NovelToon NovelToon
Di Buang Ayah Dan Ibu

Di Buang Ayah Dan Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Cerai / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Uul Dheaven

Setelah orang tua nya bercerai, Talita dan kedua adiknya tinggal bersama ibu mereka. Akan tetapi, semua itu hanya sebentar. Talita dan adik-adik nya kembali terusir dari rumah Ibu kandung nya. Ibu kandungnya lebih memilih Ayah tiri dan saudara tiri nya. Bukan itu saja, bahkan ayah kandung mereka pun menolak kedatangan mereka. Kemana Talita dan adik-adik nya harus pergi? Siapa yang akan menjaga mereka yang masih sangat kecil? Jawaban nya ada di sini. Selamat membaca. Ini novel kedua ku ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Setelah pulang dari rumah sakit, Bagas mencari tahu bisnis kotor milik Henri Borison. Ternyata selain mafia ke jam, ia juga merupakan sindikat jual beli anak-anak di bawah umur.

Ada juga yang di ambil organ dalam nya untuk dijual ke beberapa negara tetangga. Bagas yang memang sangat ahli dalam meretas, bisa dengan mudah mendapatkan informasi tersebut.

"Bobi, cari tahu obat jenis apa yang di ciptakan oleh Henri."

"Tapi, Gas. Apa nggak bahaya jika kita meretas mereka?"

"Akan aku bantu menghilangkan jejak. Lakukan saja. Cari tahu seluruh jenis obat-obatan yang mereka ciptakan. Dan juga, yang mereka suntikkan ke anak-anak yang ada di dermaga."

Malam ini, pasti Bagas akan memiliki banyak pekerjaan. Semua ini demi Talita.

" Ketemu! "

"Jelaskan Bob!"

"Obat itu seperti obat penenang pada umumnya. Namun, di dalam obat itu terdapat zat yang bisa melumpuhkan kinerja otak jika orang yang mengkonsumsi nya tidak cocok dengan obat tersebut."

"Apa? Jelaskan ciri-ciri nya."

"Kejang-kejang dan bahkan bisa berakibat kematian."

"Ku-rang a-jar! Manusia jenis apa yang menciptakan obat seperti itu. Apa kita tidak bisa menghancurkan bisnis itu Bobi?"

"sepertinya susah. Mereka memiliki perlindungan berlapis. Dan juga, mereka telah bekerja sama dengan Pak Sudiro."

"Papa,, pantas saja ia sangat marah saat tahu bisnis nya gagal. Laki-laki itu sesekali memang harus di beri pelajaran."

*****

Pagi-pagi sekali dengan modal nekat dan percaya diri, Talita datang ke kediaman Ibu nya. Tidak peduli jika ia akan di usir nanti. Setidak nya Ibu nya harus tahu keadaan Tasya di rumah sakit.

Tampak Naina sedang bersiap akan pergi. Sepertinya ia akan mengantarkan Andi ke sekolah. Ah, manis sekali pemandangan itu bukan?

"Bu, Tasya di rawat di rumah sakit."

"Terus? Mau minta uang? Nih!"

Tanpa bersalah sedikit pun, Naina melemparkan beberapa lembar uang berwarna merah ke hadapan Talita.

"Bu, Tasya butuh Ibu. Sekali saja jenguk dia ya."

"Aku tidak memiliki urusan lagi dengan kalian. Sudah cukup selama ini waktu ku terbuang dengan membesarkan kalian. Sekarang, waktu nya Ayah kandung kalian yang bertanggung jawab."

"Apa Ibu tidak merindukan Tasya? Aku mohon, Bu." Talita berkata sambil berlutut di depan Naina.

Tanpa sedikit pun rasa iba, Naina mendorong tubuh Talita hingga ia terjatuh di aspal.

"Apa begini caramu merayu semua laki-laki? Dasar perempuan murahan kamu, Talita?"

"Ibu,," Talita menatap wajah Ibu nya dengan air mata yang menggenang.

"Aku tahu, pekerjaan mu memang menjadi ja-lang bukan? Bahkan kau bisa langsung di lepaskan saat aku melaporkan mu. Apa laki-laki itu juga sudah tidur dengan mu?"

"Ibu, kenapa Ibu tega berkata demikian? Aku anak mu."

"Iya, kau anak ku yang sudah seperti ja-lang murahan. Kau berani merayu ayah tiri mu sendiri agar dia menceraikan aku."

"Sepicik itu kah pikiran mu terhadap ku, Bu? Terserah ibu mau berpikir seperti apa. Tapi, tolong kali ini lihat lah Tasya di rumah sakit."

"Minggir, aku tidak punya waktu meladeni mu. Urus sendiri adik-adik mu yang merepotkan itu. Semenjak kau mengkhianati aku, semenjak itu pula kau bukan lagi anak ku."

"Bu,, aku mohon."

Naina langsung masuk ke dalam mobil dan menghidup kan nya. Talita berusaha membuka pintu namun ia tidak di izinkan masuk.

Mobil Naina pergi begitu saja meninggalkan Talita yang sudah bersimpuh di tengah jalan.

Beberapa menit kemudian pesan masuk di ponsel nya.

"Jangan pernah hubungi aku lagi. Anggap saja aku sudah mati."

Setelah mengirimkan pesan itu, Naina langsung memblokir nomor anak nya. Talita menangis tersedu di jalan depan rumah nya.

"Talita, kamu sudah pulang? Kemana saja kamu? Makanya, jangan suka berbuat yang aneh-aneh. Kamu itu masih muda, ngapain kamu mencoba merayu Ayah tiri mu itu."

"Maksud tante apa ngomong kayak gitu?"

"Semua orang yang tinggal di komplek ini juga tahu, kalau kamu menggoda Ayah tiri mu bukan. Bahkan kamu juga menyuruh ayah tiri mu untuk memilih. Talita, taubat lah nak."

"Tante ngomong begini, apa ada bukti? Nggak kan. Aku itu hampir di perkosa sama laki-laki mesum itu tante. Dan sekarang dia malah memutar balikkan fakta. Harusnya aku yang marah. Tapi Ibu, sudah di buta kan oleh cinta."

"Jadi, benarkah seperti itu? Wah, ja-hat sekali memang Ayah tiri mu."

"Dia memang ba-jingan. Dia juga telah mengambil rumah kami."

Talita bercerita sambil menangis. Ia tidak peduli jika tetangga nya akan menyebarkan gosip. Bukan kah sekarang ia tidak memiliki hubungan apapun lagi dengan wanita yang bernama "Ibu"?

Talita berjalan pelan dari arah rumah nya ke jalan raya. Ia akan naik angkutan umum saja biar bisa menghemat biaya. Saat ia melewati sekolah nya, ia langsung termenung. Sudah beberapa hari ia tidak masuk sekolah, ia jadi merindukan masa-masa itu.

Sesekali Talita menghapus air mata yang terus saja menetes. Entah mengapa ia di uji dengan begitu banyak nya masalah.

"Aku harus kuat." gumam nya berkali-kali.

Talita akhirnya sampai juga di rumah sakit tempat Tasya di rawat. Dari kejauhan ia melihat Tania menangis sampai di peluk oleh seorang perawat.

"Ada apa sus?"

"Kak, Tasya kak. Adik kita."

"Kenapa Tasya dek?"

"Tasya udah nggak ada kak. Tasya udah meninggal. Tasya udah nggak sakit lagi. Tasya udah nggak ada sama kita lagi kak." Suara Tania membuat siapa pun yang ada di sana menangis.

Pasalnya, selama di rawat di rumah sakit, baik dokter atau perawat sama sekali tidak melihat orang tua mereka.

"Talita, Maafkan aku."

Bagas datang dengan beberapa teman-teman nya yang ia lihat malam itu.

"Ini bukan salah kamu, Bagas. Aku yang tidak becus merawat adik ku sendiri."

Tiada lagi air mata. Sudah cukup ia menangis dari tadi. Sekarang waktu nya membawa Tasya ke tempat peristirahatan terakhir nya.

Namun, lagi-lagi ia harus kebingungan. Dimana ia akan memakamkan Tasya. Rumah saja mereka tidak punya.

" Tasya, Maafkan kakak ya dek. Kakak udah ikhlas dek. Semoga Tasya di sana bahagia bertemu dengan Ibu yang sayang sama Tasya."

Tania memeluk erat kakak nya itu. Ia tidak ingin kehilangan lagi.

"Kak, jangan tinggalkan Tania. Tania cuma punya kakak sekarang."

Talita pun memeluk adik nya kembali. Mereka menangis bersama sambil berpelukan.

"Maaf, apa orang tua kalian tidak ke sini?"

"Maaf, sus. Kami yatim piatu. Orang tua kami baru saja meninggal. Jadi, saya selama ini yang mengurus adik-adik."

"Baiklah kalau begitu. Kita urus dulu administrasi nya."

"Sus, biarkan saya yang mengurus segalanya. Talita, kamu siap-siap saja ya. Aku yang akan mengurus segalanya."

"Terima kasih, Bagas." Ucap nya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Bagas memang sangat membantu. Ia mengurus segala hal tentang pemakaman Tasya. Ia bahkan memberikan tempat pemakaman terbaik untuk adik nya Talita.

"Kamu, nggak sekolah hari ini?" Tanya Talita saat melihat Bagas bersama nya sekarang.

"Nggak,"

"Kenapa? Jangan ikut-ikutan aku."

"Nggak kok, aku cuma bosan aja."

"Orang kaya mah bebas."

"Yang kaya Papa ku."

"Terserah deh."

"Sekarang, kalian mau ke mana?"

"Pulang."

"Apa besok kamu akan sekolah?"

"Aku, tidak tahu. Mungkin aku akan mencari kerja dulu. Masih ada Tania yang harus aku biayai."

Tania yang lelah sudah tertidur di pangkuan Talita. Saat ini, mereka hanya tinggal berdua saja tanpa ada nya Tasya di hidup mereka. Lagi-lagi, Talita menangis dalam diam nya.

"Kita udah sampai, Kak?"

"Yuk, turun. Bagas, terima kasih ya. Aku nggak tahu kalau nggak ada kamu."

"Aman. Sesama teman memang harus saling membantu, bukan?"

Setelah Bagas pulang, mereka pun masuk ke dalam rumah itu. Biasanya, Tasya akan berceloteh manja. Rumah yang sepi menjadi ramai dengan suara Tasya.

"Tania rindu Tasya kak. Tasya udah senang. Sekarang kita harus bagaimana?"

"Tania, dengar kakak ya sayang. Kamu masih punya kakak. Kakak akan melakukan apapun untuk mu. Ingat."

"Iya, kak. Tania janji akan belajar lebih giat lagi. Supaya bisa membanggakan kakak."

"Iya sayang. Sudah, jangan sedih lagi ya. Kita harus kuat. Kita buktikan pada wanita itu, kalau kita bisa sukses."

"Kak, bolehkah Tania membenci Ibu?"

"Kenapa Tania membenci Ibu? Itu kan Ibu Tania."

"Itu bukan Ibu Tania. Dia Ibu Andi kak. Sampai kapan pun Tania nggak akan menganggap nya Ibu."

"Tania, sebenci-bencinya kamu sama Ibu, dia tetap lah Ibu yang melahirkan kamu."

"Tugas seorang Ibu bukan hanya melahirkan saja kak. Tapi banyak. Mulai sekarang kita nggak perlu lagi membahas masalah wanita itu."

"Baik. Kita lupakan segala nya."

1
Sisca Audriantie
❤❤❤❤
mama yogi
Luar biasa
mama yogi
sakit kepalaku melihat kelakuan ibunya 🦖🦖
Game
Andini emng bocahnya udh sakit
Didik Moonkids
pengawal koq ndk ada gunanya...otak kosong
Ari Setiawan
Luar biasa
Sri Yati
masyaallah bngt ceritamu author 🔥 sampe bela2in begadang padahal punya bayi🤭🤭🤭🤭 SE seru itu dan alurnya bikin penasaran terus.... 😚 sukses slalu author yg Budiman😙 di tunggu cerita yg eppic lainnya 🔥🥳🔥🔥🔥
Uul dheaven: Terima kasih 😊😊😊😊😊😊
total 1 replies
Yeni Wati
bagus ceritanya
RiskaCahyani
aku mewek bacanya beneran, ngena banget ceritanya dihati, terimakasih untuk authornya sukses selalu dan semangat buat nulis karya yang luar biasa lagi 🥰🥰🥰
Ayrieenn.
upss
Ayrieenn.
walawe
Suarni Tamin
indah sekali akhir cerita ini
Ayrieenn.
udah pindah aja si talita, udh ga aman itu
Ayrieenn.
dih pd
Ayrieenn.
jacky sm talita cocok kali , spa tau ternyata jacky anak orng kaya
Ayrieenn.
plis jangan sma bagas, jodohin aja si talita sma ceo yng kaya tpi lebih tua dri dia tpi jngn om om
Sartini Cilacap
Riska turunan psikopat
Sartini Cilacap
Apa yang mau ditunjukkan oleh Riska
Sartini Cilacap
Riska salah memilih lawan
Sartini Cilacap
Menunggu Riska hancur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!