Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?
Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Di luar kamar rawat Catherine. Kalix langsung menepis tangan Charlotte setelah keluar dari kamar rawat Catherine. Ia melengos begitu saja meninggalkan Charlotte dengan perasaan kesal.
"Cih! Bukankah aku sedang ikut bersandiwara membantunya membalaskan dendam-nya!" omel wanita itu dengan wajah kesal. Wanita itu memutuskan pergi dari sana setelah berhasil menghancurkan hati Catherine.
Catherine memutuskan keluar dari rumah sakit hari itu juga. Ia memutuskan pergi ke mansion Albertus menemui anaknya. Ia berharap bertemu dengan Alice dan kedua anaknya disana.
Setibanya disana. Catherine tidak diijinkan masuk ke dalam mansion Albertus. "Maafkan kami Nyonya. Nama Anda sudah diblacklist dari nama orang-orang yang diperbolehkan masuk bertamu ke mansion Albertus."kata petugas keamanan mansion Albertus dengan wajah penuh penyesalan.
Petugas keamanan itu juga tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanyalah seorang bawahan yang diperkerjakan untuk digaji.
Dengan wajah sedih Catherine menatap halaman mansion itu dengan wajah sedih. "Mengapa Kalix bersikap sekejam ini?" gumam Catherine dengan hati pilu.
#
#
Di mansion Jones
Keadaan mansion cukup sepi. Hanya ada beberapa pelayan yang sibuk bekerja seperti biasanya. Catherine melangkah masuk ke dalam kediaman kedua orang tuanya setelah Kalix mendepak Catherine keluar dari mansion Albertus.
Kalix tidak lagi mengijinkannya tinggal satu atap dengannya setelah mengajukan perceraian beberapa hari yang lalu.
Beberapa pelayan dengan sigap menyambut kedatangan wanita itu. "Nona." sapa mereka dengan ramah menyambut kepulangan Catherine.
"Apa Tuan muda tidak datang bersama Anda?" tanya maid itu mencari sosok orang lain di belakang Catherine. Maid itu mencari mobil Kalix di halaman. Namun, ia tidak menemukan mobil lain yang terparkir disana.
Disana hanya terparkir 3 unit mobil yang biasa Catherine gunakan dan juga kedua orang tuanya gunakan.
"Bukankah Anda baru saja melahirkan? Lalu dimana kedua anak Anda?" lanjut pelayan itu dengan wajah bingung.
Catherine tiba-tiba memeluk tubuh wanita paruh baya itu dan menangis tersedu-sedu.
"Nanny! Kalix tidak mengijinkan ku bertemu dengan keduanya setelah melahirkan kedua anakku. Kalix memintaku menandatangani surat perceraian kami. Aku tidak bisa berpisah dengan kedua anakku, Nanny."
"Ternyata dia menikahi ku hanya karena ingin balas dendam. Aku terlalu jatuh cinta pada Felix hingga tidak menyadari perbedaan keduanya." curhat Catherine menangis tersedu-sedu di dalam pelukan pelayan itu.
"Catherine! Mengapa kamu sini? Lalu dimana suami dan kedua anakmu?"tanya suara bariton seorang pria paruh baya melangkah kearah keduanya. Ia merasa bahagia saat melihat kedatangan putrinya.
Pelayan itu menggeleng dengan wajah sedih menatap wajah pria paruh baya itu. Raut wajah pria paruh baya itu berubah datar saat melihat mata sembab putrinya.
"Apa yang terjadi?" tanya pria paruh baya itu.
"Kalix tidak mengijinkan ku bertemu dengan kedua anakku. Dia juga mengajukan perceraian kepada Erin, Pa." kata Catherine menghapus air matanya.
"Apa!"
Seorang wanita paruh baya tiba-tiba terkejut mendengar perkataan putrinya.
"Apa kamu ketahuan berselingkuh?" tanya ibu Catherine dengan wajah terkejut.
"Ma! Aku tidak berselingkuh." sahut Catherine dengan berlinang air mata.
"Apa yang harus aku lakukan Ma, Pa. Aku tidak mau berpisah dengan kedua anakku!"
"Andaikan Felix tidak meninggal bunuh diri mungkin jalan hidupku tidak akan seperti ini." gumam Catherine dengan wajah putus asa.
"Apa maksud mu Catherine?" tanya Tuan Jones dengan wajah penasaran mendengar gumaman putrinya sekilas.
"Kalix bukan Felix! Mereka dua orang yang berbeda. Mereka saudara kembar yang dipisahkan karena keadaan. Felix menghembuskan nafas terakhir pada hari Catherine melahirkan." ungkap Catherine membuat kedua orangtuanya terkejut.
Tak beberapa lama asisten kepercayaan Jones Group menghubungi ayah Catherine.
"Halo ada apa?" tanya ayah Catherine mengangkat panggilan telepon dari asistennya.
[Tuan, perusahaan Albertus menarik semua investasi mereka dari perusahaan kita. Mereka juga membatalkan kerja sama yang sudah disepakati beberapa bulan yang lalu.]
"Apa!"
Tanpa menunggu lama ayah Catherine buru-buru pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Ibu Catherine langsung mengejar langkah suaminya. Namun, mobil yang dikemudikan suaminya melaju dengan kecepatan tinggi.
Tak beberapa lama ibu Catherine yang menerima panggilan telepon dari sekretarisnya. Ia tiba-tiba pingsan mendengar informasi yang disampaikan sekretarisnya dari seberang sana.
"Ma! Mama kenapa?" tanya Catherine dengan wajah panik menghampiri ibunya.
"Nanny! Mama pingsan! Tolong panggilkan ambulan!" teriak Catherine dengan suara bergetar.
