Sudah jatuh tertimpa tangga itu lah pepatah yang pantas untuk Raya saat ini.
Pengabdian seorang istri tapi tak sedikit pun di hargai oleh Fadil sang suami.
Tak hanya sampai di situ derita Raya,Fadil menalak nya di saat dia baru selesai keguguran dan secara terang-terangan sang suami membawa selingkuhan nya kerumah.
Perasaan Raya hancur mentalnya di hajar habis-habisan oleh sang suami dan mertua yang menyalahkan nya atas kematian sang anak.
Bagaimana kelanjutan kisahnya.
Apakah Raya mendapatkan pengganti sang Suami atau justru memilih menyendiri?
Akan kah ada solusi untuk Raya setelah mengalami siksaan batin ini?
Yuuk baca di novel terbaru ku ibu susu untuk Mikhayla...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti
Raya memunguti baju kotor Fadil,satu persatu kantong nya di periksa oleh Raya takut kalau ada barang berharga milik Fadil yang ikut tercuci nanti.
Saat memeriksa saku celana Fadil,Raya menemukan pembayaran bil restoran,di lihatnya tanggal nya hanya berselang dua hari dan di salah satu restoran mewah yang ada di Jakarta,kening Raya mengerut.
"Apa mas Fadil memang benar di Jakarta dan yang aku lihat tempo hari itu benar-benar mas Fadil" ujar Raya pelan
Raya mencari bukti lain dan menemukan struk bukti parkir di sebuah hotel yang juga terletak di Jakarta.
"Astaga"gumam Raya sambil menutup mulut nya tak percaya.
"Raya" pekik Bu Rita membuat Raya cepat-cepat menyimpan pakaian kotor Fadil tadi dan segera keluar kamar.
"Kenapa bu?" tanya Raya
"Kamu ini bodoh atau apa sih Ra,suami kamu baru pulang semalam dan kamu malah ngendep di kamar,Fadil ini mau kerja Ra cari uang buat kamu tapi kamu malah sibuk dengan pekerjaan mu sendiri! Sedang apa kamu di kamar?"
"Lagi beres-beres kamar bu, baju kotor mas Fadil banyak"
"Nggak bisa nunggu Fadil berangkat ke kantor dulu apa, goblok bener jadi istri"
"Maaf bu"
"Maaf...maaf terus yang bisa kamu katakan besok-besok di ulang lagi,saya aja bosan dengerin nya apalagi Fadil"geram bu Rita
Raya hanya menunduk mendengar ocehan sang mertua.
"Dia mau kerja bu" ujar Fadil
"Siapa?"
"Raya"
"Ha! Nggak salah denger ibu Dil,dia mau kerja,si Raya ini?"tanya bu Rita memastikan dan diangguki Fadil pelan.
"Siapa yang mau memperkerjakan perempuan bodoh seperti dia ini Dil, hahaha.....yang bener aja kamu jangan mengada-ada deh"ejek bu Rita
"Benar mbak Raya mau kerja?" tanya Angga dan diangguki Raya pelan.
"Paling juga jadi pembantu!" celetuk Marsya adik Fadil.
"Benar banget Sya,ibu rasa juga hanya pembantu yang cocok untuk dia,itu pun kalau majikan nya juga bodoh mau terima dia sebagai pembantu,kerja nggak ada yang becus" ujar bu Rita sambil terkekeh kecil sedangkan Angga hanya menggeleng melihat tingkah ibu dan Adiknya yang terus-menerus mengejek Raya.
"Kerja apa kamu?" bentak bu Rita membuat Raya terkejut.
"It-u bu,ini ak-u kerja jadi pengasuh"
"Pengasuh! Nggak salah denger saya,anak kamu saja meninggal apa lagi mau ngasuh anak orang bisa mati anak orang"
"Bu" tegur Angga sedangkan Fadil hanya diam saja.
"Saya akan berusaha hati-hati bu"
"Alah.... hati-hati kamu bilang dasar kamu ceroboh ya ceroboh aja, nggak perlu bilang akan hati-hati ntar di masukin penjara sama orang baru tau rasa! Jangan nyusahin Fadil kamu ya,kalau terjadi apa-apa kami nggak mau ikut campur "ancam bu Rita
"Insyaallah nggak bu saya akan hati-hati"
"Denger itu Dil kalau dia kena masalah sama majikan nya kamu jangan urus dia Dil,biarin di penjara sendirian"
"Mas Fadil kan suaminya mbak Raya bu memang sudah sepatutnya mas Fadil yang bertanggung jawab pada Mbak Raya kalau kenapa-kenapa"ucap Angga membela
"Enak saja! Kamu kalau bermasalah saya pulang kan ke ibu kamu" tunjuk bu Rita membuat Raya terdiam dan melirik ke arah Fadil berharap pembelaan tapi Fadil sama sekali tak berniat membela Raya.
"Pulang kan saja sekarang bu,bikin susah saja" tambah Marsya
"Sya jaga omongan kamu,mbak Raya ini kakak ipar kamu,sopan sedikit Sya"tegur Angga
"Kakak ipar mas sendiri aja,aku mah ogah! Malu" jawab Marsya lalu segera pamit pergi ke sekolah.
"Aku juga berangkat bu,ada hal penting yang harus aku selesaikan pagi ini"pamit Fadil
Raya mengantarkan Fadil sampai ke depan pintu rumah mereka dan melambaikan tangan nya saat Fadil mulai menginjak pedal gas mobil nya.
"Aku juga pamit bu"
"Hmmm"
"Hati-hati di jalan ngga" ingat Raya dan diangguki Angga sambil tersenyum manis pada Raya.
semoga lekas sehat kembali Thor...