Dinda ayu pratista adalah seorang gadis cantik,yang harus menelan kekecewaan saat tahu jika dirinya sedang berbadan dua.
Hidupnya berubah setelah laki-laki yang menjadi temannya, tanpa sadar merenggut kesuciannya.
Saat mengetahui jika temannya itu akan menikah,dinda pun memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupannya sekarang.
Dia pun berharap dapat melupakan kejadian malam itu dan memulai hidup baru.
Kini dinda pun di karuniai seorang putra tampan yang memiliki wajah sama persis dengan teman laki-lakinya itu.
Sampai di suatu saat,takdir pun mempertemukan mereka kembali dengan keadaan yang sedikit berbeda.
Akankah dinda jujur pada temannya itu, jika sudah dia memiliki anak darinya?
Dan apakah dinda akan memberitahu putranya,jika temannya itu adalah ayah biologisnya?
Ikuti kisah selanjutnya sampai selesai!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAMM 20
Raffael pun melirik ke arah wanita, yang dia ketahui sebagai ibunya gevano. "Dinda." ucapnya heran.
Raffael sendiri tidak menyangka, jika wanita yang sedang dia tolong, adalah dinda. pikirannya pun kini masih bingung, dengan keadaan saat ini.
Aditya yang melihat Raffael lengah, berusaha menggunakannya sebagai kesempatan itu untuk menyerangnya.
Dinda yang melihat hal itu, langsung berteriak sekencang mungkin. "Raffael...! Awas...!"
Raffael yang tersadar pun langsung, melihat ke arah aditya yang akan menyerang ke arahnya.
"BUGH...!" Satu pukulan berhasil mendarat, di rahang Raffael.
"Raffael...!" teriak dinda, saat melihat Raffael tersungkur.
"Itu akibatnya, karena kamu sudah mengganggu, ku. Aku peringatkan, pergi dari sini. Cepat! " bentak aditya marah.
Raffael tersenyum miring, saat mendengar perkataan aditya. sejenak dia menyimpan rasa ingin tahunya, tentang dinda dan ibu gevano.
Saat ini raffael memilih untuk memberikan pelajaran, pada laki-laki yang berusaha mengganggu dinda. sebab dia tidak terima, saat melihat dinda di perlakukan seperti itu oleh aditya.
"Aku tidak akan membiarkan mu, melakukan hal rendahan seperti itu kepadanya." sahut Raffael, sambil mengusap sudut bibirnya, yang berdarah akibat pukulan aditya.
Raffael pun bangkit berdiri,dan siap untuk menyerang kembali aditya. di saat ini juga, raffael meluapkan amarahnya kepada aditya.
Pukulan demi pukulan, raffael berikan pada aditya. dia ingin cepat mengakhiri semuanya, sebab dia harus segera mencari keberadaan gevano.
Aditya yang tidak mau kalah pun, gmencoba menghindari pukulan dari raffael yang sangat brutal.
Sampai akhirnya, aditya pun jatuh tersungkur tidak berdaya.
"Kenapa? Apa hanya segitu, kemampuan lo?" Raffael menghampiri aditya yang memegangi dadanya, karena merasakan sakit yang hebat.
Pukulan raffael yang brutal, seketika membuat aditya tidak berdaya.
Raffael pun berjongkok, menatap tajam aditya. "Kalau sekali lagi gue lihat, lo gangguin dia! Maka bukan hanya tangan lo saja, yang patah! Melainkan nyawa lo, taruhannya!" ujarnya penuh penekanan.
Aditya menatap tajam. " Sebenarnya kamu siapa? Ada hubungan apa, kamu sama dinda?" tanyanya dengan nada angkuh.
"Siapa gue?" Raffael tersenyum, miring. "Gue pemilik hatinya. Jadi mulai sekarang, jangan ganggu dia lagi. Paham lo!" sahutnya penuh penekanan.
Aditya menggeram marah, berusaha bangkit dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. dia tidak terima, dengan perkataan raffael.
Dia pun berusaha, menyerang kembali raffael. "Dinda itu milik ku! Kamu jangan berharap, dapat memilikinya. Karena aku yang terlebih dahulu mengenalnya, sebelum diri mu!"
Raffael tersenyum sinis, jika saja aditya tahu yang sebenarnya. mungkin aditya akan terkejut bahkan tidak percaya, jika Raffael dan dinda adalah teman dekat.
"Oh... ya? Jangan mimpi lo!" BUGH...!" Raffael kembali melayangkan pukulan, pada wajah serta perut aditya. sampai membuatnya, jatuh tidak berdaya.
Di saat akan menyerang kembali, tiba-tiba saja suara dinda menghentikan gerakannya.
"Raffael... stop! Jangan pukul dia lagi. Aku mohon...." teriak dinda, menangis.
Raffael pun menghentikan tangannya, saat mendengar teriakan dinda. sebab amarah yang memuncak, Raffael pun lupa jika dinda berada di sana.
Dengan terpaksa, Raffael pun membiarkan aditya tergeletak lemah di sana. dia pun segera menghampiri dinda, yang berdiri di belakangnya.
"Din kamu tidak apa-apa?" tanya Raffael, khawatir.
Dinda pun menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja, raf." jawabnya, terisak.
Dinda sebenarnya takut, saat melihat perkelahian antara Raffael dan aditya. apalagi dinda dapat melihat kemarahan Raffael, yang baru kali ini dia lihat.
Di saat keadaan hening, tiba-tiba saja ponsel dinda berdering.
Dinda pun merogoh ponsel, yang berada di dalam tasnya. seketika dinda tersenyum tipis, saat melihat nama inces tertera di layar ponselnya.
Dengan penuh harapan, dinda pun mengangkat panggil dari inces. berharap inces, memberikan kabar baik tentang gevano.
"Halo...! Bagaimana...?" Dinda seketika menghentikan ucapannya saat mendengar kabar buruk tentang gevano. "Apa...! Vano kecelakaan?" pekiknya terkejut.
Seketika senyuman di bibir dinda menghilang, dan tubuhnya terasa lemas. saat tahu, jika gevano mengalami kecelakaan. bahkan dinda hampir saja terjatuh, namun dengan sigap Raffael segera menahan tubuhnya.
"Ada apa, din? Siapa yang menghubungi, mu?" tanya raffael ikut panik.
Dinda menatap raffael. " Di-dia kecelakaan raf." jawab dinda terbata.
Raffael pun terdiam sejenak, berusaha memahami apa yang di katakan dinda. Dia pun segera mengambil ponsel dinda, yang masih tersambung.
Tanpa menunggu lama Raffael pun, mengambil alih ponsel dinda untuk angkat bicara.
"Halo siapa ini?" tanya Raffael.
Inces yang berada di seberang pun, segera memberitahu jika dirinya inces. bahkan dia mengatakan, jika saat ini gevano mengalami kecelakaan.
Raffael yang mendengar kabar itu pun, merasakan dadanya sesak. saat tahu jika anak kecil, yang dia sayangi mengalami kecelakaan.
Raffael yang panik dan khawatir pun, segera mengajak dinda pergi ke rumah sakit.
Aditya yang mendengar hal itu, tersenyum miring. dia merasa puas, karena melihat dinda yang tidak berdaya, saat mengetahui anaknya kecelakaan.
Dia yakin setelah ini, dinda akan kembali kepadanya dan berlutut memohon belas dan kasih darinya.
*
*
*
Di sepanjang, perjalanan menuju rumah sakit, dinda tidak berhenti menangis.
Hatinya hancur, saat anak semata wayangnya mengalami kecelakaan.
Raffael yang mengendarai motornya pun, ikut merasakan apa yang dinda rasakan saat ini. meskipun dalam hati Raffael, masih bertanya-tanya tentang hal sedang terjadi saat ini.
Sungguh Raffael tidak mengerti, saat teka-teki ini membuatnya bingung. Raffael berharap, kali ini dinda akan mengatakan yang sebenarnya, tanpa menutupi lagi kebenarannya.
Sesampainya di rumah sakit terdekat, dinda dan Raffael segera menuju ke dalam rumah sakit.
"Ces, bagaimana keadaan vano?" Dinda yang baru sampai pun, segera menghampiri inces dan menanyakan keadaan vano.
Inces dan roy, menatap kedatangan dinda dengan Raffael.
"Dinda...!" pekik roy, yang terkejut saat melihat kehadiran dinda di sana.
Dinda tidak menghiraukan roy, yang terkejut atas kehadirannya. dia memilih berbicara dengan inces, untuk memastikan keadaan gevano sekarang ini.
Roy pun memilih untuk mendekati Raffael, dan menanyakan tentang hal ini. "Raf, sebenarnya ada apa? Kenapa dinda bisa sama, lo? Bukannya, lo harus nolongin ibunya, vano?"
Raffael pun melirik ke arah Roy. sebenarnya dia juga belum mengerti , dengan keadaan saat ini. " Gue juga enggak ngerti, Roy." jawab raffael singkat.
Roy pun menghela nafas kasar. tatapannya pun beralih pada dinda yang terlihat sedih, dan terpukul atas kecelakaan yang menimpa gevano.
Tak lama kemudian, keluar lah dokter laki-laki paruh baya dari ruang penanganan. "Keluarga gevano." serunya tegas.
Dinda yang sedang berbicara dengan inces, pun menoleh dan menghampirinya. " Saya ibunya, dok!" sahut dinda, pelan.
Raffael dan Roy seketika terkejut, saat mendengar pengakuan dinda sebagai ibunya. kini mereka berdua yakin, jika gevano adalah anaknya dinda.
"Maaf nona, anak anda kini sedang dalam masa kritis. Anak anda pun, sangat banyak mengeluarkan darah. Sehingga perlu di lakukan donor darah, sekarang juga." ujar dokter itu, penuh keseriusan.
Dinda berusaha untuk kuat, saat mendengar keadaan gevano. meskipun sebenarnya hatinya rapuh, untuk saat ini. " Ambil saja darah saya, dok. Golongan darah saya, O. Saya yakin, jika golongan darah kami sama. " ucapnya cepat.
Dokter pun menghela nafas. "Maaf nona, itu masalahnya. Anak anda, saat ini membutuhkan donor darah, AB negatif. Dan kebetulan, di rumah sakit ini, stock darah AB negatif sedang kosong. Bahkan golongan darah tersebut, sangat langka. Saya harap,ada dari keluarga anda, yang mempunyai golongan darah yang sama, dengan putra anda." sahut dokter itu, menjelaskan panjang lebar.
Dinda seketika terdiam, ternyata golongan darahnya tidak sama dengan gevano. Lantas kemana, dia harus mencari pendonor darah, yang sama dengan gevano.
Raffael yang mendengarkan perkataan dokter pun, segera menghampirinya.
"Ambil darah saya, dok. Kebetulan darah saya AB negatif." Perkataan raffael membuat semua orang di sana, melihat ke arahnya.
Bahkan dinda sendiri, seketika mematung. saat raffael menatapnya, dengan tatapan yang sulit di artikan.
lanjut Thor 🥰