Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Kesulitan menghadapi Direktur Eksekutif dari Prancis
Sementara itu di lantai 3, saat ini Christian juga selesai mandi, pria itu berganti pakaian dan menemui asistennya yang merupakan seorang pria yang seumuran dengannya.
"Apa direktur eksekutif dari Prancis sudah memberi balasan pada tawaran kerjasama Kita?" Tanya Christian Seraya duduk di sofa.
"Ya, dia bilang kita bisa membahasnya besok pagi Sebelum turun dari kapal. Tetapi dia meminta agar istri an,,, maksud saya Nona Kirana juga ikut dalam pertemuan itu," ucap sang asisten membuat Christian menyipitkan matanya.
"Apa kau merasa perempuan itu benar-benar berubah?" Tanya Christian.
"Maksud anda nona Kirana?" Tanya sang asisten dijawab anggukan pelan Christian.
"Ya, Saya rasa dia sedikit berubah. Dia juga sudah tidak menggunakan pakaian-pakaian ketinggalan zaman yang ia bawa dari kampungnya. Selain itu, ternyata selama ini dia menyembunyikan bakatnya dengan sangat rapi. Saya pikir dia sengaja melakukannya untuk mengetes keluarga kita dan ternyata dia berhasil!" Kata Sang asisten Sambil tertawa kecil memikirkan bagaimana Kirana telah menipu semua orang dengan berpura-pura bodoh.
Dia tidak memiliki dendam ataupun pada perempuan itu, jadi dia cukup berpikir positif pada perempuan itu meski seringkali dia juga agak kesal karena terlalu bodohnya perempuan itu sehingga mendapat banyak cacian bahkan dari para pelayan dengan pangkat paling rendah di keluarga Mataram.
"Jadi menurutmu selama ini dia berpura-pura bodoh? Apa yang dia cari di sana?" Ucap Christian yang Tak habis pikir dengan pikiran asistennya.
"Entahlah, mungkin dia ingin mengetahui bagaimana keluarga Mataram sebenarnya. Apakah saya harus memberitahunya untuk mengikuti pertemuan anda dengan direktur eksekutif?" Tanya sang asisten.
"Kenapa dia harus ikut? Aku bisa mengatasinya sendiri," kata Christian yang tidak ingin mempertaruhkan keberuntungannya pada seorang perempuan.
"Baik, kalau begitu saya permisi, selamat beristirahat," ucap sang asisten sebelum dia keluar dari kamar Christian.
Meski Christian berkata seperti itu, tetapi sang asisten tetap berjaga-jaga, 'aku harus tetap mempersiapkan Kirana, jangan sampai dia berubah pikiran di pagi hari dan membuatku kerepotan,' ucap sang asisten segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi kepala pelayan yang ikut bersama mereka dalam kapal tersebut.
Drrtt... Drrtt... Drrtt...
"Ya, Tuan," jawab kepala pelayan dari seberang telepon.
"Datang ke kamarku sekarang juga!" Perintah sang asisten sebelum dia kembali ke kamarnya.
Pria itu menunggu selama beberapa saat sebelum mendapati kepala pelayan berlari menghampirinya.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya kepala Pelayan.
"Antarkan aku ke kamar Nona Kirana," ucap sang asisten membuat kepala pelayan tersentak kaget.
"Ka,, kamar Nona Kirana? Tapi kenapa?" Ucap kepala pelayan dengan gugup, dia cemas Dia mungkin akan mendapat masalah kalau asisten Christian mengetahui di mana dia menempatkan perempuan itu.
"Apakah aku harus menjelaskannya padamu?" Tanya asisten Christian dengan dingin membuat sang kepala pelayan dengan spontan menggelengkan kepalanya.
"Tentu saja, tapi,,,"
"Cepat tunjukkan jalannya!" Perintah sang asisten membuat kepala pelayan menggertakkan giginya sambil berjalan ke arah lift.
'Apa yang harus kulakukan sekarang?' gerutu kepala pelayan dalam hati yang mulai keringat dingin.
Pria itu dengan cepat mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mengirim pesan singkat pada pelayan yang bertugas mengawasi Kirana.
"Bertukar kamar lah dengan Kirana sekarang! Asisten tuan muda dalam perjalanan menuju kamar Kirana!" Tulis kepala pelayan pada pesan itu.
Pelayan yang masih menggedor-degedor pintu kamar Kirana langsung mengambil ponselnya begitu merasakan getaran pada ponselnya dan perempuan itu melototkan matanya saat melihat pesan yang masuk dari kepala pelayan.
"Sial!!" Geram sang pelayan kembali menggedor-gedor pintu kamar Kirana dengan lebih keras.
"Buka pintunya!" Teriak sang pelayan tetap diabaikan oleh Kirana yang sudah tertidur pulas.
Berapa kali pun pelayan itu menggedor pintu, tetapi tidak ada jawaban hingga membuatnya dengan cepat berlari ke arah lift dan naik ke lantai 2.
Dia pun berlari ke arah pintu kamar Kirana dan mendapati sang kepala pelayan bersama asisten Christian telah berjalan ke arahnya.
"Maaf sekali Tetapi Nona Kirana telah tidur sejak 1 jam yang lalu," ucap sang pelayan.
"Benarkah? Bukan kah dokter mengatakan kalau dia mengalami insomnia?" Tanya asisten Christian sambil melihat jam tangannya di mana saat itu waktu masih menunjukkan pukul 10 malam.
Tidak mungkin seorang penderita insomnia sudah tidur di waktu seperti itu.
"Y,, ya, dia mengkonsumsi obat tidur," jawab sang pelayan dengan sedikit gugup.
"Baiklah, besok pagi aku akan menemuinya lagi," kata sang asisten sebelum dia berbalik pergi dari sana meninggalkan kepala pelayan yang kini menatap tajam ke bawahannya.
"Apa yang terjadi?" Tanya kepala pelayan.
"Aku juga bingung. Perempuan itu tiba-tiba saja bersikap aneh dan tidak mau lagi mendengarkan kata-kataku! Aku bahkan menyuruhnya untuk pindah ke kamar yang lebih baik, tapi dia mengabaikan aku dan malah mengunci pintu kamarnya!" Tegas Sang pelayan.
"Apa?! Kenapa tiba-tiba?" Ucap kepala pelayan merasa begitu heran.
"Aku juga tidak tahu, tapi dia benar-benar berbeda dari biasanya, Bahkan aku merasa dia jauh lebih menakutkan dari nona Luna," ucap sang pelayan membuat kepala pelayan mengerutkan keningnya.
"Kau ini bicara sembarangan, istirahatlah dan pastikan besok pagi perempuan itu sudah pindah ke kamar ini!" Perintah kepala pelayan sebelum dia berbalik pergi meninggalkan tempat itu.
Malam itu berlalu dengan tidak tenang bagi sang pelayan karena dia terus dimarahi oleh Luna sampai pada pagi hari.
Sementara itu, sang asisten di pagi hari juga sibuk menyiapkan seluruh hal yang diperlukan untuk beberapa pertemuan bisnis Christian hari itu dan pertemuan bisnis Christian yang pertama adalah dengan direktur eksekutif dari Prancis.
"Semuanya sudah siap?" Tanya Christian saat dia sedang dibantu memakai jasnya.
"Anda tidak perlu khawatir, saya sudah menyiapkan semuanya sesuai dengan Anda," ucap sang asisten membuat Christian merasa puas dan segera berjalan pergi.
Mereka pun segera tiba di ruang pertemuan yang mana saat itu direktur eksekutif sudah menunggu di sana, Padahal dia terkenal sebagai perempuan yang suka terlambat di acara pertemuan bisnis dan memiliki banyak kemauan yang sulit ditangani.
"Apakah anda sudah menunggu lama?" Ucap Christian pada perempuan berambut blonde di hadapannya.
"Jangan khawatir, aku sangat bersemangat pagi hari ini untuk bertemu denganmu dan istrimu, jadi aku bangun pagi-pagi sekali dan tidak sabar menunggu di sini. Tapi di mana istrimu?" Tanya sang perempuan.
Christian menahan nafasnya lalu menoleh ke arah asistennya.
"Nyonya muda mengalami flu di pagi hari ini, jadi dia masih sementara beristirahat," kata Sang asisten yang sudah dari tadi berusaha menghubungi kepala pelayan untuk membawa Kirana ke harapannya, tetapi kepala pelayan terlalu banyak alasan.
"Sayang sekali, dia pasti sangat menderita, kalau begitu aku rasa pertemuan hari ini tidak perlu kita lanjutkan. Aku akan menemuimu untuk membahas kontrak kerjasama saat Kirana sudah memiliki waktu," ucap sang perempuan mengejutkan Christian dan asistennya.
Christian langsung berkata, "Apa maksud anda? Bukankah kerjasama kita tetap bisa berjalan kalau istri saya--"
"Kau benar," direktur eksekutif menyela ucapan Christian, "tapi aku memutuskan untuk bekerjasama dengan kalian karena istrimu," ucap sang direktur eksekutif Seraya berdiri lalu berjalan pergi dari ruangan itu.
Melihat perempuan berambut blonde itu tidak memberinya kesempatan, maka Christian langsung berbalik menatap asistennya, "antarkan aku ke hadapan perempuan itu!" Perintah Christian.
Atooo anak buahnya si Yuwen?
Btw jangan2 itu anak asisten kan dah lama nikah ga bs hamil…