Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Diusir
Bab 33
Reyhan berdiri bersandar pada tembok pembatas pagar dari siang sampai sore. Peluh membasahi sekujur badan dan kepala mulai terasa pusing.
Arumi yang berada di dalam rumah merasa kasihan melihat suaminya kepanasan. Namun, dia tidak mau menemuinya. Rasa sakit hati membuatnya belum mau menemuinya.
"Kak, kita suruh petugas keamanan komplek untuk usir saja. Kasihan Kak Rey, bisa-bisa nanti jatuh pingsan karena dehidrasi," kata Naura.
"Ya, sepertinya itu ide bagus," balas Arumi.
Datang seorang laki-laki memakai seragam keamanan datang menghampiri Reyhan. Dia ditelepon oleh Arumi untuk mengusir suaminya. Tentu saja Reyhan terkejut dengan kedatangan orang itu.
"Maaf, Pak. Kami perhatikan Anda dari rekaman kamera CCTV, sudah berjam-jam berdiri di sini dan membuat penghuni kompleks merasa ketakutan dan tidak nyaman dengan kehadiran Anda," kata laki-laki itu dengan sopan.
"Saya sedang menunggu istri saya, Pak," balas Reyhan.
"Di mana istri Anda?" tanya petugas keamanan.
"Di dalam rumah ini," jawab Reyhan sambil menunjuk rumah Arumi.
Tentu saja petugas keamanan itu tahu siapa pemilik rumah. Namun, Arumi sendiri yang meminta untuk mengusir suaminya. Dia terlihat berpikir keras, bagaimana caranya mengusir Reyhan.
"Rumah ini disewakan oleh pemiliknya dan yang tinggal di sini adalah pasangan pengantin baru," kata laki-laki itu terpaksa berbohong. "Jadi, sebaiknya Anda segera pergi dari sini sebelum suaminya pulang dan berbuat keributan. Hal itu akan merugikan Anda jika sampai dilaporkan ke polisi."
Mendengar kalau penghuni rumah itu adalah pasangan suami-istri baru, dada Reyhan bergemuruh. Dia menduga kalau Arumi tinggal bersama laki-laki di sana. Rasa marah dan cemburu menyatu di dalam hatinya.
"Aku tidak mau pergi sebelum aku menemui Arumi, istriku!" ujar Reyhan dengan penuh penekanan.
"Jika Anda tidak mau pergi dengan cara baik-baik, maka kita akan menggunakan cara kekerasan," kata petugas keamanan itu mengancam.
"Aku lebih baik berkelahi daripada pergi dari sini," balas suami dari Arumi itu menerima tantangan. "Tapi, jika kamu kalah, maka biarkan aku menunggu istriku di sini."
Akhirnya Reyhan adu kekuatan dengan petugas keamanan. Keduanya sama-sama ahli beladiri.
Arumi yang melihat mereka dari balik kaca jendela tentu saja panik dan khawatir. Dia marah-marah karena Reyhan malah berkelahi dengan pihak keamanan.
"Dia itu bodoh atau apa, sih! Bisa-bisanya berkelahi di depan rumah orang. Bagaimana kalau dia terluka parah?"
"Kak, gitu-gitu juga Kak Rey bapaknya calon anak-anak, loh!"
Arumi menoleh ke arah Naura. Semakin kesal saja perasaan Arumi. Dia pun mengusap-usap perutnya sambil berkata, "Semoga saja kebodohan bapaknya tidak menurun sama anak-anakku."
Naura menyeringai mendengar ucapan Arumi. Dia tahu kalau wanita itu masih menaruh hati kepada suaminya. Kadang dia memergoki Arumi sedang memandangi foto dirinya bersama Reyhan yang ada di galeri handphone.
"Aku doakan hanya gen yang baik-baiknya saja yang diturunkan dari bapak ibunya," ucap Naura sambil mengangkat kedua tangannya dan menengadah, lalu diusapkan ke mukanya sambil berkata, "Aamiin."
Walau mendapatkan luka, tetapi Reyhan lebih unggul dari petugas keamanan itu yang mukanya sudah babak belur. Sudah lebih dari tujuh menit mereka adu kekuatan. Jurus terakhir yang digunakan oleh Reyhan adalah menendang dada si petugas keamanan sampai jatuh terpental ke belakang.
"Kamu sudah kalah. Kalau diteruskan lagi, kamu bisa saja mati," kata Reyhan. Dia menguasai beberapa ilmu beladiri, karena mempelajarinya sejak anak-anak sampai dewasa.
Sebuah kendaraan beroda empat berhenti di depan mereka dan mengalihkan perhatian dari lawan. Reyhan tahu mobil berwarna hitam itu milik siapa.
"Ayah, Bunda." Reyhan menatap keduanya yang turun dari mobil.
Pak Agung dan Bu Seruni terkejut melihat Reyhan ada di depan rumah Arumi dan berkelahi dengan petugas keamanan komplek. Keduanya menyayangkan sikap dan perbuatan sang menantu.
"Reyhan, apa kamu kamu lakukan?" tanya Pak Agung iba melihat keadaan petugas keamanan yang wajahnya babak belur.
"Kita lagi olahraga fisik sedikit, Yah," jawab Reyhan dengan gugup dan takut, seperti anak kecil yang kepergok sedang berbuat nakal kepada temannya.
Bu Seruni menggelengkan kepala. Dia kecewa menantunya ini berbuat kasar. Wanita paruh baya itu takut jika ini merupakan kebiasaan Reyhan ketika menghadapi masalah. Bisa-bisa orang terdekatnya nanti juga kena jotos.
Mendapat kedua mertuanya menatap tajam dalam diam, Reyhan menyadari kalau perbuatannya ini tidak disukai oleh mereka. Namun, apa boleh buat semuanya sudah terlanjur terjadi.
"Satpam ini mengusir aku, Bun. Aku tidak diizinkan menemui Arumi," kata Reyhan akhirnya mengaku, daripada dia akan dibenci terus oleh keluarga istrinya.
"Reyhan, Tuhan menciptakan mulut dan otak agar manusia bisa menyelesaikan masalah dengan cara baik-baik. Tidak seperti hewan yang saling adu kekuatan untuk mendapatkan apa yang diinginkan," ujar Bu Seruni.
"Maaf, Bun. Aku ngaku salah karena sudah emosi," ucap Reyhan yang menundukkan kepala.
***
Kita crazy up, ya! Jangan ditumpuk bab, ya, langsung baca dan tinggalkan jejak dengan like, komentar.