NovelToon NovelToon
Seketaris Sang Pemuas

Seketaris Sang Pemuas

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: rafi M M

Dalam perjalanan cinta yang penuh hasrat, kebingungan, dan tantangan ini, Adara harus menentukan apakah dia akan terus bertahan sebagai "sekretaris sang pemuas" atau memperjuangkan harga dirinya dan hubungan yang bermakna. Di sisi lain, Arga harus menghadapi masa lalunya dan memutuskan apakah ia siap untuk membuka hatinya sepenuhnya sebelum semuanya terlambat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafi M M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Gosip di Kantor

Pagi itu, suasana kantor terasa berbeda bagi Adara. Setelah beberapa hari penuh pekerjaan yang melelahkan, ia berharap bisa menikmati pagi yang tenang dengan secangkir kopi di meja kerjanya sebelum Arga tiba. Namun, sebelum sempat menghidupkan komputer, beberapa tatapan dari rekan-rekan sekantornya terasa menusuk. Bisikan-bisikan pelan mengiringi langkahnya menuju meja, dan ia merasa tak nyaman, seakan ada yang salah.

"Ada yang aneh hari ini," pikir Adara sambil melirik ke arah beberapa karyawan yang membicarakannya di pojokan. Mereka langsung mengalihkan pandangan begitu sadar bahwa Adara sedang memperhatikan mereka.

Setelah duduk, ia mencoba mengabaikan perasaan itu, membuka e-mail, dan mulai mempersiapkan jadwal untuk Arga hari itu. Namun, bisikan-bisikan tadi masih terus terngiang di telinganya. Adara berusaha fokus, tapi pikirannya tetap berputar-putar memikirkan apa yang sebenarnya sedang dibicarakan orang-orang di sekitarnya.

Beberapa menit kemudian, Lita, seorang rekan kerja yang duduk tak jauh dari mejanya, datang menghampiri. "Hei, Dara. Gimana kabar pagi ini?" tanya Lita sambil menyeringai, seakan menyimpan sesuatu di balik senyumnya.

"Kabar baik, seperti biasa. Kenapa memangnya?" jawab Adara sambil mencoba tersenyum, meski ia masih merasa aneh dengan tatapan Lita yang agak mencurigakan.

"Ah, nggak apa-apa. Kamu lagi sibuk ya? Aku cuma mau ngajak ngobrol sebentar aja," kata Lita, lalu duduk di meja Adara tanpa diundang. Lita memang terkenal sebagai orang yang suka menyebarkan cerita-cerita di kantor, sering kali tentang hal-hal yang tak begitu penting, tapi selalu menarik perhatian.

"Ya, hari ini memang agak sibuk. Banyak yang harus disiapkan buat meeting Pak Arga nanti siang," jawab Adara berusaha terdengar biasa saja.

Lita mengangguk-angguk, lalu berkata dengan suara yang lebih pelan, "Eh, aku denger-denger nih, kamu sering bareng Pak Arga akhir-akhir ini. Apa bener?"

Adara terkesiap mendengar pertanyaan itu. Ia mencoba mempertahankan sikap tenang, meski hatinya mulai berdebar. "Ya, kan itu memang bagian dari pekerjaan aku, Lita. Aku kan sekretaris pribadinya, jadi wajar kalau sering bareng untuk urusan kantor."

Lita tersenyum kecil, seakan tak percaya. "Oh, gitu ya? Tapi banyak yang bilang kalian kelihatan deket banget, lho. Apalagi waktu kalian ke luar kota minggu lalu."

Adara menarik napas dalam, berusaha tetap tenang. "Itu kan kunjungan bisnis, Lita. Ada beberapa meeting penting yang harus kami hadiri. Dan aku hanya menjalankan tugas, nggak lebih."

Namun, dalam hati, Adara tak bisa menahan rasa kesal. Memang benar ia dan Arga sempat melakukan perjalanan bisnis ke luar kota, tapi perjalanan itu benar-benar profesional. Sayangnya, ia tahu bahwa di lingkungan kantor, apa pun bisa menjadi bahan gosip jika melibatkan seorang bos tampan seperti Arga dan seorang sekretaris yang sering terlihat bersamanya.

Lita terlihat masih ingin menggali lebih dalam. "Ya, aku sih percaya kamu, Dara. Tapi kamu tahu kan, orang-orang di sini nggak semua berpikiran begitu. Mereka suka lihat kalian berdua terlihat cocok. Hati-hati aja, nanti malah ada yang salah paham."

Setelah mengatakan itu, Lita akhirnya meninggalkan meja Adara dengan senyum penuh arti. Begitu Lita pergi, Adara merasa campuran emosi mengaduk dirinya: kesal, bingung, dan sedikit khawatir. Gosip di kantor mungkin bukan hal baru baginya, tapi kali ini terasa berbeda karena melibatkan dirinya dan Arga.

Adara mencoba kembali fokus pada pekerjaannya, namun pikirannya terusik. Ia tak menyangka bahwa perhatian orang-orang di kantor begitu besar padanya dan Arga. Meski ia merasa tak ada yang perlu disembunyikan, bayangan bahwa gosip tersebut bisa menyebar luas membuatnya tidak nyaman. Bagaimana jika Arga mendengar semua ini? Bagaimana jika hal ini mempengaruhi pandangan Arga terhadapnya?

Siang harinya, saat Adara sedang menyiapkan dokumen untuk rapat, Arga datang menghampirinya. Tatapan tajam pria itu menelusuri meja Adara yang dipenuhi kertas-kertas. "Adara, ada yang ingin aku bicarakan sebentar."

Jantung Adara berdebar. Apa mungkin Arga sudah mendengar tentang gosip ini? Dengan jantung berdebar, ia mengikuti Arga menuju ruang kerjanya.

Begitu pintu tertutup, Arga menyilakan Adara duduk. "Aku dengar ada beberapa rumor yang beredar di kantor. Apakah kamu mendengarnya juga?"

Adara terdiam sesaat, lalu mengangguk perlahan. "Ya, saya dengar, Pak. Saya juga baru tahu hari ini bahwa ada gosip tentang... kita."

Arga menatapnya serius, seakan menimbang-nimbang sesuatu sebelum berbicara. "Ini adalah konsekuensi yang kadang harus kita hadapi dalam pekerjaan ini. Kadang, karena kita sering terlihat bersama dalam urusan pekerjaan, orang-orang menyalahartikan hubungan kita."

Adara merasa beban di hatinya sedikit terangkat. Setidaknya, Arga juga mengerti bahwa hubungan mereka murni profesional. "Saya mohon maaf, Pak, jika ini membuat Anda merasa tidak nyaman. Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai sekretaris pribadi Anda."

Arga mengangguk dan tersenyum tipis. "Tidak perlu minta maaf, Adara. Kamu tidak salah apa-apa. Ini bukan pertama kalinya orang-orang menggosipkan saya dengan sekretaris saya. Hanya saja, saya tidak ingin ini mempengaruhi kinerja kita berdua."

Adara merasa lega, namun sedikit penasaran dengan cerita Arga. "Pak, apa yang biasanya Anda lakukan dalam situasi seperti ini?"

Arga memandangnya sejenak, lalu menjawab, "Biasanya, saya biarkan saja. Orang akan terus berbicara, dan kita tidak bisa mengontrol apa yang mereka pikirkan atau katakan. Yang terpenting adalah kita menjalankan pekerjaan kita dengan baik dan profesional."

Namun, sebelum percakapan itu selesai, Arga menambahkan sesuatu yang membuat jantung Adara berdebar lagi. "Tapi jika kamu merasa terganggu atau tidak nyaman dengan semua ini, Adara, beritahu saya. Saya akan lakukan sesuatu untuk mengatasinya."

Adara terkejut dengan perhatian Arga. "Terima kasih, Pak. Saya akan tetap fokus pada pekerjaan saya, seperti yang Anda katakan."

Dengan perasaan lebih lega, Adara meninggalkan ruangan Arga dan kembali ke mejanya. Ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan gosip tersebut, sesuai saran Arga. Namun, di dalam hatinya, ada secercah rasa senang karena perhatian yang Arga tunjukkan. Meski hanya ucapan sederhana, kata-kata Arga mampu memberinya ketenangan di tengah hiruk-pikuk gosip kantor.

Namun, Adara tak menyadari bahwa percakapan mereka tak sepenuhnya luput dari perhatian orang lain. Dari kejauhan, Lita tampak memperhatikan saat Adara keluar dari ruang kerja Arga dengan wajah sedikit tersenyum. Dengan cepat, ia beranjak menuju meja temannya dan mulai berbisik, menghidupkan kembali gosip yang baru saja hampir mereda.

Sore itu, saat pulang dari kantor, Adara merenung panjang. Ia tahu bahwa selamanya ia tidak akan bisa sepenuhnya menghindari pandangan orang lain, apalagi ketika bekerja dekat dengan Arga. Ia bisa saja menjadi bahan pembicaraan, bahkan dijadikan sasaran spekulasi yang tak berujung.

Namun, satu hal yang Adara yakini adalah pentingnya sikap profesional. Tidak peduli seberapa banyak orang bergosip, yang terpenting adalah bagaimana ia menjaga integritasnya sendiri. Meski ada banyak spekulasi dan cerita yang mungkin tak pernah berhenti, Adara bertekad untuk fokus pada pekerjaannya dan mempertahankan sikap profesional yang ia bangun dengan susah payah.

Gosip di kantor mungkin tak akan pernah hilang, tapi ia bisa memilih bagaimana menghadapinya. Dengan pemikiran itu, Adara melangkah pulang, merasa sedikit lebih kuat menghadapi hari-hari ke depan.

1
zizi 😉
Luar biasa
Rafi M Muflih: makasih 😁
total 1 replies
Rajemiati S.Pd.I
lanjutannya.mana
Rafi M Muflih: kemungkinan besok ka, sekarang lagi buat dulu bab nya
total 1 replies
Scorpio Hidden
Semangat terus ka ❤️ jangan lupa mampir yah 🤭
Rafi M Muflih: baik ka
total 1 replies
Rina haryani
update lagi dong
Rina haryani
awalan yang bagus
Rina haryani
sangat menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!