Menceritakan tentang gadis lugu yang kerap kali mendapat perlakuan buruk dari orang sekitarnya terutama keluarganya sendiri. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat berpulang yang nyaman justru bagaikan jeruji besi penjara bagi sang gadis. Dirinya diperlakukan bak tawanan di rumahnya sendiri.
Tiada baginya tempat bersandar walau hanya sejenak saja. Rasa letih kian menggebu dalam hatinya, rasa ingin membunuh dirinya begitu besar namun semua terhalang oleh impian serta besarnya dosa yang akan ia tanggung.
Hingga menginjak bangku sekolah menengah atas dirinya bertemu dengan lelaki dingin nan ketus yang menggedor pintu hatinya dan menjadikan dirinya seorang istri di usianya yang masih sangat muda.
🥀🥀🥀
Bagaimana kisahnya? Apakah lelaki itu akan membawanya keluar dari lubang penderitaan? Ataukah justru semakin membuatnya terpuruk ke dalam lubang yang sama?
Penasaran? Yuk, langsung baca. Jangan lupa vote dan comment-nya yaw. Happy reading^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhiya Andina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14. Acara Puncak II
...Memang tidak semua rasa mampu diungkapkan melalui kata. Ada kalanya rasa itu hanya mampu terungkap melalui indahnya nada...
...-Most Wanted vs Nerd Girl-...
***
Netra hazel cantik Ratu beserta kelompoknya membulat tak percaya. Rupanya mereka terpilih menjadi juara pertama dalam kegiatan MOS tahun ini. Rasanya dirinya tidak percaya, secara kelompoknya saja tidak ada yang melakukan dengan sungguh-sungguh, terutama Dylan.
Justru malah bercanda atau bahkan menggoda gadis lain seperti Dylan contohnya. Sepanjang jurit malam kala itu ia justru asyik menggoda adik kelas yang ada di kelompok lain, namun lihatlah ketika sudah berjumpa dengan setan jadi-jadian. Dirinya justru lari terbirit-birit bersama dengan Niara, Meyla, dan Alisya melupakan kehadiran Raja dan Ratu di kelompoknya.
"Ayo, Raja silakan maju berdiri di samping Justine. Benar-benar MOS tahun ini spesial banget, nih! Tahun lalu kelompok mereka juga menang loh, hebat banget gak, sih?" seru Nathalie.
Tidak lama Raja melangkahkan kakinya menuju di mana lokasi semestinya dia berada. Ia berdiri tepat di samping Justine yang tengah menyengir kuda, berbeda dengan dirinya yang tetap memamerkan wajahnya yang datar.
"Oke, masing-masing juara MOS ini akan mendapatkan hadiah yang tentunya berbeda-beda. Dan kami berharap hadiah ini nantinya akan bermanfaat untuk kalian," tutur Nathalie kemudian memberikan kode pada Liam dan Galih untuk menyerahkan hadiah.
"Woi, kita foto dulu, dong! Main nyelonong pergi aja lo," tegur Galih pada Raja yang lebih dulu hendak meninggalkan lokasi.
Raja memang begitu malas untuk berfoto bersama, ia lebih menyukai foto seorang diri juga dengan posisi tanpa menunjukkan wajahnya. Entahlah, tapi bagi diri Raja itu lebih membuat dirinya nyaman.
Terlihat pula Raja sama sekali tidak menyunggingkan senyumnya. Dari kejauhan Ratu berdecak menatap Raja dengan malas. "Benar-benar gak bisa senyum apa, sih? Kayak phobia smile aja, deh," gumamnya.
"Namanya juga cowok dingin, Cha," sahut Niara yang rupanya mendengar gumaman Ratu. "Dia gak senyum aja banyak yang suka apalagi kalau dia senyum? Auto leleh gue."
"Hmm ... iyain aja, deh," balasnya malas sembari kembali menggores sesuatu di atas tanah dengan sebuah ranting kecil.
"Baik, untuk Raja gue ada pertanyaan, nih. Ja, kira-kira siapa yang mau lo pilih sebagai perwakilan tampil di acara puncak malam ini?" tanya Nathalie kemudian menyodorkan mikrofon pada Raja.
"Gua dan Ratu," jawabnya lantang membuat sang empunya nama membelalak tidak percaya.
"Wah, bakalan seru, nih! Oh iya, karena waktu masih tersisa banyak gimana kalau ketiga juara kita duet bareng sama salah satu kelompoknya? Semisal Raja memilih duet sama Ratu, gimana? Seru gak, guys?" putus Nathalie dibalas antusias dari peserta MOS juga oleh Justine dan Daniel.
"Setuju!"
"Wah, gue setuju! Semoga gue bisa sama Kak Justine."
"Setuju banget gue."
"Gue gak setuju kalau bukan gue yang duet."
"Gue sih setuju, lumayan gue bisa dengerin suara cogan di SMA ini."
"Hayuklah, gue udah siapin kamera gue, nih. Lumayan pasokan cogan gue bertambah."
"Kalau cogan gini, mah, hayuk ajalah!"
Ya, begitulah yang terlontar dari para betina tentunya. Namanya saja betina, wajar saja jika memandang fisik. Para lelaki juga begitu, jika tidak good looking auto skip! Lelaki saja memandang fisik mengapa cewek tidak boleh memandang dompet? Setuju tidak?
"Oke, kalau begitu sekarang silakan untuk Daniel dan Justine memilih salah satu teman duet di kelompok kalian dan siap-siap untuk tampil." Nathalie mengacungkan jempol kanannya. "Dan buat Raja siap-siap tampil bareng Ratu, oke? Kalian berdua bakalan tampil terakhir karena kalian juara satu!"
"Semangat, guys! Untuk para peserta MOS dimohon untuk berpindah posisi di sebelah Utara api unggun, oke? Yuk, pindah tempat duduk dulu. Ingat, ya? Pindah tempat duduk aja jangan pindah ke lain hati," kekeh Nathalie.
Untuk mempersingkat waktu, Daniel tampil lebih dahulu bersama dengan seorang gadis cantik bernama Cantika. Gadis yang rupanya memiliki suara emas itu menampilkan lagu berjudul 'Ku Kira Kau Rumah' by Amigdala.
Sekitar tiga menit lamanya mereka bernyanyi kemudian ditutup dengan suara tepuk tangan penonton yang merasa terhibur dengan suara emas khas Cantika dan Daniel membuat keduanya terlihat begitu manis ... meskipun tidak sesuai dengan lagunya yang menyimbolkan rasa sesak.
"Baik, terima kasih untuk Daniel dan Cantika. Lagunya kok nyesek gitu, ya? Semoga aja kalian bisa jadi pasangan nih, kayaknya sama-sama lagi galau," guraunya. "Oke, kita lanjutkan penampilan dari Justine! Silakan, Justine maju dan pamerkan suara emas lo."
Penampilan kedua dimainkan oleh Justine, cowok dengan penggemar yang bisa dikatakan banyak itu berjalan santai kemudian berhenti dekat api unggun. Dirinya sengaja hanya bernyanyi solo, ia tidak ingin berduet apalagi bersama seorang gadis.
"Gue di sini sengaja nyanyi sendiri, karena gue gak mau cewek gue sedih karena cemburu gue nyanyi sama cewek lain. Dan gue gak mau buat baper cewek lain selain cewek gue," tutur Justine membuat kadar kekaguman kaum hawa di sekolahnya semakin bertambah.
Justine meraih sebuah gitar kemudian duduk di atas bangku yang sudah disediakan. Ia mulai memetik gitar kemudian memamerkan kemampuan bernyanyinya dengan membawakan lagu berjudul 'Steal My Girl' by One Direction.
Sekitar lima menit kemudian Justine bangkit dari posisinya kemudian berbungkuk sembari mengucapkan terima kasih dan dibalas suara tepuk tangan karena bakatnya. Wajahnya tampan, mampu menghargai perasaan wanita, setia, bahkan pandai bernyanyi. Betapa tidak mengagumkannya dirinya itu. Beruntungnya bisa memiliki cowok seperti Justine.
"Oke, terima kasih untuk penampilan dari Justine cowok idaman di SMA kita ini. Nah, kini saatnya penampilan yang paling kita nantikan, nih, tahun lalu dia menolak buat duet sama mantan senior. Dan tahun ini secara terang-terangan dia justru memilih duet bareng adik kelas, nih. Oke, kita saksikan penampilan dari Ketua OSIS di SMA kita ini ... Raja Nathan Daniel with Ratu Mischa Ravelyn! Beri tepuk tangan yang meriah, dong!" serunya.
"Kak," panggil Ratu dengan suara lirih.
Raja meraih sebuah gitar yang sempat ia ambil dari ruang musik di sekolahnya. Kemudian ia menoleh ke arah gadis yang justru hanya diam di tempat. "Apa? Buruan, gak usah lelet!"
Ratu kemudian berjalan mendekati Raja sembari bertanya padanya. "Lagu apa yang harus dinyanyiin? Ratu gak tahu, Kak Raja juga gak bilang."
"Strong by One Direction," sahut Raja kemudian bergegas berdiri di hadapan peserta MOS yang tampaknya sudah menantikan penampilannya malam ini. Namun sayang, mereka hanya bisa menonton bukan bersanding dengan Raja.
Raja duduk di kursi sembari memetik gitar dengan lihainya. Raja mulai mendekatkan bibirnya pada mikrofon yang ada di hadapannya. Ia mulai melafalkan lagu yang tentu membuat jantung para kaum hawa semakin tidak karuan.
My hands
Your hands
Tied up
Like two ships
Drifting
Weightless
Waves try to break it
I'd do anything to save it
Why is it so hard to say it
My heart
Your heart
Sit tight like book ends
Pages
Between us
Written with no end
So many words we're not saying
Don't wanna wait 'til it's gone
You make me strong
I'm sorry if I say, "I need you"
But I don't care
I'm not scared of love
'Cause when I'm not with you I'm weaker
Is that so wrong?
Is it so wrong
That you make me strong?
Penonton dibuat baper lantaran dengan merdunya Raja bernyanyi sembari menatap Ratu lekat. Ratu yang berdiri di samping Raja memamerkan senyum manisnya sembari mengangguk-angguk mengikuti irama lagu.
Dan kini saatnya Ratu untuk bernyanyi. Mulanya terdengar banyak cibiran lantaran mereka yakin suara Ratu pasti sumbang, sama buruknya dengan wajahnya. Namun Ratu tidak mendengarkannya, ia tetap hanyut dalam petikan gitar yang Raja mainkan. Kini saatnya Ratu membuka mulut mungilnya memamerkan suara yang ia miliki dan—
Think of
How much
Love that's been wasted
People
Always
Trying to escape it
Move on to stop their heart breaking
But there's nothing I'm running from
You make me strong
Para penonton bertepuk tangan sembari menganga mendengar suara emas Ratu. Ternyata di balik wajahnya yang begitu buruk rupa, tersimpan suara emas di dalamnya. Para penonton merasa hanyut dalam melodi yang mereka mainkan. Terlebih baik Ratu maupun Raja sesekali saling pandang seolah hanyut dalam permainan melodi yang mereka bawakan.
I'm sorry if I say, "I need you"
But I don't care
I'm not scared of love
'Cause when I'm not with you I'm weaker
Is that so wrong?
Is it so wrong
So, baby, hold on to my heart, oh, oh
Need you to keep me from falling apart
I'll always hold on
'Cause you make me strong
Raja menghentikan petikan gitarnya kemudian mendekatkan bibirnya kembali ke arah mikrofon. Tidak lupa dengan matanya yang juga menatap Ratu begitu lekat seolah lirik tersebut tertuju kepada Ratu seorang. Ia kembali melantunkan lirik yang sudah ia hafal di luar kepala.
I'm sorry if I say, "I need you"
But I don't care
I'm not scared of love
'Cause when I'm not with you I'm weaker
Is that so wrong?
Is it so wrong?
Raja kembali memetik gitarnya, bersamaan dengan itu keduanya kembali melantunkan lirik sesuai dengan nada yang mereka hafal. Ratu memiringkan posisinya menghadap Raja yang kini tengah memandangnya. Keduanya terlihat begitu serasih, terdengar suara riuh tepuk tangan dari para penonton ... meskipun banyak siswi yang merasa iri dengan Ratu terutama Nathalie.
I'm sorry if I say, "I need you"
But I don't care
I'm not scared of love'
Cause when I'm not with you I'm weaker
Is that so wrong?
Is it so wrong
That you make me strong?
I'm sorry if I say, "I need you"
But I don't care
I'm not scared of love
'Cause when I'm not with you I'm weaker
Is that so wrong?
Is it so wrong?
That you make me strong?
Raja kemudian berdiri di samping Ratu, keduanya kemudian menunduk memberi penghormatan seraya mengucapkan rasa terima kasih. Suara tepuk tangan terdengar begitu meriah disusul dengan suara siulan para kaum adam. Ada juga yang hendak bersiul, namun gagal ... alhasil justru air liur yang keluar.
"Waw, gue terharu! Iri banget gue, anj*r!" kata Nathalie sembari mengambil alih acara. "Oke, terima kasih atas penampilan luar biasa dari kalian. Gila, parah bagus banget! Video kalian bakalan tayang di akun sosial media dari sekolah ini! Hebat gak tuh?"
"Nah, untuk Raja dan Ratu silakan kembali dan beristirahat, ya? Acara akan kita tutup dengan berdoa kemudian membersihkan lokasi perkemahan. Setelah itu kita mimpi, deh," ujarnya. "Hati-hati nanti lagu barusan kebawa mimpi."
Ratu hanya terdiam, ia tidak percaya jika dirinya dan Ketua OSIS yang begitu membuat emosinya naik turun itu akan masuk ke dalam sosial media resmi di sekolahnya. Setahu dirinya, hanya siswa dengan prestasi unggul yang akan di-upload di sana, kurang dari itu jangan mimpi.
Ratu menoleh ke arah Raja yang juga berjalan di sebelahnya. Wajahnya tampak biasa saja, tidak ada raut bahagia atau apa pun di wajahnya selain menampilkan wajah datarnya. "Beneran gak punya ekspresi apa gimana, sih?" gumam Ratu.
Acara MOS tahun ini dinyatakan selesai hari ini dan para siswa diharapkan membersihkan area perkemahan agar besok pagi mereka hanya perlu membongkar tenda kemudian bisa kembali ke rumah masing-masing.
"Ratu, hebat banget lo! Gila, gue gak nyangka suara lo bagus banget gitu," puji Meyla sembari tersenyum.
Niara kemudian datang sembari menyahut, "gue yang dari dulu sama dia aja, gue gak tahu. Lo bilang suara lo jelek pakai banget padahal tadi gue sampai melongo, karena kaget suara lo sebagus itu. Jadi penyanyi sabi, nih!"
"Enggak kok. Suara Ratu gak sebagus itu, mending kita beres-beres aja. Ratu udah mulai ngerasain hawa gak enak di sekitar sini, kayaknya ada maung yang mau marah," sindir Ratu sembari melirik ke arah Raja.
Selesai itu mereka kemudian membersihkan diri mereka kemudian tertidur. Ratu sengaja masih duduk di atas pohon tumbang sembari menatap rembulan. "Mama, Ratu kangen banget sama Mama. Kapan Ratu bisa ketemu sama Mama? Mama kangen sama Ratu gak, sih? Mama lihat, 'kan, kalau tadi Ratu nyanyi bareng sama Kak Raja, semoga Mama bisa ikutan nikmatin lagu yang Ratu sama Kak Raja tadi bawain, ya?" tuturnya.
"Mama, Ratu tidur dulu, ya? Sampai jumpa, Mama! Semoga Ratu bisa ketemu lagi sama Mama, Ratu kangen banget sama Mama. Love you, Mom!" Ratu kemudian mengusap air mata yang menetes di wajahnya, ia kembali ke dalam tenda untuk segera tidur.
Tanpa ia sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan dirinya. "Emangnya Mama dia ke mana?" gumamnya.
semangat...
ayo mampir juga dikaryaku /Smile/