Dia selalu di siksa dan selalu di abaikan oleh ayah kandungnya sendiri,Ayahnya lebih menyayangi kakak tirinya,Setiap waktu ibu tirinya selalu mengatur jodoh untuknya,Hingga tanpa sengaja dia mencium seorang pria,Yang tidak ia ketahui siapa pria tersebut,Sampai kemudian pria itu memintanya untuk menikah dengannya,Demi tidak mau mencari masalah dengan pria tersebut dia menerima tawaran pria tersebut.
Akankah suatu saat dia tahu bahwa ternyata pria itu adalah salah satu Milioner di negaranya.
Kalo kalian penasaran mending langsung baca aja ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Arlan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Namun para wanita itu menghentikannya lagi,Tidak ingin membiarkan dia pergi.
Dia pun kehilangan kesabaran,Kesabarannya yang hanya setipis tisu itu,Dan melirik sekilas kearah gaun - gaun indah yang mereka pakai lalu berkata.
"Kalian yang berpakaian secantik ini,Memang pantas berdiri di samping tuan Anggara,Tapi mau kah tuan Anggara bersama kalian?"
"Kamu....."
Para wanita itu adalah putri dari keluarga yang berkuasa di kota Y,Mana pernah mereka menerima makian seperti itu.
Mereka makin menghalangi Anabella,Menuntutnya untuk minta maaf, bukan Anabella namanya kalau dia bisa di tindas seseorang.
Dengan cuek dan santai dia pergi meninggalkan kerumunan para wanita sosialita yang begitu aneh menatap dirinya.
Sementara itu diatas lantai dua sang tuan muda sedang menikmati minumannya.
Anggara melihat ke bawah Dia mengangkat gelasnya untuk menegak anggur merah di dalamnya tampaknya menikmati sesuatu.
Serrrr.....
Sebuah kuah sup di siramkan ke tubuh Anabella, melihat bajunya di siram seseorang membuat kesabaran Anabella yang hanya setipis tisu itu menjadi sangat marah, dia berbalik menatap wanita - wanita yang berpakaian mewah yang ada di hadapannya.
Anggara menyipitkan matanya.
Tiba - tiba dia melihat Anabella yang berada di sana menjambak rambut seorang wanita dengan satu tangan,Lalu membenturkan kepalanya ke wanita lainnya dengan kuat.Benturan itu benar - benar sangat keras.
Kedua wanita itu jatuh karena sangat pusing,Sementara wanita yang lainya sudah sangat ketakutan.
"Kamu...kamu ...kamu.."
Anabella tidak menunjukan ekspresi apapun,Juga tidak mengatakan apa - apa hanya melambaikan tangannya ke samping.
Wanita satu lagi segera mundur,Juga tidak berani menghalangi jalan Anabella lagi.
Anggara pun menyeringai.
"Sepertinya aku memang tidak salah memilih wanita ini!"
Sorot mata Anggara begitu dalam,Dia meminum anggurnya tanpa memperdulikan apa yang saat ini sedang terjadi.Dia seperti menonton sebuah pertunjukan yang sangat menyenangkan. Ternyata wanita jelek itu sangat bar - bar, dan dia baru menyadari
Wanita itu bisa mendekatinya secepat kilat tanpa dia sadari,Juga menarik nya dengan satu tangan untuk mencium nya secara paksa.
Kekuatannya luar luar biasa dan nyalinya tidak kecil itu yang membuat dia berbeda.
"Erwin,Bawa dia berganti pakaian!"
"Baik tuan muda!"
Anabella tidak mengikuti Erwin untuk Menganti pakaiannya,Melainkan berjalan mendekati Anggara sambil melototi nya dengan marah.
"Hei pria tua, sebenarnya apa maumu tiba - tiba saja mengajak orang bertunangan tanpa persetujuan dari kedua belah pihak!" Ujarnya sambil menekan dada bidang Anggara dengan satu telapak tangannya.
"Konsekuensi ini sangat besar,Bolehkah aku bertanggung jawab padamu dengan cara lain?,Seperti kompensasi sebuah pekerjaan misalnya ?"Tanya Anabella lagi.
Mata indah Anggara yang menatap Anabella tiba - tiba menyipit membentuk senyuman yang tidak bisa di jelaskan.
"Hmm,Menurutmu pekerjaan apa yang pantas untuk sebuah ciuman?"
Anabella terlebih dahulu mengamati wajah pria itu,Kemudian menatap serius bibir tipisnya yang menawan,Nampaknya sedang memperkirakan pekerjaan apa yang pantas untuk Menganti sebuah ciuman.
"Aku tidak tahu,lebih baik kamu katakan pekerjaan apa yang pantas untukku, dan Sepertinya kamu juga tidak muda lagi,Jadi seharusnya itu bukan ciuman pertamamu sebaiknya jangan minta kompensasi lebih dari pekerjaan yang sangat berat dan akan sangat merugikan untuk diriku Karna aku orang yang sangat sibuk!"
"Kurang ajar!"
"Berani sekali dia pada tuan Anggara!"Erwin merasa bahwa wanita ini benar - benar mencari mati.