Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~30
Andrea nampak meninggalkan Gerard yang menurutnya sudah sangat keterlaluan, selain sombong pria itu juga selalu menghinanya jadi sudah sewajarnya ia memberikannya pelajaran. Ia tak peduli jika akan di laporkan pada atasannya karena baginya harga diri di atas segalanya.
Karena melangkah dengan terburu-buru Andrea hampir saja menabrak Henry yang kebetulan sedang berjalan ke arahnya, namun gadis itu hanya menatapnya datar tanpa berkeinginan untuk meminta maaf karena pria itu juga sama saja dengan bosnya. Akhirnya Andrea pun berlalu begitu saja dari hadapan pria itu tanpa sepatah kata pun.
"Ada apa dengannya?" Gumam Henry ketika melihat kemarahan di wajah gadis itu, bukankah dia yang menabraknya jadi seharusnya dirinya yang marah.
"Semua wanita memang selalu ingin di mengerti," imbuhnya lagi seraya kembali melangkahkan kakinya untuk mencari sang atasan yang tiba-tiba menghilang. Namun ketika melihat pria itu yang baru masuk dari pintu belakang pun ia nampak lega, ngomong-ngomong bukankah gadis itu tadi juga baru saja masuk dari sana?
"Tuan, anda baik-baik saja?" Tanyanya ketika melihat wajah datar atasannya tersebut.
"Hm, buahmu lumayan enak. Besok dan seterusnya bawakan setiap hari untukku !!" Perintah pria itu seraya memberikan box kosong di tangannya.
Henry nampak terkejut padahal buah yang ia bawa tadi lumayan banyak tapi langsung habis di makan oleh bosnya itu dalam waktu sekejap dan setelah itu mereka pun segera meninggalkan hotel tersebut.
"Kembali ke kantor, tuan?" Tanya Henry ketika mereka baru memasuki mobilnya.
"Bukankah hari ini kita ada jadwal meninjau proyek?" Tukas Gerard mengingatkan.
"Baik, tuan." Henry pun mulai mengemudikan mobilnya, padahal ia sengaja tak mengingatkan agar pria itu beristirahat saja di kantornya.
Sepanjang perjalanan Gerard nampak melamun dan sesekali pria itu memegangi pipi bekas tamparan gadis berandalan itu dan itu tak luput dari pengawasan Henry dari balik kemudinya.
Sesampainya di tempat tujuan mereka segera turun dari mobilnya dan mulai meninjau pembangunan proyeknya, namun baru berkeliling sejenak Gerard merasakan kembali pusing dan mual hingga membuat pria itu langsung menepi.
"Anda baik-baik saja?" Henry nampak khawatir, tak biasa bosnya lemah seperti ini.
"Apa ada restoran terdekat aku ingin menumpang ke toilet?" Tanya Gerard yang merasa ingin muntah.
"Sepertinya ada di sebelah sana, tuan !!" Henry nampak menunjuk beberapa cafe yang berada di seberang jalan, lalu mereka pun segera pergi kesana.
"Bukankah itu nyonya Lucy dan pria waktu itu?"
Henry nampak tak sengaja melihat keberadaan Lucy di sebuah cafe yang hendak mereka masuki, kebetulan wanita itu duduk menyamping hingga tak melihat keberadaannya.
"Tuan, bagaimana jika cafe sebelahnya saja sepertinya di sana sepi?" Henry pun langsung mengalihkan perhatian Gerard agar pria itu tak melihat keberadaan istrinya bersama lelaki lain di cafe tersebut.
"Hm, terserah saja." Sahut Gerard pasrah karena keinginannya kali ini benar-benar ingin segera muntah, akhirnya pria itu pun mengikuti asistennya masuk ke dalam cafe sebelahnya dan segera masuk ke dalam toilet.
Henry yang menunggu di depan pintu pun terlihat gelisah, ia tidak mungkin memberitahu bosnya perihal istrinya mengingat pria itu sangatlah pecemburu belum lagi kesehatannya yang kurang membaik. Lebih baik ia selidiki saja sendiri dan semoga saja hubungan mereka hanya rekan kerja.
Sementara itu di tempat yang sama dan cafe yang berbeda Lucy nampak sedang berbincang dengan Tom, sepertinya mereka juga baru datang sesaat sebelum Gerard datang.
"Kamu terlihat berbeda hari ini?" Ucap Tom setelah mereka berbasa-basi dan memesan makan siang.
"Benarkah? Berbeda bagaimana?" Sahut Lucy dengan mengulas senyum tipisnya.
"Hm, makin cantik." Puji Tom dan sontak membuat Lucy tersipu, pria itu adalah seorang fotografer jadi apa yang di katakannya itu berarti adalah kebenaran mengingat profesinya selalu berhadapan dengan berbagai wanita cantik.
"Memang biasanya bagaimana?" Ucap Lucy ingin tahu bagaimana dirinya di mata pria itu.
"Cantik seperti biasanya, tapi entah kenapa hari ini kamu terlihat lebih cantik." Jelas Tom kembali memuji.
Lucy mendadak berdebar-debar mendengarnya, pria di hadapannya itu juga sangat tampan. tatto yang hampir memenuhi lengannya membuatnya semakin terlihat macho. Penampilannya memang selalu berhasil mempesonanya dan sejenak membuatnya melupakan statusnya sebagai seorang istri.
Wanita itu pun sedikit berdehem untuk menetralkan suasana yang tiba-tiba terasa canggung. "Jadi ada apa ingin mengajakku bertemu?" Ucapnya mengalihkan pembicaraan, ia takut bisa lupa diri jika terus menerus di puji.
"Sepertinya rencana kita berhasil," terang Tom dengan wajah mulai serius dan Lucy yang sedang menyesap secangkir teh hangatnya pun langsung melebarkan matanya.
"Benarkah?" Ucapnya tak percaya.
"Jadi gadis itu telah hamil?" Imbuhnya ingin memastikan.
Tom langsung mengangguk. "Aku tidak tahu pasti tapi adikku mengatakan jika gadis itu sudah telat haid lebih dari satu minggu," ucapnya.
"Benarkah? Kamu sudah kasih obat yang ku berikan sebelumnya kan?" Tanya Lucy ingin tahu.
"Tentu saja," sahut Tom.
"Kalau begitu kita harus segera membawanya ke dokter untuk memastikan," ajak Lucy dengan tak sabar. Wanita itu ingin segera mengetahui calon janin suaminya tersebut, karena bayi itu akan menjadi penyelamatnya untuk sementara waktu karena pria itu pasti takkan lagi menyinggung tentang kehamilannya.
"Tidak semudah itu Luc, bagaimana jika gadis itu tahu jika sedang hamil dia pasti akan melaporkan kita semua ke polisi." Terang Tom mengingat sebelumnya mereka telah berkonspirasi membuat agar gadis itu hamil tanpa sepengetahuannya.
"Kenapa harus takut, bukankah kita punya bukti kontrak tertulis beserta tanda tangannya?" Timpal Lucy mengingatkan.
"Tapi itu tanda tangan palsu," potong Tom.
"Tapi cap jarinya aslikan?" Ucap Lucy lagi dan Tom pun langsung mengangguk.
"Jadi apa yang harus di khawatirkan? Bagaimana pun juga kita tetap pemenangnya." Tegas Lucy tak mau tahu.
Tom mengangguk pelan, licik juga wanita di hadapannya itu. Tapi ia tak peduli karena saat ini yang ia butuhkan adalah uang.
"Tapi sementara waktu kita tak bisa membawanya ke rumah sakit karena saat gadis itu menyadarinya lebih awal aku takut dia akan melakukan sesuatu yang membahayakan janinnya," Terang Tom mengutarakan pendapatnya dan Lucy pun nampak menyetujui.
"Baiklah, berikan saja obat yang ku beri waktu itu sembari kita memikirkan rencana selanjutnya dan pastikan tidak terjadi apapun dengan gadis itu dan janinnya !!" Perintah Lucy dengan tegas.
"Tentu saja, tapi sebenarnya ada hal lain yang ingin ku sampaikan padamu." Ucap Tom kemudian.
"Hm, katakan !!"
"Sebenarnya adikku sedang mengkhawatirkan hubungannya dengan gadis itu, maka dari itu dia ingin menikahinya sebelum semuanya terlambat. Jadi bagaimana menurutmu?" Ucapnya meminta pendapat, bagaimana pun juga saat ini yang berhak membuat keputusan adalah wanita di hadapannya tersebut.
Masih tetap mampu berpikir dengan akal sehatmu Ndre, meskipun dalam keadaan yang sedang tidak baik2 saja...
Bisa berdamai dengan keadaan dan terlintas dalam benakmu untuk menyisihkan uang dari pemberian Lucy...
Tak mengapa Ndre, uang itu tidak seberapa buat dia jika dibandingkan dengan kerugian dan deritamu 👌...
Kagak nyaman ya Pak rasanya, selalu hadir dalam ingatan 😂...
Terutama untuk wanita2 yang memang niatnya bekerja bukan untuk menjadi penggoda...
Bisa menghormati bawahanmu terkususnya wanita dengan menerapkan peraturan untuk outfit kerja yang sopan ...
Secara tidak langsung "menjaga" mereka dari para lelaki yang terkadang matanya jelalatan...
Sekaligus meminimalisir si wanitanya agar "tau diri" sekaligus bisa menempatkan diri ...
Meskipun di satu sisi mulutmu terkadang pedasnya serasa bon cabe level sepuluh 😱...
Bukan tipe lelaki mata keranjang yang demen lirik sana sini mencari mangsa, ngga neko-neko,,,
Terlebih circlemu dikelilingi wanita2 cantik dan bening...
Biasanya pria berduit ibaratnya mau apapun bisa apalagi jika tentang wanita...
Kalau mau wanita level high class nan elegan pun mudah kamu dapatkan...
Tapi kamu punya komitmen jika dirimu adalah pria beristri ...
Yang mencoba setia dengan satu wanita untuk Lucy istrimu..
Sayang sekali dapat partner hidup yang ngga tau diri 🤦...