Hamil tanpa seorang suami karena diperk0sa, itu AKU!
Tidak tahu siapa Ayah dari anakku, itu AKU!
Seorang anak kecil selalu dipanggil ANAK HARAM itu PUTRAKU!
Apa aku akan diam saja saat anakku dihina?! Oh tidak! Jangan panggil aku seorang IBU jika membiarkan anakku dihina!
Jangan panggil Putraku ANAK HARAM!
Lantas, akankah suatu hari wanita itu bisa bertemu dengan Ayah kandung dari putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Aku mencintaimu Tanpa Syarat.
Gina mendengar kabar tentang Keindra yang akan segera menikah dengan Alsya, ia tidak terima karena dia dan laki-laki itu belum bercerai secara resmi bisa-bisanya Keindra sudah merencanakan tentang pernikahan.
Brian berdiri di depan pintu ruangan pribadi Tuan besar Adiguna sejak Alsya baru saja masuk. Ia membiarkan Tuan besar Adiguna, Alsya dan Keindra membicarakan tentang pernikahan tanpa dirinya ikut campur karena ia hanya akan berdiri di posisi netral. Ia tidak akan mendukung siapapun, baik itu mendukung Keindra maupun mendukung Arya.
"Minggir, Brian!! Wanita penggoda itu ada di dalam bersama Papa dan suamiku, kan!"
"Tuan muda Kei memang masih suami Anda secara hukum, tapi Anda.... tidak boleh mencampuri urusan Tuan muda mulai sekarang atau Anda akan berhadapan dengan saya, Nyonya Gina! Perlu Anda ingat...! Saya masih belum membalas perbuatan Anda pada Tuan muda Kei, Anda menjadikan dia Pria bajinggaan yang menodai perempuan baik-baik! Nona Alsya adalah wanita yang suci... tidak seperti Anda seorang wanita sampah dan pelacur sesungguhnya!" Brian menghalangi pintu dengan tubuh tinggi kekarnya.
"Kau hanya kacung di keluarga ini, Brian! Kau di pungut dari jalanan untuk tunduk pada para majikan mu! Bukan untuk menghukum ku atau membalas ku! Sadari posisi mu! Aku masih lah majikan mu sampai hakim mengetuk palu perceraianku dan Kei di pengadilan! PAHAM...!!!" bentak Gina.
"Aku memang kacung, tapi aku mempunyai hati yang bersih dan hati nurani... sementara kau, 1bl1s menyerupai wanita cantik dengan menyombongkan nyombongkan segalanya! Ingat ini Gina...! Saya akan membalas perbuatan mu! Sekarang pergi dari sini! Jangan ganggu pertemuan!" Berakhir sudah rasa hormat Brian pada wanita jalaangg itu, dia bahkan berani menghina dan mengancam Gina.
Glek!
Gina mengepal kedua tangan, ia tidak terima tidak bisa masuk ke dalam ruangan dan ingin melayangkan protes di dalam sana. Ia menghentakkan kaki dan berniat pergi dari sana.
"Tunggu!" cegah Brian.
Gina menatap tajam, "Kau masih belum puas?!"
"Aku lupa... satu lagi peringatan untukmu! Jangan merencanakan apapun untuk mengganggu Nona Alsya, dia akan menjadi calon majikan ku. Aku tahu, tentang alasan sebenarnya kau ingin tinggal disini dengan alasan ingin menghabiskan masa Iddah mu... niatmu sebenarnya ingin menyakiti Nona Alsya! Sebaiknya kau hentikan sekarang juga niatmu itu atau kau akan rasakan akibatnya! Apa kau tidak menyadari... rekan mu dalam merencanakan kejahatan pada Nona Alsya sudah menghilang? Ami sudah tidak ada di Mansion lagi! Aku mengirimnya ke Australia, untuk belajar tentang etiket seorang Nona muda dari keluarga terhormat! Apa kau ingin menyusul Ami pergi dari negara ini untuk belajar tentang adab dan akhlak? Jika iya... dengan senang hati, aku akan segera menyiapkan keberangkatan mu ke Afrika sekaligus membuang sampah sepertimu jauh kesana!“
“Sialan!" Umpatnya pada Brian.
Sepanjang jalan Gina merutuki nasibnya, selama beberapa hari tinggal di Mansion dan merencanakan hal jahat untuk Alsya. Tetapi semua rencananya tidak pernah berhasil sekalipun, karena Alsya dan Ammar berada dalam penjagaan Brian.
.
.
Di dalam ruangan ketegangan terjadi setelah Tuan besar Adiguna meminta Alsya menikah dengan Keindra setelah proses perceraian Keindra selesai.
"Maaf, Tuan besar. Sepertinya saya telah salah mendengar, s-saya harus menikah dengan Tuan muda Kei? Maksudnya?"
"Persiapkan hatimu saat mendengar apa yang akan saya bicarakan," wajah Tuan besar Adiguna menjadi lebih serius.
Tanpa mengulur waktu lagi, Tuan besar menjelaskan semuanya pada Alsya. Dari awal sampai akhir. Tubuh wanita dengan pupil mata berwarna coklat terang dengan bentuk mata besar itu tampak bergetar. Padahal Tuan besar belum menjelaskan semuanya, Alsya sudah bangun dari duduknya.
"Tidak! Ammar hanya putra saya! Dia bukan anak dari laki-laki manapun! Jangankan saya mau menikah dengan anakmu ini yang telah merenggut mahkota yang saya jaga... Tuan besar! Bahkan sekarang hanya melihat wajah nya saja, saya tidak sanggup! Maaf, permisi!"
Alsya bahkan tak sudi melirik ke arah Keindra sedikitpun, pria yang telah tega merenggut kehormatan nya dengan cara kejji. Meskipun Tuan besar menjelaskan jika Keindra telah dijebak, baginya itu bukan alasan yang bisa dijadikan sebuah pembenaran.
Dengan wajah berurai airmata Alsya keluar dari ruangan pribadi Tuan besar Adiguna, ia bahkan tak sengaja menabrak bahu Brian yang masih menunggu di depan pintu.
"Ma-maaf... Tuan Brian." Suara Alsya terdengar bergetar menahan Isak tangis, wanita itu pun berlari pergi.
“Hufff! Aku sudah duga, semuanya tak akan semudah membalikkan telapak tangan. Mana ada korban pemerk0saan mau menikah sukarela dengan si pelaku... kecuali dipaksa! Psikis orang berbeda-beda, aku yakin Alsya sangat terpukul saat ini. Aku harus melakukan sesuatu!"
Brian mengotak-atik ponselnya, ia mengirim pesan pada seseorang yang pastinya sedang sama terlukanya dengan Alsya.
"Salah nggak ya, jika mulai kini aku lebih mendukung Tuan muda Arya? Secara effort Tuan muda Arya sejak awal begitu besar pada Alsya... sementara Tuan muda Kei sedari awal tidak berniat mencari keberadaan Alsya sejak tragedi terjadi. Seharusnya sejak 8 tahun lalu, Tuan muda Kei mencaritahu keberadaan Alsya... setidaknya mencari cara untuk bertanggung jawab meski tidak dengan menikahi Alsya karena Tuan muda Kei sudah menikah dengan Gina waktu itu."
Brian menggerutu sendiri, dia benar-benar kasihan pada Alsya.
.
.
Arya sedang berada di perusahaan, setelah pergi dari Apartemen milik Felicia dia langsung berangkat ke perusahaan.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, ia melihat Brian mengirim pesan.
[ Wanita incaran mu sedang menangis! Semuanya karena Tuan besar meminta dia menikah dengan kakakmu! ]
Degh
Tanpa berpikir panjang, Arya berlari dari ruang kerjanya yang berada di perusahaan.
Jangan menangis Sya! Aku akan selalu ada untukmu! Jangan buang air mata mu untuk menangisi orang yang membuatmu terluka! Aku mencintaimu tanpa syarat...!
___
Unconditional love, Arya for Alsya❤️
Ada dua kubu ternyata... ada yang mendukung Arya dan juga ada yang mendukung Keindra. Pilihan pembaca boleh berbeda, tapi Alsya harus bahagia ya gaees ya... dengan siapapun itu laki-lakinya🤭
sebentar LG kekacauan di mulai 😡
pengen ngelus rahangnya akohhhhhh😩😩