NovelToon NovelToon
I Love You, Pembantu Cantikku

I Love You, Pembantu Cantikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Nikahmuda / Keluarga / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: MomoCancer

Anna seorang gadis desa yang memiliki paras cantik. Demi membayar hutang orang tuanya Anna pergi bekerja menjadi asisten rumah tangga di satu keluarga besar.

Namun ia merasa uang yang ia kumpulkan masih belum cukup, akan tetapi waktu yang sudah ditentukan sudah jatuh tempo hingga ia menyerah dan memutuskan untuk menerima pinangan dari sang rentenir.

Dikarenakan ulah juragan rentenir itu, ia sendiri pun gagal untuk menikahi Anna.

"Aku terima nikah dan kawinnya...." terucap janji suci dari Damar yang akhirnya menikahi Anna.

Damar dan Anna pada hari itu di sah kan sebagai suami dan istri, Namun pada suatu hari hal yang tidak di inginkan pun terjadi.

Apa yang terjadi kelanjutan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Bisakah aku mengumpulkan uang 100 juta dalam jangka tiga bulan apalagi bunga yang di berikan juragan lintah darat itu cukup besar. Apa aku menyerahkan diri saja untuk dinikahi laki-laki hidung belang itu tapi jangan kan menikahinya mendengar namanya saja sudah membuatku merinding ngeri.

Apa yang akan dipikirkan Imran nantinya jika dia tahu bapaknya juga menginginkanku untuk menjadi istri ke tiganya. Memikirkan nya membuat ku semakin tidak Sudi untuk di peristri laki-laki seperti dia.

"Pak, Bu."

"Iya, nduk. Belum tidur, nduk?"sahut bapak.

"Anna gak bisa tidur, pak Bu."

"Kamu memikirkan ucapan juragan Anton?"tebak ibu yang sudah tahu isi kepalaku. Aku pun mengangguk pelan karena memang itu yang saat ini memenuhi otakku.

"Nduk, jangan paksakan diri kamu untuk menuruti juragan biarkan urusan juragan Anton menjadi urusan ibu sama bapak. Perjalanan kamu masih panjang, nduk. Bapak sama ibu tidak mau, tidak rela melihat anak semata wayang kami menjadi istri lintah darat itu. Pergilah nduk kejarlah mimpi kamu untuk menjadi orang sukses, besok teman bapak akan datang buat jemput kamu."ucap bapak.

Aku hanya bisa terdiam tanpa bicara apapun lagi mengenai hal juragan jika bapak dan ibu sudah memutuskan maka, aku harus berhasil dan sukses demi ibu sama bapak.

"Jangan cemas, nduk. Kamu percayakan saja sama bapak." Ibu membelai rambutku penuh kelembutan. " Ya udah Bu, Anna akan dengerin ibu sama bapak doain Anna supaya Anna berhasil dan segera melunasi hutang sama juragan Anton." Pintaku pada ibu.

Hari semakin larut semua orang sudah mulai terlelap saat ini hanya terdengar beberapa orang yang masih terjaga di sekitar luar yang sedang menjalani jadwal ronda malam ini.

Sementara aku masih belum bisa memejamkan mataku, bahkan ucapan juragan Anton masih terngiang di telinga jika aku tidak bisa melunasi hutang ini maka siap tidak siap aku harus menjadi istri ketiga si lintah darat itu.

"Ya Allah, tolong bantu keluargaku ini."batinku.

Tidak terasa hari sudah pagi segera aku bersiap seusai melaksanakan ibadah subuh, segera kuambil satu persatu pakaian yang ku punya kedalam tas juga beberapa keperluan lainya yang mungkin saja akan di butuhkan.

Beberapa cemilan ibu masukan kedalam tas, agar disana tidak perlu membeli lagi makanan. Namanya kota harga barang maupun makanan tidak akan sama sebagaimana di kampung.

Sejenak aku tertegun melihat makanan yang di masukan ibu nyaris aku kesulitan untuk menelan Saliva. "Bu apa cemilannya gak kebanyakan? Anna kan bukan mau piknik." Protesku sembari kulihat isi tas yang cukup mengembul penuh.

"Hahaha ... Ibu Bu tidak mau kalo kamu kelaparan dijalan, nduk." Tawa bapak.

"Kalian ini, putriku akan pergi ke kota entah kapan dia bisa pulang, pak. Makanya ibu gak mau Anna beli makanan sembarangan di Jakarta." Sahut ibu tegas.

"Iya Bu, tidak perlu marah bapak kan cuma bercanda." Lirih bapak.

"Yaudah nduk, bawa saja. Sambil nunggu Pak Kasim datang kita sarapan dulu yuk?" Ajak bapak. Aku pun Mengiyakan ajakan bapak mungkin ini akan menjadi sarapan terakhir ku bersama bapak dan ibu. Setelah ini mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali bertemu lagi dan berkumpul seperti ini.

Beberapa menit sesudah sarapan.

Dittt...didtttt.... 

Tiba-tiba terdengar klakson mobil di depan rumah.

"Mobi siapa pak?" Tanya ibu.

"Mungkin itu Kasim, bapak coba lihat dulu ya."benar saja Pak Kasim teman bapak sudah berada didepan rumah.

"Assalamualaikum," ucap salam seseorang.

"Waalaikumsalam," kamipun membalas salam pak Kasim.

"Marwan! Apa kabar mu? Maaf aku terlambat sedikit," ucap pak Kasim.

"Tidak apa, maaf Kasim jika aku merepotkan. Aku titip putriku dia satu satunya putri kami, dia belum pernah ke kota tolong jaga dia ya," lirih bapak begitu berat dari nada bicaranya untuk melepaskan ku pergi.

"Haduh, kamu ini sepertinya aku sudah tidak dianggap keluarga." Goda pak Kasim .

Semua tersenyum.

"Anna sudah seperti putriku sendiri, jangan bicara seperti itu. Tenang saja aku akan menjaganya jangan khawatir, kalo dia nakal aku akan cubit hidungnya sampai merah. Seperti dulu.." tawa mereka pecah seketika candaan antara teman bapak dan bapak membuatku merasa senang.

"Maaf ya Kasim mbak merepotkan kamu harus bekerja sambil jaga Anna,"ucap ibu.

"Tenang mbak, Anna akan baik-baik saja kok. Serahkan semuanya sama saya. Ya sudah kita berangkat sekarang soalnya kalo macet nanti sampai nya bisa-bisa kemalaman." Sahut pak Kasim melihat jam tangannya .

Perpisahan yang mengharukan ibu tidak bisa menahan kesedihannya sehingga aku bisa melihat air matanya yang sudah mengalir di kedua pipinya. Begitupun bapak ku tatapannya yang penuh harap tidak ingin sampai harapan nya hilang.

"Pak, Bu, doakan Anna ya," batinku didalam hati.

Rumah kecil yang banyak tersimpan kebahagiaan kini sudah tidak terlihat lagi. Mobil yang kami naiki sudah menjauh dari pandangan mata.

Sepanjang perjalanan kami berdua berbincang-bincang bersama, menghilang kan rasa canggung dan suntuk. Bercerita di masa kecilku yang sering kali menangis karena ingin ikut pa Kasim sampai akhirnya dipertemukan lagi disaat ini. Cukup lama sampai aku pun lupa bahkan tidak mengenali nya lagi mungkin terlalu lama tidak pernah bertemu lagi. Sekarang pak Kasim seorang laki-laki paruh baya rambutnya sudah hampir semua memutih, dia kini tidak lagi muda umurnya sudah kepala lima seumur dengan bapakku. Wajar saja aku tidak mengenali nya lagi bukan dari faktor usianya saja bahkan wajah dan tubuhnya saja sudah jauh berbeda.

......

......

Sesampainya, perjalanan cukup menghabiskan waktu terlebih di perjalanan sangatlah macet benar saja apa kata pak Kasim kami akan tiba kemalaman dan memang itu benar Kami datang jam 8 malam.

Kami masuk kesebuah perumahan elit terdapat banyak rumah-rumah mewah dan megah, halaman yang luas rumah bak istana hingga melihatnya saja aku begitu terpukau

1
Ai Karwati
😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!