"Aku bersedia menikahinya, tapi dengan satu syarat. Kakek harus merestui hubungan aku dan Jessica"
Bagaimana jadinya jika seorang pria bersedia menikah, tapi meminta restu dengan pasangan lain?
Akankah pernikahan itu bertahan lama? Atau justru berakhir dengan saling menyakiti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dj'Milano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps5. Permintaan Jassica
"Temui aku di hotel xxx kamar nomer 196, kalo mau aku maafkan!"
Tanpa menunggu lama, Alex langsung menancap gas menuju alamat dalam pesan yang ia terima. Malam yang semakin larut, arus lalulintas mulai berkurang, tak butuh waktu lama Alex pun tiba di Hotel xxx. Pria itu berjalan cepat masuk kedalam hotel dan langsung menuju lift, tampaknya Alex sudah hafal betul tata letak hotel tersebut, hingga tak bertanya lagi pada bagian resepsionis.
"Maaf, aku tidak bermaksud menyinggungmu, Jassica" ucap Alex ketika sampai di kamar Hotel.
"Tidak semudah itu Alex! Kau benar-benar membuat aku tidak punya muka pagi tadi." Jessica merasa belum puas dengan kata 'maaf' dari Alex.
"Ya, karena itu aku minta maaf. Aku janji tidak akan mengabaikanmu lagi kedepannya" Alex kembali memohon.
"Alex, kamu benar-benar keterlaluan. Kamu tidak punya hati" Jessica mulia mengeluarkan trik andalannya yaitu pura-pura menangis sesunggukan.
"Okeeh, fine. Katakan apa maumu akan aku turuti semuanya" Alex muak jika harus melihat drama tangisan wanita itu lebih lama lagi.
Jessica terseyum puas dalam hati, kata-kata inilah yang ia harapkan dari mulut Alex sejak tadi.
"Ceraikan Viona sekarang juga, dan segera usir dia dari rumah. Aku tidak mau dia jadi benalu dalam rumah tangga kita." ucap Jessica mantap.
"Jangan gila Jess, bahkan kuburan kakek belum juga kering" Alex merasa terkejut mendengar permintaan Jessica.
"Jadi kamu lebih memilih tinggal berlama-lama bersmanya?"
"Bu-bukan begitu, Jessica" Alex tampak ragu-ragu. "Aku sudah berjanji pada kakek untuk terus menampungnya, bagaimana bisa aku melanggarnya?"
Justru kerena si tua bangka itu yang suruh kamu, makanya aku mau wanita itu cepat-cepat diusir dari rumah. Aku mau tau sampe dimana kamu bisa bertekuk lutut dihadapanku, Alex. Batin Jessica, sambil menelisik wajah Alex.
"Sayang, kakek sudah tenang disana. Kenapa harus bawa-bawa kakek lagi? Aku yakin kakek juga pasti bahagia kalo kamu bahagia" ucap Jessica lembut, tangannya menangkup kedua pipi Alex.
"Tapi, Jess...."
"Sayang, dengarkan aku. Kamu maukan kita bahagia? Ingat janji kamu waktu ajak aku nikah? Kamu akan cari cara untuk ceraikan Viona." Jemari Jessica mulai bermain pada dada bidang Alex. "Sekranglah waktu yang tepat, syang. Jangan ditunda lagi" Jessia menatap lekat kedua mola mata Alex.
Tanpa menunggu jawaban lagi, Jessica langsung melahap bibir Alex. Seolah ingin menuntaskan apa yang tertunda pagi tadi, Jassica menyerang Alex seperti macam kelapar. ******* dan mengi*sap hingga Alex kewalahan menghadapinya.
Sejujurnya, hati Alex belum siap melakukan smua itu, ditamba lagi dengan persiaratan yang diajukan oleh Jessica. Alex semakin bingung, apa yang harus ia lalukan? Namun, Alex enggan untuk menolak. Alex tidak ingin istrinya merah dan kabur lagi dari rumah, pria itu terpaksa mengimbangi nafsu birahi sang istri.
Seperti inilah gambaran yang terjadi pada hubungan Alex dan Jessica. Gadis itu selalu mampu menaklukkan Alex, baik dengan sentuhan mautnya ataupun dengan drama tangisan dan air mata buayanya.
Keduanya berpacaran sejak masih duduk dibangku kuliah, saat itu Jessica merupaka salah satu primadona kampus. Smua pria berlomba-lomba ingin berpacaran dengan Jessica. Alex, termasuk salah satunya yang penasaran dengan sang primadona kampus.
Suata ketika Jessica dan Alex bertemu dalam sebuah acara kampus. Terlibat dalam perbincangan singkat, pesona yang dimiliki Jessica berhasil mencuri perhatian Alex dalam sesaat. Entah kesepatan apa yang dilakukan oleh Keduanya, Alex dan Jessica pergi menghabis malam penjang bersama di sebuah kamar hotel.
Alex yang baru pertama kali merasakan kenikmatan dunia, langsung kecanduan dengan permainan ranjang Jessica. Sejak malam itu, keduanya sering bertemu dan menghabis waktu bersma diatas ranjang.
Meski Alex tahu, Jessica sudah tak perawan lagi saat bersetubuh dengannya. Tapi Alex sudah terlanjut jatuh cinta dan merasa nikmat dengan permainannya. Alex rela melakukan apa saja, asal Jessica tetap bersamanya. Bahkan Alex berani menentang sang kakek demi wanita itu.
Sebenarnya, Alex telah mengajak Jessica menikah jauh sebelum Viona datang. Tetapi wanita itu selalu saja menolak dengan alasan menunggu restu dari Kakek Volcan, Alex sudah sering jelaskan bahwa kakeknya adalah orang yang baik, asal Jessica mau mendekatkan diri. Namun, lagi-lagi wanita itu menolak dengan berbagai macam alasan. Entah apa maksud dan tujuannya.
Selama masa berpacaran, Jessica selalu memainkan triknya untuk melulukan hari Alex. Jessica tahu, Alex tidak akan menolaknya selama ia bisa memuaskan Alex diatas ranjang, Alex tidak akan berpaling darinya.
Pasangan suami istri itu terseyum puasa ketika sudah menuntaskan hasrat mereka, bahkan Jessica berkali-kali menyerang Alex.
Jessica terseyum penuh kemenangan, untuk kesekian kalinya, ia bisa menaklukan Alex. Jessica sudah tidak sabar ingin menjadi satu-satunya Nyonya Emeraldi, ditamba lagi penghalangnya si kakek tua telah tiada. Jessica akan mengibarkan berdera kemenangannya saat Alex dan Viona sah bercerai.
Jessica menatap puas wajah Alex yang telah terlelap karena kelelahan.
Tidurlah yang nyenyak kucing manisku, kau akan kulepaskan jika tujuanku sudah tercapai. Jessica memberi satu kecupan manis pada dahi Alex lalu ia berbalik dan ikut terlelap.
banyak kerananya