KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Akhirnya hari – hari yang ditunggu oleh Gendhis dan Roselyn sampai juga.
Hari ini adalah hari dimana acara pelelangan akan diadakan, barang yang dilelang termasuk lahan terbengkalai ada juga lukisan, perhiasan, dan yang lainnya.
Sebenarnya pelelangan ini ditujukan untuk pesta amal. Perusahaan milik Jack bekerja sama dengan beberapa perusahaan lainnya untuk menggalang dana untuk membantu anak – anak di berbagai panti asuhan.
Tentu saja Rose dan Gendhis juga mengetahui mengenai acara menggalang dana ini, tetapi keduanya tentu saja tidak tahu siapa – siapa perusahaan yang menjadi sponsor.
Mengenai pergulatan pikiran Jessica dan Mario tempo hari, Rose tentu saja tidak tahu jika Jessica sudah mengutuk Rose. Rose sengaja tidak mengaktifkan ponsel jadulnya, ia meminta Gendhis untuk membeli ponsel baru yang lebih... Modern dan terkini sebagai ganti alat komunikasinya.
Nomor yang di dalam ponsel juga hanya berisi nomor Gendhis, Ibu pantinya dan juga beberapa eksekutif perusahaan yang loyal dan setia kepadanya.
Rose sama sekali tidak memberi tahu Jessica tentang perpindahan nomor ponselnya ini. Mana mungkin Rose repot – repot memberitahunya perihal hal tersebut sementara ia memang sengaja.
‘ Eh ceu Jessie, aku udah ganti nomor loh cyin.. Kalau nanti uangnya habis, hubungi ke nomor baru ini yaa’
Mau begitu? Oh SORRY yee..
Itulah yang dikatakan Rose kepada Gendhis ketika Gendhis iseng kenapa tidak memberikan nomor barunya kepada Jessica. Dan kalimat ini sontak membuat Gendhis tertawa sampai guling – guling di lantai kantor Rose.
Rose hari ini mengenakan setelan wanita karir yang menurut Gendhis sangat ... Wow. Kemeja putih dirangkap blazer berwarna biru navy yang soft, dipadukan dengan dasi kupu – kupu imut yang sangat cocok dengan perawakan wajah Rose yang babyface.
Rose menggunakan Rok lipit dibawah lutut warna senada dengan Blazer. Kakinya dihiasi stocking hitam yang semakin memperlihatkan kesenjangan kakinya. Kemudian kakinya dibalut dengan flat shoes berwarna putih susu.
Hari ini, Rose memilih menggerai rambut sepinggangnya, yang dihiasi dengan bando sederhana berwarna Navy. Ia juga mengenakan kacamata anti radiasi dan jangan lupa masker yang menutupi setengah wajahnya.
Rose memang tidak ingin ada orang yang mengenalinya, image pemilik ROSE_V yang misterius sepertinya sedikit berguna untuk citra yang ingin ia bangun.
Ia ingin bangkit terlebih dahulu sebelum akhirnya muncul di depan mata publik, menjadi perusahaan yang mapan dan bersih dari segala skandal apapun dan tentunya dengan produk yang lebih baik.
Hal ini juga yang menjadikan tujuan Rose saat ia memutuskan untuk menutup sementara perusahaannya.
“Edan, penampilan begini masih mau lo tutupin? Ck ck ck, siapa yang akan beruntung dapetin istri kayak lo, bos bos,” goda Gendhis sambil memandang takjub pada Rose yang duduk dengan santai di balik kemudi Big-G nya.
Rose hanya terkekeh pelan tetapi ingatannya terbang ke kehidupan masa lalunya yang sangat tragis, suami yang beruntung, ya? Heh, mengingat hal ini, mau tidak mau bibir Rose mencibir. Di kehidupannya yang dulu, ia bahkan tidak sempat menampilkan wajah ayunya karena diperdaya oleh Jessica yang mengatakan jika Mario lebih menyukai penampilan wanita yang bermake up tebal dan mengenakan pakaian – pakaian kurang bahan.
Jika ia mengingat hal ini, ia juga bertanya – tanya pada dirinya sendiri, sebenarnya apa yang dia pikirkan saat itu? Ck ck ck, memang cinta kadangkala membuat otaknya dipenuhi dengan air.
Kali ini, selain ingin balas dendam, ia juga ingin menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia, menemukan keluarga aslinya bahkan jika hanya memandangnya dari jauh.
Tiba – tiba saja, gambar tentang pria tampan yang ia temui saat berada di ruang VVIP Showroom mobil itu muncul di pikirannya. Rose tertegun sebelum ia menggelengkan kepalanya, mengusir bayangan halu dan terkekeh pelan.
Bisa – bisanya orang asing itu muncul!
Gendhis yang memperhatikan penampilan Rose menangkap adegan Rose yang menggelengkan kepala dan mau tidak mau mengernyitkan keningnya.
“Woi, jangan bilang lo masih kepikiran Mario buat jadi suamimu!!” gertak Gendhis sepaket dengan delikan mata tajam ala ibu tiri yang kejam.
Rose menoleh dan tertegun melihat tampang seram Gendhis. Sontak saja ia tertawa terbahak – bahak.
“Nggak dong, gue udah membuka mata hati dan mata batin gue, “ sanggah Rose dengan serius. Ia mulai menjalankan Big-Gnya membelah jalanan menuju ke tempat pelelangan itu berada.
“Lalu, kenapa lo geleng – geleng kepala? Macam lagi goyang dangdut aja!” selidik Gendhis yang masih tidak percaya.
“Ada sesuatu yang lucu,” jawab Rose singkat, jelas ia tidak mau membahas hal ini kepada Gendhis. Yang ada dia akan ditertawakan oleh Gendhis jika ia memikirkan pria asing yang bahkan tidak ia kenal, bukan?
Gendhis yang tidak mendapatkan jawaban apapun, hanya mendengus kesal ditemani dengan kekehan geli dari Rose. Keduanya kemudian membicarakan apapun untuk memotong kebosanan di perjalanan ini.
Tidak sampai 2 jam, mereka berdua sampai di sebuah bangunan yang megah lagi mewah, sudah banyak mobil – mobil mewah lainnya yang terparkir di pelataran halaman menandakan jika pelelangan ini banyak menarik minat para kalangan atas.
Beruntung Gendhis mendapatkan kuota untuk ruangan pribadi sehingga mereka dapat mendukung rencana Rose yang ingin low profil. Down to earth jika Gendhis yang berkata sambil mencibir ke arah Rose.
“Sepertinya acara ini akan sukses besar,” uca Rose sambil mengenakan masker wajahnya dan membenarkan rambutnya yang sedikit kusut.
“ Hmm, kudengar, ada Lukisan ternama hasil karya seorang master dari luar negeri dan beberapa vas antik peninggalan dinasti lalu juga akan dilelang,” jawab Gendhis sambil membuka pamflet tentang apa saja barang yang akan di lelang.
Gendhis juga mengubah penampilannya saat ini, rambutnya yang lurus di keriting dan ia mengenakan kacamata radiasi yang cukup tebal. Kesan gadis imut dan cerdas seketika menghilang digantikan menjadi aura seorang gadis kutu buku tetapi masih terlihat anggun dan tampak berwawasan.
Gendhis tiba – tiba menarik lengan Rose sehingga Rose berhenti melangkahkan kakinya, Rose menoleh dan melihat ke arah Gendhis untuk bertanya ada apa sebelum ia melihat Gendhis yang sudah menunjukkan seseorang atau sepasang orang di ujung tempat parkir sana.
Rose segera mengarahkan pandangannya mengikuti arah telunjuk Gendhis dan mau tidak mau mengernyitkan keningnya ketika melihat siapa sepasang orang itu.
Mario dan Jessica!
Haahh, musuh memang sering bersilang langkah bukan? Beruntung ia dan Gendhis sedang dalam penyamaran yang bahkan ibu mereka tidak akan mengenalinya sama sekali. Hanya saja memang aura Rose sekarang semakin menarik perhatian orang.
“Untuk apa mereka kesini?” dengus Gendhis yang ingin sekali meledak, sementara Rose tampak begitu santai, mau apa lagi? Bukan urusannya lagi kan jika mereka berdua bersama.
Rose mengajak Gendhis untuk melanjutkan langkah mereka menuju ke resepsionis, Rose ingin segera duduk dengan tenang di bilik ruangannya.
“TUNGGU, Kenapa orang UDIK ini dibiarkan masuk?”