Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Hari berlalu begitu saja. Derel sudah memulai aktivitasnya seperti semula. Sekarang ia banting stir jadi tukang ojol. Penghasilannya lumayan buat membiayai hidup keluarganya. Walau tidak semewah dahulu tapi cukup untuk makan sehari - hari.
Sementara adik bungsunya sudah melamar kekasihnya. Derel sama sekali tidak dilibatkan. Adiknya hanya mengabari bahwa acara lamarannya sudah selesai dan kemungkinan acara akad akan diadakan setelah seratus hari ibu.
"Udah ga usah abang pikirin, biar saja bang. Mungkin karna kita sudah tidak sepeti dahulu ,jika pun Rafi memberi tahu abang emang abang biasa ngasih apa?" ujar Sinta membujuk suaminya tapi hatinya panas juga.
"Bisa jadi dek karna itu,biarlah abang tidak anggap. Abang juga ga akan marah. Kalau itu memang kebahagian mereka abang ikut senang juga."gurat kesedihan nampak di wajah Derel.
"Lalu seratus hari ibu gimana,bang?tanya Sinta.
"Abang juga belum dapat kabar dari adik - adik. Kalau memang tidak ada ,gimana kalau kita panggil ustad aja buat ngaji disini?" Derel meminta pendapat dan ijin kepada istrinya.
"Terserah abang aja,aku mah ngikut aja." pasrah Sinta.
Sinta mau mengeluh takut salah. Ia tidak mau membantah suaminya yang kondisi pikiranya sedang tidak baik - baik saja. Tapi jika ia tidak membuka suara bagaimana biaya untuk acara tahlilan ibu mertua?
"Bang biayanya gimana?" tanya Sinta takut - takut.
"Nanti akan abang usahakan." jawab Derel pelan.
Kedua suami istri itu mengakhiri obrolan mereka dan memilih tidur karan hari semakin beranjak malam.
Tengah malam Sinta terbangun seperti biasanya,tidak lupa ia melakukan ibadah sunat,sholat tahjud. Selepas sholat Soalnya terpekur di atas sajadahnya memohon kepada sang pencipta agar dimudahkan semua urusannya dengan berurai air mata.
Air matanya turun tanpa bisa ditahan. Teringat dosa terus membayang, Memohon pengampunan dan perlindungan untuk suami dan anak - anaknya. Meminta rezeki yang cukup.
Masih ada waktu sebelum subuh ,Sinta membuka mushaf. Lantunan ayat demi ayat terus ia baca hingga subuh menjelang.
Selepas Sholat subuh baru ia bergegas menyiapkan perbekalan untuk kedua orang putranya. Sekaligus menyiapkan sarapan untuk semuanya.
"Sayang bangun yuk,sholat subuh dulu." dengan suara lembut Sinta membangunkan kedua orang putranya bergantian. Sementara suaminya sedari tadi sudah bangun dan baru pulang dari mesjid.
"Ini kopinya, bang." Sinta meletakkan segelas kopi panas yang asapnya masih mengepul di hadapan suaminya.
"Makasih dek."
Sinta kembali melihat anak - anaknya,memastikan mereka sudah siap apa belum?
"Sudah siap belum?" tanya Sinta berdiri di depan kamar putranya. Rumah yang mereka tempati sekarang adalah milik almarhum mak Sinta. Walau kecil tapi bisa menjadi tempat berlindung dari panasnya mentari dan derasnya hujan.
"Sudah bu." jawab Dafa.
"Bu,adek hari ini pulangnya agak telat ya."
"Ada apa?" tanya Sinta lembut membantu putra keduanya merapikan tasnya.
"Ada proyek, bu. Masa aku ga datang mulu."
"Ya udah,tapi nantinya pulang chat ayah aja. Biar ayah jemput. " Perintah Sinta sembari berjalan bertiga ke meja makan untuk sarapan bersama. Ayahnya sudah duduk menunggu.
"Ayah nanti bisa jemput aku kan?" tanya Dhani memastikan karna biasanya ayahnya jarang mau menjemput dijam sibuk karna katanya orderan lebih ramai.
"Kita Liat aja nanti. Jika ayah sempat ayah akan jemput,jika tidak kamu pulang sendiri aja." ucap Derel sembari menyuap nasi goreng buatan istrinya. Begitulah rutinitas setiap paginya di rumah Derel sebelum beraktivitas di luar rumah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor