Ni Komang Ratri, yang akrab disapa Komang itu begitu terpuruk saat penginapannya hampir bangkrut, bahkan nyaris ia kehilangan penginapan yang juga tempat tinggalnya itu.
Namun tanpa diduga Edgar Marvelo yang saat itu menjadi tamu tak terduga di penginapannya itu tertarik pada kecantikan Komang, taipan bisnis kaya raya itu bahkan berjanji akan melunasi semua hutangnya, jika ia mau menjadi wanita pendamping bagi Edgar selama sebulan di Yach.
Akankah Komang mampu menghindar dari pesona Edgar yang dikenal sebagai Casanova itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dita feryza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#8 Sebuah Strategi
Atlas Beach Club, 21.49 WITA
Sebuah club mewah di daerah Kuta Utara, Badung, Bali seperti biasa begitu ramai dengan hiruk pikuk pengunjung yang ingin menikmati suasana santai di pinggir pantai sambil mendengarkan musik DJ dan menikmati koktail.
Laki-laki dan perempuan membaur menjadi satu, ada pula yang memilih berenang di kolam renang raksasa yang memang tersedia di Atlas Beach Club. Namun malam ini club mewah itu telah disewa oleh pengusaha kaya raya asal Prancis.
Edgar duduk di sebuah sofa mewah yang menghadap ke pantai, parasnya yang mempesona selalu mengundang pandangan mata yang tak pernah bosan para kaum hawa, bahkan para wanita sexy yang berada di sana tak pernah jemu untuk mendekati Edgar, mereka berharap bisa bersenang-senang malam ini dengan Casanova tampan itu.
Pandangan Edgar nampak kosong, dia nampak tak bergairah malam ini, seperti ada sesuatu yang salah dengan pikirannya saat ini, seakan pikirannya melayang jauh entah kemana.
Para wanita penari erotis dengan bertelanjang dada yang saat ini tengah menampilkan tarian terbaiknya juga tak bisa membuat Edgar puas dengan hal itu, seakan semua hiruk pikuk disekitarnya begitu hambar dan hampa, sungguh tak ada yang bisa menyenangkan hatinya saat ini.
Ada hal yang membuat hati Edgar seperti mengganjal, ia menunggu seseorang, dan ia berharap ia bisa mendapat sesuatu yang bisa memuaskan hatinya dari orang tersebut.
Seorang gadis cantik dengan tubuh yang dibalut dengan baju minim kain, dan dipenuhi dengan banyak permata gemerlap menghampiri Edgar yang tengah menikmati asap nikotin yang hanya ditemani oleh dua pengawalnya itu.
Wanita sexy yang sekaligus asisten pribadinya itu begitu terlihat sexy dengan rambut pirang yang diikat dengan gaya ponytail.
"Sir, kau harus mencoba koktail ini, Sundowner Paloma: Koktail ini merupakan salah satu signature drink di Atlas. Perpaduan rasa grapefruit, tequila dan juga soda, ini sungguh koktail terbaik yang pernah ku minum." seru Katrin, begitu bersemangat.
"Aku sedang tidak berselera dengan minuman beralkohol, apakah kau bisa membawakan ku lemonade drink?" ucap Edgar begitu tak bersemangat.
"Lemonade drink? Apa aku tak salah dengar? Kau bahkan terlihat tidak bersemangat malam ini, apa ada sesuatu yang membuatmu tak senang, sir?" tanya Katrin begitu mencemaskan tuannya itu.
"Tidak ada, aku hanya sedang tidak berselera dengan minuman alkohol, itu saja, tak ada yang lain." tandas Edgar, tatapannya masih tertuju pada pantai dan laut yang terlihat tenang itu.
"Sir, selama kau menghilang sehari semalam kemarin, aku begitu mencemaskan dirimu, lalu setelah kau kembali kau nampak berubah dari biasanya, ada apa sebenarnya?" tanya Katrin seakan begitu mendesak Edgar untuk mencurahkan segala isi hatinya.
Namun tanggapan Edgar hanya menoleh sekilas pada Katrin lalu mengedikkan bahunya, sungguh hal itu membuat Katrin kecewa.
"Sir, aku sudah lama menjadi asisten pribadimu, kau tak perlu ragu untuk menceritakan apapun terhadapku, suatu kehormatan apabila aku bisa membantu apapun yang menjadi masalahmu." Katrin kembali mendesak.
Katrin mencoba semakin mendekatkan bagian tubuhnya yang terlihat men*onjol itu pada lengan Edgar, berharap sang tuan bisa lebih memperhatikan dirinya, sejak lama Katrin memang memiliki ketertarikan kepada Edgar, namun Edgar tak pernah sekalipun menghiraukan dirinya, walau Edgar selalu royal terhadapnya, namun semua itu Edgar lakukan untuk mengapresiasi kinerjanya selama ini.
"Sir, aku akan selalu ada untukmu, kapanpun kau membutuhkan aku, karena bagaimanapun, jika kau ada masalah pasti akan berpengaruh pada pekerjaanmu, Sir." Katrin semakin mendekat.
Edgar yang merasakan tonjolan dari Katrin dengan segera menoleh pada gadis sexy itu, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Katrin sambil mengangkat dagunya. "Kau tak perlu khawatir, aku selalu profesional dalam pekerjaanku." lalu dengan segera Edgar menjauhkan wajahnya bahkan tubuhnya juga ikut menjauh dari Katrin.
Kini Katrin nampak kecewa dan frustasi atas sikap Edgar, entah harus dengan cara apa lagi agar bisa meluluhkan hati bos nya itu. Padahal ia sudah berekspektasi lebih, bahkan satu ciuman pun tak dapat ia raih.
"Tuan aku sudah mendapatkan apa yang kau minta." tiba-tiba Roger datang dengan membawa sebuah berkas ditangannya.
Edgar yang semula tak bergairah kini dengan sekejap air mukanya berubah ceria, dan kembali bersemangat.
"Benarkah?" seru Edgar.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Katrin mencoba nimbrung dengan obrolan mereka.
"Ehem.. Maaf nona, ini bukan ranah anda untuk ikut campur." ucap Roger dengan tatapan mata tajam kepada Katrin.
Katrin yang melihat tatapan tajam Roger begitu keder untuk tetep berada di antara mereka.
"Baiklah, aku akan meninggalkan kalian disini." ucap Katrin, jujur saja Roger adalah kepala pengawal Edgar yang begitu galak dan tak pernah sekalipun ia bercanda dengan bawahannya.
"Apa yang membuat Tuan ingin sekali mengetahui latar belakang wanita lokal ini? Terlebih dari latar belakangnya ia bukanlah orang yang berpengaruh, hanya wanita biasa." tanya Roger setelah kepergian Katrin.
"Dia memang wanita biasa namun dia tak seperti wanita yang biasa kutemui selama ini." ucap Edgar sambil matanya menerawang jauh.
"Dengan kata lain Tuan mengagumi wanita itu." ucapan Roger begitu telak.
"Tidak, aku hanya penasaran, dan aku ingin sekalian mengajari bagaimana caranya bersopan santun." tukas Edgar.
Roger tak memperpanjang lagi, walau sesungguhnya ia memahami bagaimana seben yang di rasakan oleh tuannya itu, karena selama ini tak pernah sekalipun Edgar begitu tertarik untuk mengetahui kehidupan seorang wanita, karena yang lebih penting dari dari Edgar adalah dirinya sendiri, bisnis serta saham-sahamnya.
Edgar kemudian membuka berkas yang telah diberikan Roger untuk nya, sesekali wajah Edgar nampak mengernyit lalu kemudian terlihat takjub, entah apa yang Edgar pikirkan namun yang pasti ia begitu puas.
"Roger, apakah semua data ini valid dan dapat di percaya?" tanya Edgar kemudian sambil menatap Roger.
"Aku berani bersumpah, dan aku menaruhkan nyawaku jika itu tidak valid." ucap Roger dengan penuh percaya diri.
"Baiklah, aku percaya padamu, aku akan segera mengatur strategi, dan kau bisa urus semuanya."
"Kau bisa mengandalkan aku,"
Kini Edgar kembali bersemangat, ia meminum koktail nya hingga habis lalu ikut membaur dengan semua orang yang sedang asik berjoget di sebuah dance floor. Namun sama sekali Edgar tak berniat untuk bersenang-senang dengan salah satu wanita disana, nampaknya ia begitu percaya diri bahwa kali ini strategi nya bisa berhasil.
Roger tersenyum melihat tingkah Edgar yang kini kembali ceria lagi, apapun yang ia lakukan jika untuk membuat Edgar bahagia, dia akan selalu melakukan walau nyawa yang menjadi taruhannya.
Suasana Atlas Beach Club malam ini begitu riuh dan nampaknya akan terus berlanjut hingga pagi.
Bersambung.....