Amelia Angelica nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku, berkat nilai-nilaiku yang bagus sejak SMP kini aku menempuh pendidikan di King's College London dengan beasiswa tahap akhir. Namun kesalahan fatal aku lakukan dan kembali ke tanah air. Disitulah segalanya berawal.
Memulai hidup dengan mengabdikan diri disebuah Rumah Sakit swasta, pada awalnya semua berjalan dengan baik sampai kemudian takdir berkata lain.
Penasaran????? simak yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin MangaToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili Mangatoon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode.33.
Percakapan dengan dokter Damar membuat mood Amelia benar-benar hancur, untunglah pasiennya sudah tidak ada lagi hingga dia tidak harus berpura-pura tersenyum manis di depan orang-orang yang membutuhkan dirinya.
Jam terus berganti hingga tak terasa jam dinas Amelia berakhir, baru saja pesan dari Rodrigo masuk pada ponselnya jika pria itu telah menunggunya di lobby rumah sakit.
Surat pengunduran dirinya pun telah diserahkan, barang-barang pribadinya yang tak seberapa juga telah dimasukkan dalam dus. Meskipun baru beberapa minggu Amelia bertugas dirumah sakit ini dan belum mempunyai banyak teman, namun rasa berat untuk meninggalkannya tetap terasa, setidaknya ada kenangan yang sempat tercipta.
Amelia kini melangkahkan kakinya menuju arah lobby dimana Rodrigo sedang duduk menunggunya berbaur dengan orang-orang yang ingin membesuk teman atau keluarganya sambil memeluk sebuah dus kecil yang berisi barang-barang pribadinya.
"Selamat jalan dok,,,,," kata suster Citra seraya memeluk Amelia dengan mata berkaca-kaca, hubungan mereka sangat dekat selama ini. Amelia dengan segala kebaikan dan kesabarannya meskipun agak pendiam, sedangkan suster Citra dengan tingkahnya yang lincah membuat mereka lebih seperti adik kakak daripada dokter dan suster pendampingnya
"Selamat tinggal, jangan nakal dan tetaplah selalu ceria " ujar Amelia membalas pelukan hangat Citra
Amelia kembali melangkah mendekati Rodrigo yang tersenyum melihat kedatangan wanita yang beberapa hari lagi akan resmi menjadi istrinya, sementara tak jauh dari mereka Damar menyaksikan semuanya dengan berbagai pertanyaan, mulai dari suster Citra memeluk Amelia, dus yang sedang Amelia bawa dan interaksi antara Rodrigo dan Amelia.
"Hai sayang,,,,sudah siap meninggalkan kota ini ????" tanya Rodrigo dengan senyum yang selalu menghias bibir tipisnya membuat kaum wanita berdecak kagum, mengambil alih dus yang sedang dibawa oleh Amelia.
"Rafi gak ikut???" tanya balik Amelia
"Rafi lagi senang-senangnya sama mama dan papa,,,," jawab Rodrigo merangkul pinggang Amelia berjalan keluar menuju mobilnya, Damar yang bersiap untuk pulang berpapasan dengan mereka.
Rodrigo yang mengingat dengan baik wajah Damar ketika Amelia dimaki-maki oleh orang tua laki-laki itu sengaja membesarkan volume suaranya untuk menghilangkan pemikiran negatifnya tentang Amelia.
"Sayang,,,kita akan buktikan pada orang-orang bahwa yang terjadi bertahun-tahun lalu bukanlah kesengajaan aku dan keluargaku akan memperbaiki semuanya meskipun terlambat ". kata Rodrigo mengecup dahi Amelia tib-tiba hingga membuat Amelia melongo kebingungan.
Damar yang melihat adegan mesra tersebut hanya mendengus kesal karena mendengar perkataan Rodrigo yang seolah-olah ditujukan padanya.
Amelia dan Rodrigo kemudian bergabung dengan pengendara lainnya dijalan raya yang sudah mulai macet karena para pencari rejeki ingin segera tiba dirumahnya untuk beristirahat setelah seharian menjalankan rutinitasnya.
Rodrigo melajukan kendaraanya menuju rumah Amelia untuk mengambil barang-barang seperlunya yang akan dibawa kembali ke ibukota. Rencana keberangkatan mereka malam ini karena tuan besar Abraham dan kstrinya nyonya Zhaina tak ingin menunggu waktu lebih lama lagi.
Tiba dirumah Amelia setelah berkutat dengan kemacetan, Rodrigo langsung merebahkan diri dikursi yang terdapat diruang tamu, sementara Amelia ke dapur membuat minuman untuk pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
"Mbak tinggal aja disini sampai rumah ini laku " kata Amelia pada ART yang selalu membersihkan rumahnya setiap hari
"Bu dokter, beneran akan pergi ???" tanya mbak Sri yang sejak pagi sudah melihat kopder Amelia didepan pintu kamarnya
"Iya mbak,,,," jawab Amelia tersenyum
"Sayang,,,,rumah ini gak usah dijual, buat mbaknya aja, biar Alex yang urus balik nama kepemilikannya" kata Rodrigo menyela pembicaraan Amelia dengan mbak Sri.
Amelia hanya melemparkan tatapan tajam pada Rodrigo yang dengan seenaknya jidatnya memberikan rumah yang telah dibelinya dengan menguras isi tabungannya.
'semoga mobilku gak dikasih juga mbak Sri, kalo semua diberikan ke orang, tabunganku bener-bener terkuras habis ' batin Amelia menahan kesal
"Oh ya, kalo mobilmu mending kasi ke suster yang tadi meluk kamu dirumah sakit, sayang,,," lanjut Rodrigo dengan wajah tak berdosanya, biar Alex besok yang mengantarkan kuncinya dan sekaligus menyelesaiakn semua urusan disini.
Kemudian Amelia berjalan ke ruang tamu meletakkan minuman yang dibuat untuk Rodrigo tanpa mengeluarkan sepatah kata karena kesal semua barang yang dibeli dari jerih payahnya selama ini dibagikan secara cuma-cuma pada orang seperti memberikan permen pada anak kecil.
Setelah melepas lelah dan mereka perkirakan jalanan yang akan mereka lewati sudah mulai berkurang macetnya, kemudian mereka kembali menuju rumah Rodrigo setelah sebelumnya berpamitan pada mbak Sri yang sekarang sudah menjadi pemilik rumah Amelia.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
suka gak sih dengan ceritanya,,,,,
jangan lupa dukungannya pake poin ya dan komennya juga, jika suka ceritanya
salam hangat selalu dari author
love you all