Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku ingin peperangan
...Bab 28...
Semua orang yang berada di bandara dengan tujuan untuk menunggu kedatangan Rey segera membubarkan diri dengan raut wajah penuh kekecewaan.
Baru saja mereka bertemu dengan Falcon yang tidak ramah terhadap mereka dan dengan jelas mengatakan bahwa Raja Utara tidak berkenan untuk bertemu dengan mereka.
Apa lagi yang bisa mereka lakukan? Jika raja tidak sudi bertemu dengan mereka, hanya ada satu kata, 'pulang tanpa hasil'
Sedangkan Falcon, segera meninggalkan tempat itu, kemudian menghilang entah kemana. Baginya, kedatangannya dengan seragam tentara itu telah menarik perhatian banyak orang. Bahkan ada yang mencuri-curi kesempatan mengambil fotonya dengan kamera handphone mereka. Sedangkan Falcon tidak mungkin bisa melarang mereka. Mungkin inilah kebanggaan bagi setiap rakyat ketika mempunyai pasukan tentara yang kuat dan mampu memberikan perlindungan kepada mereka. Maka mereka akan memujanya tanpa syarat.
Di sepanjang jalan, Falcon hanya bisa menggelengkan kepalanya. Seumur hidupnya, baru kali ini dia merasakan diperlukan bak seorang Hero. Sehingga ada rasa terharu didalam lubuk hatinya.
Sementara itu, di dalam mobil, Polisi tadi segera menanyakan kemana dirinya akan mengantar Rey. Dan jawaban Rey adalah kantor besar Sky provider.
Tak lama kemudian, sebuah mobil berwarna putih pun berhenti tepat didepan sebuah gedung tinggi yang dikenal sebagai gedung perkantoran yang dimiliki oleh perusahaan Sky provider.
Ketika polisi itu akan pergi, Rey buru-buru menahannya, kemudian mengajaknya untuk memasuki kantor tersebut. Akan tetapi, polisi tadi menolak dengan halus. Baginya, akan sangat sulit menjelaskan kepada atasannya mengapa dirinya bisa berada di perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan dirinya. Walaupun ada Rey, tapi baru saja dia mendengar bahwa Rey tidak suka mempublikasikan identitas yang dia miliki. Jadi, siapa yang bisa menolongnya nanti? Oleh karena itu, polisi tadi pun segera meminta diri untuk berpamitan.
Rey hanya bisa mengangguk. Kemudian dia memberikan rokoknya kepada polisi tadi.
"Sulit bagi seorang polisi untuk merasakan pengalaman mengisap rokok tentara ketika di medan perang. Ini untuk mu!" Rey menyerahkan rokok yang tersisa beberapa batang lagi kepada polisi tadi yang langsung diterima dengan sangat sukacita oleh polisi tersebut.
Setelah polisi tadi pergi, Rey segera membuat panggilan yang langsung disambut dengan satu suara penuh hormat dari seberang sana.
Nomor telepon Rey adalah nomor telepon khusus yang sederetan angka awal pada telepon tersebut hanya dimiliki oleh keluarga istana. Jadi, di belahan mana saja asalkan masih Erosia, orang-orang pasti akan mengenal nomor tersebut dan akan sangat menghormati pemilik nomor.
"Hallo, Tuan. Apakah ada perintah dari anda untuk saya laksanakan?" Tanya orang tersebut dengan hormat.
"Heru kan?"
"Benar, Tuan," jawab orang bernama Heru tadi.
"Aku adalah Raja Utara. Kau harus mendengarkan pesanan ku,"
Terdengar sesuatu terbanting di seberang sana begitu Rey menyebutkan identitasnya. Kemudian suara gugup pun segera terdengar.
"Tu.., Tuanku. Segera berikan perintah anda!"
"Superintendent Heru, aku menginginkan agar anggota polisi yang bernama Jordan Moris dipromosikan untuk menjadi kepala kepolisian yang khusus menjaga istana. Keputusan ini berlaku sejak saat aku memberikan perintah!"
"Siap Laksanakan, Tuanku!" Kata superintendent Heru dengan sikap tegas ala aparat penegak hukum yang sangat profesional.
Ketika Rey membuat panggilan kepada Superintendent Heru, Jordan Moris, polisi yang mengantarkan Rey dari bandara ke kantor Sky provider tentu saja tidak mengetahuinya. Dia, yang baru saja meninggalkan pelataran perkantoran segera memarkir mobilnya di bahu jalan, kemudian menanggalkan pakaian luarnya. Ternyata, dia mengenakan pakaian dua lapis yang mana pakaian bagian dalam adalah seragam polisi.
Setelah mengemas semuanya, barulah dia menjalankan mobilnya menuju ke kantor polisi untuk kembali bertugas tanpa dia ketahui bahwa dirinya akan mendapatkan kejutan yang sangat menyenangkan dari Rey.
*********
Di luar kantor Sky provider, Rey yang melangkahkan kakinya merasa aneh. Dia saat ini melihat bagian luar kantor dimana Ramon biasa berjaga kini sepi. Hal yang membuatnya merasa semakin heran adalah, ketika dia memasuki lobi kantor, dia melihat wajah gadis resepsionis bengkak dan ada tanda biru kemerahan di pipinya.
"Selamat datang, Tuan muda!" Sapa gadis resepsionis memaksakan senyum profesional kepada Rey.
Rey menghentikan langkahnya tepat didepan meja Resepsionis tadi. Kemudian dia menyuruh gadis itu untuk mengangkat wajahnya.
Si gadis resepsionis pun menurut. Sambil menahan Isak, gadis itu menatap ke arah Rey yang memancarkan hawa dingin ketika melihat wajah gadis itu yang memar.
"Katakan! Siapa yang melakukan ini?"
Gadis resepsionis itu hendak menjawab sebelum satu suara menyapa mereka.
"Anda darimana saja, Tuan muda. Mengapa ketika saya hubungi, ponsel anda tidak aktif?"
Rey memalingkan wajahnya kearah dimana suara yang datang tadi. Kemudian dia melihat Tuan Marlon melangkah menghampirinya. Wajah kusut lelaki tua itu semakin membuat Rey merasakan ada sesuatu yang telah terjadi sepanjang kepergiannya ke ibukota kekaisaran.
"Pak..,"
Tuan Marlon mengangkat tangannya. Kemudian memberi isyarat agar Rey mengikutinya.
Rey pun berjalan mengikuti langkah Tuan Marlon yang menuju ke ruangan kerjanya.
"Pak, ada.apa?"
"Tidak ada siapa-siapa di sini. Panggil saja aku kakek," kata Pak Marlon yang sedikit kurang senang dengan sikap Rey yang terlalu formal.
"Baiklah.
Apa sebenarnya yang terjadi kek?" Tanya Rey terus mendesak agar Tuan Marlon segera memberitahukan kepadanya apa sebenarnya yang terjadi selama dirinya pergi.
Masih belum menjawab pertanyaan Rey, tapi Tuan Marlon menyerahkan sebuah map berisi beberapa lembar dokumen kepada Rey.
Rey menerima map tadi, kemudian membolak-balik lembaran kertas untuk mengetahui apa isi dari dokumen tersebut.
Begitu selesai membacanya, Rey membanting dokumen tersebut ke atas meja. Kemudian dia menatap kearah Tuan Marlon sembari berkata, "akhirnya mereka tidak tenang juga. Bukankah ini terlalu cepat?"
"Tidak ada kata cepat atau lambat. Karena, semua yang semestinya terjadi tetap akan terjadi," jawab Tuan Marlon sambil memaksakan dirinya untuk tenang.
"Ceritakan kepadaku dengan detail apa saja yang mereka lakukan di kantor ketika aku tidak ada!" Pinta Rey dengan nada berat penuh kemarahan.
"Tahan kemarahan mu. Aku mendadak sesak nafas karena aura mu itu!" Pinta Tuan Marlon. Kemudian dia menceritakan kejadian dari awal Ryden dan Jacob yang mendatangi kantor Sky provider, kemudian memukuli petugas keamanan dan resepsionis sampai babak belur.
Tuan Marlon merasakan suhu di ruangan itu turun beberapa derajat ketika dia selesai menuturkan apa yang terjadi kepada Rey. Kemudian dia mendengar suara berderak patah dari kursi yang diduduki oleh Rey.
"Tahan emosi mu. Saatnya menggunakan kepala dingin,"
"Kepala dingin? Kepala dingin hanya berlaku untuk orang-orang yang masuk akal. Sedangkan mereka tidak layak mendapatkan perlakuan seperti itu dariku. Luka lama masih belum sembuh, mereka ingin menorehkan luka yang baru. Jika aku terus saja mengalah, maka tidak akan ada lagi yang tersisa dari peninggalan Kakek untuk ku.
Delapan tahun yang lalu aku sudah mengalah. Aku meninggalkan keluarga dan hidup seperti gelandangan. Aku masih tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena, bagiku yang telah berlalu biarlah berlalu. Walau bagaimanapun, mereka tetaplah saudara ku. Darah lebih kental dari air. Tapi sepertinya mereka benar-benar tidak ingin melepaskan ku. Kakek Marlon, tolong jawab pertanyaan ku. Apa alasan sehingga aku harus bersikap dengan kepala dingin terhadap mereka?" Tanya Rey sambil menatap lurus-lurus kearah lelaki tua yang duduk dihadapannya itu.
Sebelum menjawab pertanyaan Rey, Tuan Marlon terlebih dahulu menarik nafas. Dia ingin menyusun kalimat demi kalimat agar terdengar lebih baik supaya amarah Rey tidak tersulut. Hanya saja, kata-kata apa yang tepat. Karena, kenyataan sudah jelas di depan mata. Kata-kata apa lagi yang bisa menenangkan seseorang yang ingin dirampok di siang bolong.
"Baiklah. Kita bicara pada hal yang terburuk yang mungkin akan terjadi. Kau pasti tau perbedaan yang sangat kentara antara Sky provider dan Clifford Group corporation. Jika diibaratkan dengan pohon, Clifford Group corporation adalah pohon tua dengan akar yang sudah mencengangkan dengan kuat di bumi. Sedangkan sky provider, hanyalah sebatang pohon kecil yang masih ingin tumbuh. Dari segi koneksi, kita kalah jauh. Dari segi pengalaman, kita juga kalah jauh, belum lagi dengan penguasaan pasar. Pasar bisnis yang dibuka oleh Clifford Group corporation adalah pasar yang sering dimonopoli oleh mereka. Dan Sky provider sebagai pendatang baru tentu tidak memiliki kualifikasi untuk bersaing. Ok, katakanlah kita mampu bersaing dengan pasar yang kita miliki. Koneksi juga, kita bisa menjalin nya dengan cara bertahap. Sky provider bukannya tidak memiliki koneksi. Hanya saja, jika dibandingkan dengan koneksi yang dimiliki oleh Clifford Group corporation, kita masih belum apa-apa. Jika ingin berperang di pasar, tentunya kita harus memiliki dana tanpa batas. Hanya dengan begitu kita bisa menutup lubang besar yang ditinggalkan akibat peperangan yang hanya ada rugi tanpa keuntungan ini,"
Mendengar bahwa Tuan Marlon sudah seperti kehilangan harapan, Rey hanya bisa tersenyum. Namun, ada kekecewaan pada senyumnya itu. Dia mengepalkan tinjunya sebelum bersuara. "Lalu, menurut kakek, apakah kita hanya bisa pasrah saja menyerahkan Sky provider kepada mereka untuk dianeksasi? Nilai pasar perusahaan ini bernilai sekitar 10 miliar. Ok, katakanlah jika memang harus mengalah, maka aku tidak keberatan untuk mengalah. Tapi sampai kapan? Apakah setelah ini, mereka akan berhenti mengusik kita? Jawabannya anda pasti tau. Mereka ingin menukar 10 miliar dengan satu miliar. Andai anda setuju, pasti karena anda berpikir untuk membuka perusahaan baru dan memulai lagi dari awal. Bagaimana jika mereka kembali menggangu dan menginginkan perusahaan itu kembali? Apakah akan mengalah lagi dan lagi? Aku adalah Rey. Satu kali bisa saja aku mengalah. Tapi jika orang lain terus-terusan ingin menginjak kepalaku, aku akan mematahkan leher mereka!" Tegas Rey tanpa tedeng aling-aling.
"Jika kita ingin berperang melawan Clifford Group corporation, hanya ada satu cara. Agun'kan beberapa aset milik kita sebagai jaminan untuk pinjaman bank. Perlu kau ketahui bahwa peperangan ini adalah peperangan hidup atau mati. Jika kita menyerah, kita masih memiliki satu miliar untuk kita bertahan dan membuka usaha lain. Akan tetapi, jika kita memutuskan berperang, kemungkinan sepeser pun kita tidak akan memilikinya lagi. Hanya bisa menang, karena kalau sampai kalah, semuanya akan menjadi debu yang tidak lagi bermakna,"
"Apakah anda adalah Kakek Marlon yang aku kenal?" Tanya Rey dengan raut wajah penuh ketidak percayaan. Dia seperti tidak lagi mengenal lelaki tua yang dulu pernah mendidiknya itu.
"Lawan kita adalah Clifford Group corporation,"
"Aku tau. Tapi aku adalah Rey. Dan perusahaan ku adalah Sky provider. Lalu kenapa kalau memang itu adalah Clifford Group corporation? Yang perlu kakek lakukan adalah, berangkat ke Medan tempur dengan gagah berani. Masalah dana, biar aku yang mengurusnya. Uang bagiku hanyalah angka. Jika bukan karena sky provider adalah amanah dan satu-satunya peninggalan dari kakek, aku juga tidak perlu menggubris perusahaan yang aku anggap tidak lebih besar dari sebutir pasir ini. Tapi jika itu menyangkut tentang kakek ku, jangankan hanya uang yang bagaikan bulu, walaupun dicukur tetap tumbuh. Nyawa pun tidak masalah untuk dikorbankan jika memang dibutuhkan," tegas Rey tanpa kompromi.
Melihat semangat Rey yang berapi-api, jiwa muda Tuan Marlon pun segera berkobar kembali. Dia adalah Marlon, yang pernah mengarungi lautan badai bersama dengan tuan besar Clifford. Kekejaman seperti apa yang tidak pernah dia alami ketika bersama dengan Tuan besar Clifford ketika mereka pertama-tama merintis perusahaan dulu. Bisa dikatakan, walaupun tidak sampai setengah, akan tetapi sebagian besar ide-ide Clifford Group corporation tercetus karena pemikiran dari otaknya juga. Jadi, ketika Rey mengatakan bahwa uang hanyalah angka baginya, maka dia sudah dapat memperkirakan apa saja amunisi yang dia butuhkan untuk memulai perlawanan ini. Ibarat orang sakit, jika peralatan medis dan obat-obatan tersedia dan mencukupi, maka harapan si pesakit untuk sembuh akan lebih besar. Oleh karena itu, ketika dana mencukupi, dia akan merusak pasar bisnis dan siap berperang melalui harga. Kualitas memadai, dengan harga lebih murah. Konsumen mana yang tidak berminat. Inilah peperangan yang hanya ada rugi tanpa untung sedikitpun.
Plok!
Tuan Marlon terkejut ketika sekeping kartu hitam berlambang berlian terletak di atas meja. Kartu yang terbuat dari bahan serat karbon itu adalah kartu ekslusif tanpa limit penggunaan dan berlaku untuk seluruh bank di dunia. Terhitung, di Erosia ini, hanya ada beberapa orang saja yang menggunakan kartu tersebut. Bahkan, putra Mahkota Moon nationwide yang terkenal suka pamer kekayaan pun tidak memiliki kartu black diamond tersebut.
"Pergunakan sesuka hati anda, Kek. Apapun metode yang anda lakukan, lakukan saja. Hanya ada kata memang. Sampai mereka benar-benar menyerah," kata Rey sambil hendak beranjak meninggalkan ruangan itu.
"Rey. Kartu ini bukanlah kartu peninggalan almarhum kakek mu. Dari mana kartu ini kau peroleh?" Tanya Tuan Marlon. Dia tidak tau entah apa saja yang dialami oleh Rey selama delapan tahun semenjak meninggalkan keluarga Clifford. Mendadak dia merasakan bahwa ada sejuta misteri yang melingkupi diri Rey.
"Kek. Hanya perlu menggunakan tanpa harus mengetahui darimana asalnya. Tapi jika kakek masih penasaran, baiklah. Ada delapan pangeran yang aku rampok sehingga terciptalah kartu dengan saldo yang aku sendiri pun bingung menghitung angka nya. Gunakan saja karena, walaupun itu habis, aku tetap tidak akan jatuh miskin," kata Rey sambil melangkah.
Bagaimana bisa seorang yang menguasai sebuah kerajaan yang memiliki luas lima provinsi bisa bangkrut. Andai dia menginginkan, dari mulai pintu kantor Sky provider sampai ke istana Utara, dia bisa membangun jalan dari emas. Apa sih uang yang ada di kartu tersebut. Lagipula itu bukan uang nya. Itu dia dapatkan karena bersedia menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan pihak lawan. Dan sebagai kompensasi, mereka rela merogoh saku mereka untuk memberikan imbalan atas kesepakatan yang disetujui oleh Rey.
"Oh ya kek. Jika besok Ryden datang, segera hubungi aku. Sepertinya aku harus sedikit memberi efek jera kepada adik ku itu. Hitunglah sebagai contoh untuk yang lainnya," katanya dengan kepala menjenguk di pintu karena tubuhnya sudah berada di luar.
Tuan Marlon hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat tingkah Rey ini. Tapi dia tetap mengangguk.
Rey pun tersenyum puas sebelum dia benar-benar menghilang.