NovelToon NovelToon
Rebirth And Redemption

Rebirth And Redemption

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Showbiz / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Dalam kehidupan sebelumnya, Xin Yi tidak pernah mengerti. Mengapa Gu Rui, yang disebut sebagai Putri satu-satunya keluarga Gu, selalu membidiknya.

Selalu merebut apa yang jadi miliknya, dan berusaha mengalahkan nya disetiap hal yang ia lakukan.

Tidak sampai suatu hari, Xin Yi menemukan catatan lama ibunya.

Dia akhirnya mengerti, bahwa yang sebenarnya anak kandung Tuan Gu adalah dirinya...

" Xin Yi, matilah dengan tenang dan bawa rahasia itu terkubur bersama tubuhmu. "

Gu Rui membunuhnya dengan kejam, merusak reputasinya, mencuri karya miliknya, dan memfitnah nya sebagai putri palsu yang hanya ingin menipu harta ayahnya.

....

" Tunggu, jadi maksudnya aku adalah Xin Yi itu sekarang.. "

Xi Yi, seorang pemenang penghargaan aktris terbaik selama lima tahun berturut-turut.

Harus kehilangan nyawanya akibat ditikam sampai mati oleh fans fanatiknya.

Dia kemudian terlahir kembali sebagai Xin Yi didunia yang lain.

Dia adalah seorang aktris, mampukah dia berubah menjadi Xin Yi Idol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Xin Yi menjadi terkenal, Apartemen Huo Qian

Bab: Pertemuan Tak Terduga

Hari itu, Xin Yi baru saja keluar dari rumahnya, mengenakan masker dan topi untuk menghindari perhatian. Namun, popularitasnya yang mulai melonjak setelah episode pertama acara survival membuat banyak orang mengenali wajahnya.

“Lihat! Itu Xin Yi!” teriak seseorang di tengah kerumunan.

Seketika, orang-orang mulai mengerumuninya. Beberapa mengambil foto, yang lain mencoba mendekat untuk meminta tanda tangan. Xin Yi merasa panik. Dia mencoba melarikan diri, tapi jalanan begitu padat. Tubuh mungilnya hampir terhimpit oleh kerumunan.

Saat dia hampir kehilangan arah, sebuah suara berat terdengar dari belakang.

“Minggir.”

Kerumunan terdiam sesaat. Sosok Huo Qian muncul dari balik keramaian, mengenakan kacamata hitam dan mantel hitam panjang. Dengan satu gerakan tangannya, dia menarik Xin Yi ke arahnya, melindunginya dari kerumunan.

“Ikut aku,” katanya tegas, tanpa memberi ruang untuk penolakan.

Xin Yi hanya bisa mengangguk, masih terkejut. Dia membiarkan Huo Qian memegang tangannya dan membawanya ke mobilnya yang terparkir tak jauh. Mobil itu melaju dengan cepat, meninggalkan kerumunan yang masih bingung.

***

Di Apartemen Huo Qian

Mobil berhenti di depan sebuah gedung apartemen mewah. Xin Yi menatap bangunan itu dengan bingung.

“Kenapa kita ke sini?” tanyanya dengan suara ragu.

Huo Qian membuka pintu mobil dan menatapnya sekilas, senyum tipis menghiasi wajahnya.

“Aku baru saja kembali dari luar kota. Aku butuh mandi dan berganti pakaian. Asistenku sedang sibuk, jadi aku harus mengurus semuanya sendiri. Kau bisa menunggu di ruang tamu.”

Xin Yi mengerutkan kening. Meski ragu, dia mengikuti Huo Qian masuk ke apartemen. Ruang tamu itu besar dan elegan, dengan dinding kaca yang memberikan pemandangan kota.

“Duduklah. Aku tidak akan lama,” kata Huo Qian sebelum menghilang ke kamar mandi.

Xin Yi duduk di sofa, mencoba menenangkan dirinya. Namun, pikirannya melayang. Kenapa aku ada di sini? Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Tapi dia juga tidak bisa mengabaikan rasa nyaman yang dia rasakan di dekat pria itu.

Beberapa menit kemudian, suara pintu kamar mandi terbuka. Xin Yi menoleh, dan matanya langsung melebar.

Huo Qian keluar hanya dengan handuk melilit pinggangnya. Tubuhnya yang berotot dan sempurna terlihat jelas, sisa air masih menetes dari kulitnya. Rambutnya basah, memberikan kesan seksi yang tak tertahankan.

Xin Yi menelan ludahnya. Dia berusaha keras untuk tetap tenang, tapi pipinya mulai memerah.

“Kenapa wajahmu merah? Apa kau sedang memikirkan sesuatu yang tidak-tidak?” tanya Huo Qian sambil menyeringai, jelas menikmati reaksi Xin Yi.

“A-aku tidak memikirkan apa-apa!” jawab Xin Yi cepat, mencoba mengalihkan pandangannya.

Huo Qian berjalan mendekat, membuat jarak di antara mereka semakin kecil. Dia menyandarkan tangannya di sandaran sofa, tubuhnya mendekat ke arah Xin Yi.

“Kau yakin? Kau terlihat gugup,” bisiknya, nadanya menggoda.

Xin Yi menatapnya dengan tajam, meski hatinya berdebar kencang.

“Aku tidak gugup. Aku hanya... heran kenapa kau tidak berpakaian dengan benar.”

Huo Qian tertawa kecil, suaranya rendah dan menggoda.

“Ini apartemenku. Aku tidak perlu berpakaian lengkap di sini. Lagipula, kau tidak keberatan, kan?”

“Aku—” Xin Yi kehilangan kata-kata. Dia mencoba mengatur napasnya, tapi kehadiran pria itu terlalu mendominasi.

Huo Qian mencondongkan tubuhnya lebih dekat, membuat Xin Yi semakin terpojok di sofa.

“Kau tahu, Xin Yi, kau terlihat lucu saat mencoba berpura-pura tenang,” katanya dengan suara lembut, matanya menatap langsung ke dalam mata Xin Yi.

Xin Yi mengalihkan pandangannya, mencoba menghindari tatapan itu.

“Aku tidak berpura-pura,” gumamnya pelan.

Huo Qian tersenyum, lalu berdiri tegak kembali. Dia mengambil handuk lain dan mengeringkan rambutnya dengan santai.

“Baiklah, aku akan berpakaian. Jangan pergi ke mana-mana,” katanya sebelum berjalan menuju kamarnya.

Xin Yi menghela napas lega, meski jantungnya masih berdegup kencang. Dia menyandarkan tubuhnya ke sofa, mencoba menenangkan diri.

“Apa yang sebenarnya dipikirkan pria itu?” gumamnya pelan, pipinya masih merah.

Dari dalam kamar, Huo Qian mendengar gumaman itu dan tersenyum tipis.

“Menarik,” bisiknya pada dirinya sendiri.

Huo Qian keluar dari kamar dengan pakaian yang rapi, mengenakan kemeja putih dan jas hitam. Namun, dasinya tampak sedikit miring, seperti dia mengenakannya dengan terburu-buru.

Xin Yi, yang sedang duduk di sofa, langsung memperhatikan detail itu. Sebagai seorang aktris yang terbiasa dengan estetika dan kesempurnaan, matanya langsung menangkap ketidaksesuaian kecil itu. Dia berdiri dan berjalan mendekat tanpa berpikir panjang.

“Tunggu,” katanya, menghentikan langkah Huo Qian.

Huo Qian menoleh, menaikkan alisnya dengan ekspresi bingung namun penuh rasa ingin tahu.

“Ada apa?”

Xin Yi berdiri di depannya, menunjuk dasinya.

“Dasi ini... kau tidak memasangnya dengan benar,” ucapnya sambil mengerutkan kening.

Huo Qian menatap dasinya sekilas, lalu mengangkat bahu dengan santai.

“Memangnya kenapa? Tidak ada yang akan memperhatikan.”

Xin Yi mendesah, lalu tanpa berkata apa-apa, dia mendekat dan mulai memperbaiki dasi pria itu. Tangannya yang kecil dengan cekatan melepas simpul dasi yang miring dan mulai mengikatnya kembali dengan rapi.

Huo Qian menundukkan kepalanya sedikit, membiarkan Xin Yi bekerja. Namun, senyum jahil muncul di sudut bibirnya saat dia menyadari betapa dekat wajah mereka sekarang.

“Kau ini perfeksionis sekali, ya,” gumam Huo Qian sambil menatap Xin Yi dengan mata yang berkilat usil.

“Bukan perfeksionis. Aku hanya tidak tahan melihat sesuatu yang tidak rapi,” balas Xin Yi tanpa mengangkat wajahnya.

Huo Qian terkekeh pelan, suaranya rendah dan menggoda.

“Kalau begitu, aku harus sering-sering membuat dasiku berantakan. Supaya kau bisa memperbaikinya untukku.”

Xin Yi mendongak dengan cepat, menatap pria itu dengan mata melebar.

“Huo Qian, kau ini—” Dia kehilangan kata-kata saat melihat ekspresi pria itu.

Huo Qian menatapnya dengan senyum menggoda, matanya yang tajam memancarkan kehangatan yang aneh. Jarak mereka begitu dekat hingga Xin Yi bisa merasakan napasnya. Pipinya memerah seketika.

“Apa?” tanya Huo Qian, suaranya rendah namun lembut.

“Kau tidak suka aku bercanda? Atau... kau gugup karena aku terlalu dekat?”

“Aku tidak gugup!” Xin Yi langsung menyangkal, meski nada suaranya sedikit bergetar. Dia kembali fokus pada dasi Huo Qian, mencoba menyembunyikan kegugupannya.

Huo Qian tersenyum semakin lebar, menikmati reaksi Xin Yi. Saat gadis itu selesai mengikat dasinya, dia tidak langsung mundur. Sebaliknya, dia mengangkat tangannya dan menepuk kepala Xin Yi dengan lembut.

“Terima kasih, stylist pribadiku,” ucapnya dengan nada manis.

Xin Yi terkejut dengan gerakan itu, lalu menepis tangannya dengan cepat.

“Aku bukan stylist-mu!” serunya, pipinya semakin merah.

Huo Qian tertawa kecil, lalu melangkah mundur dengan santai.

“Baiklah, baiklah. Tapi aku harus mengakui, kau benar-benar berbakat dalam hal ini. Mungkin kau bisa mempertimbangkan karier baru sebagai penata gaya.”

Xin Yi mendengus, mencoba menenangkan dirinya.

“Aku tidak punya waktu untuk meladeni leluconmu, Huo Qian.”

Namun, saat dia berbalik untuk kembali ke sofa, Huo Qian memanggilnya lagi.

“Xin Yi.”

Dia menoleh, dan kali ini ekspresi Huo Qian lebih serius, meski masih ada senyum tipis di wajahnya.

“Terima kasih. Bukan hanya untuk dasi ini, tapi untuk semuanya.”

Xin Yi terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. Meski dia tidak mengerti sepenuhnya apa maksud pria itu, ada sesuatu dalam suaranya yang membuat hatinya terasa hangat.

1
Jasmin Melor
Luar biasa
Serendipity_
Huo Qian modus banget ye 🤣
Duh siapa itu kak, apa bakal ada penguntit dirumah xin yi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!