatakan adiknya ada benarnya.
Yg aq nyaho mh kreker rasa keju 😁😁😁