Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Rachel nampak terperangah ketika melihat bagaimana luasnya kamar Maxime, hampir sebanding dengan luas rumahnya. Sampai gadis itu terus menganga memperhatikan kamarnya Maxime. Dengan fasilitas AC, kulkas, televisi, sofa, lemari yang berukuran besar, dan sebuah kamar mandi di dalamnya.
Maxime hanya membuang nafas ketika tidak sengaja memperhatikan Rachel yang nampak menganga memandangi setiap sudut kamarnya. "Tutup mulutmu, nanti nyamuk masuk!"
Rachel langsung mingkem, kemudian dia menghela nafas, mungkin karena sangat kesal kepada Maxime yang masih saja berbicara kepadanya dengan nada ketus. "Bukannya kita sudah menikah? Seharusnya om bisa bersikap sedikit manis padaku!"
Maxime tersenyum smirk. "Hanya sementara. Setelah omaku sembuh, kita akan berpisah. Paling lama pernikahan kita hanya enam bulan."
Rachel membulatkan matanya, "Oma sakit?"
"Iya, jika bukan karena Oma. Aku tidak akan pernah mau menikah dengan bocah sepertimu." Ucap Maxime dengan nada ketus.
Rachel tidak mau kalah. Dia membalas perkataan pria itu sambil mendekatkan jaraknya kepada Maxime, "Siapa juga yang ingin menikah dengan om-om sepertimu? Bukannya om sendiri yang sudah menculik aku dan memaksa aku untuk menikah?"
Melihat Rachel yang terlihat sangat mungil, tinggi badan gadis itu hanya sedadanya saja, membuat Maxime berusaha untuk menahan tawa. Mungkin Rachel sedang berusaha untuk tidak terlihat lemah di depan Maxime, sehingga Rachel tak mau kalah. Rachel pikir mungkin dia saat ini sedang memasang mode macan betina yang siap melawan seekor singa, tapi di mata Maxime Rachel terlihat seperti seperti kucing angora.
Kemudian Maxime menyetil kening gadis itu, "Aku tidak ingin berdebat dengan bocah seperti kamu. Lebih baik kamu segera berganti pakaian. Kamu sangat jelek memakai pakaian seperti itu!"
Rachel mengusap-usap keningnya yang disentil oleh Maxime, dia memandangi pria dewasa itu dengan tatapan penuh rasa kesal. Mengapa pria itu sering sekali menyentil keningnya, kadang menonyor kepalanya. Tapi yang sangat dia tidak terima ketika Maxime selalu mengatakan bahwa dirinya jelek.
"Ya udah aku akan berganti pakaian, dan mandi sekalian. Kalau begitu cepat om keluar dari kamar ini!" Rachel meminta Maxime untuk keluar dari kamar.
"Kamu mengusirku?" Maxime tidak terima diusir oleh Rachel dari kamarnya sendiri.
"Terus om mau apa? Masa mau lihat aku telanjang, kalau om tiba-tiba khilaf dan ngapain-ngapain aku gimana?" Tanya Rachel dengan polosnya.
Maxime menelan saliva dengan bersusah payah ketika mendengar perkataan Rachel. Mengapa gadis itu sangat polos sekali?
Maxime baru menyadari karena wanita yang dia nikahi adalah seorang bocah. Maxime pun menonyor kepala Rachel, "Jangan terlalu percaya diri. Di mataku kamu sama sekali tidak menarik."
Sungguh Rachel sangat kesal sekali dengan perlakuan pria itu. Mengapa di dunia ini ada makhluk yang sangat menyebalkan seperti Maxime Keano. "Baguslah kalau tidak tertarik. Jadi selama kita menikah, aku akan aman. Anggap saja kita hanya teman satu kamar. Iya kan, Om?"
Maxime hanya menggelengkan kepalanya, dia memilih segera keluar dari kamar. Tidak ingin berbicara lama-lama dengan Rachel, sangat membuat kepalanya pusing.
"Satu jam lagi aku akan kembali. Aku gak mau tahu pokoknya kamu harus selesai mandi." Maxime berkata seperti itu sambil keluar dari kamar. Kemudian dia menutup pintu.
Pria itupun mengacak-acak rambutnya sendiri, mungkin karena dia sangat jengkel dengan tingkahnya Rachel. Dia tidak tahu apakah dia sanggup hidup bersama dengan bocah selama 6 bulan?
Dasar kura-kura jantan, pura-pura sok bertahan dari godaan ngga taunya ketagihan 😂😂...
Monggo- monggo makan sepuasnya, mau mulai dari yamg mana dulu. Icip-icip hidangan pembuka 😂 atau langsung ke menu utama 🙈...
Lain kali tolong kondisikan itu mulut, biar kagak gatal buat bikin janji takutnyaa nanti diingkari 😂. Lagian ada bunga mekar wangi nan indah di depan mata mau dianggurin /Facepalm/. Rugi dong 😂... Malah dapat puyengnya kan..