Di masa putih abu-abu, Juwita dan Calvin Cloud menikah karena kesalahpahaman. Calvin meminta Juwita untuk menyembunyikan status pernikahan mereka.
Setelah lulus sekolah, Calvin pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan. Sedangkan Juwita memilih berkuliah di Indonesia. Mereka pun saling menjauh, tak memberi kabar seperti kebanyakan pasangan lainnya.
Lima tahun kemudian, Juwita dan Calvin dipertemukan kembali. Calvin baru saja diangkat menjadi presdir baru di perusahaan Lara Crop. Juwita juga diterima menjadi karyawan di perusahaan tersebut.
Akan tetapi, setelah bertemu, sikap Calvin tetap sama. Juwita pun menahan diri untuk tidak memberitahu Calvin jika beberapa tahun silam mengandung anaknya.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Juwita dan Calvin? Apakah Juwita akan tetap merahasiakan buah hatinya, yang selama ini tidak pernah diketahui Calvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Takut
"Apa urusanmu, Putri?" Dengan sekuat tenaga Juwita menghempas tangan Putri.
Sementara Putri, semakin panik saat melihat keberadaan Juwita di sekitar apartment Calvin. Berbagai pertanyaan menjalar di benak Putri sekarang. Apa Juwita bertemu Calvin di sini?
Sejak tadi pagi Putri tidak pulang, menunggu Calvin atau pun Ardi di area lobi. Namun, menjelang sore baik Calvin dan Ardi, batang hidungnya tak juga terlihat.
"Tentu saja aku punya urusan! Aku kekasih Calvin, siapa tahu saja kamu bertemu Calvin di sini," ujar Putri kemudian, matanya melotot keluar.
Mendengar kata 'kekasih' jantung Juwita mendadak perih, seolah-olah ada benda tak kasat mata menusuk organ dalamnya itu sekarang.
"Kalau pun aku bertemu Calvin, tidak salah kan, lagi pula aku istrinya sementara kamu hanya lah kekasihnya!" Juwita tak mau diinjak-injak lagi seperti dulu. Dia akan berusaha membela dirinya sendiri. Meskipun pada kenyataannya wanita di hadapannya ini lah yang dicintai Calvin.
Putri tersenyum sinis. "Jangan merasa menang dulu, Juwita. Hubungan kalian itu tidak jelas, kalau kamu memang istri Calvin, mengapa kalian tidak satu rumah!" serunya dengan senyum angkuh terukir di wajahnya.
Perih, hanya itu yang dapat dirasakan Juwita saat ini. Juwita tak menampik, apa yang dikatakan Putri, ada benarnya juga.
"Jangan ikut campur urusanku, Putri! Sudah lah kamu membuang-buang waktuku saja."
Juwita tak sanggup berhadapan dengan Putri, lebih baik memilih menghindar dari kekasih suaminya itu. Juwita hendak melangkah. Namun, untuk kedua kalinya tangannya ditahan.
"Aku belum selesai, kamu belum jawab pertanyaanku tadi, apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah kamu seharusnya berkerja di perusahaan?!" kata Putri.
Juwita enggan menyahut, malah menghempas kembali tangan Putri, kemudian melengoskan muka dan berjalan cepat meninggalkan Putri yang mencak-mencak sendiri, sambil berteriak memanggil namanya berulang kali.
"Juwita, awas kamu ya!" Putri semakin kesal. Menatap kepergian Juwita dengan sangat tajam.
Tak sampai lima menit, Juwita sudah menghilang dari pandangannya, wanita berambut panjang itu telah berhasil naik taksi.
"Ck, gawat, aduh bagaimana ini, tidak mungkin Juwita bertemu Calvin, 'kan?" gumam Putri pelan dengan raut muka mulai gelisah.
Putri akhirnya memutuskan untuk ke rumah Marisa. Saat di perjalanan, Putri menyempatkan diri untuk membeli buah di supermarket, buah yang akan dia berikan pada Marisa nanti.
Ketika sedang menaruh buah di stroller. Perhatian Putri seketika teralihkan dengan kehadiran dua wanita, yang disinyalir karyawan Calvin, yaitu Salma dan Dewi.
"Hei kalian karyawan Calvin kan? Mengapa kalian memakai pakaian biasa saja, bukan pakaian kantor." Putri tampak heran kala Salma dan Dewi memakai pakaian casual. Jika pulang berkerja bukankah seharusnya memakai pakaian kantor.
Salma dan Dewi terlihat terkejut dapat bertemu Putri di supermarket.
"Maaf Nona Putri, sebenarnya kami diskors sama Pak Calvin selama sebulan ini, gara-gara kesalahan kami," ucap Dewi sambil tersenyum hambar.
Putri semakin mengerutkan dahi. "Diskors? Karena apa?"
Salma dan Dewi saling lempar pandang sejenak kemudian menceritakan apa yang terjadi kemarin. Keduanya berkata jujur akan perasaannya pada Calvin.
Setelah mendengar penjelasan, Putri membelalakkan mata, sorot matanya perlahan mulai tajam.
"Jadi semua ini gara-gara Juwita? Lina melihat Juwita dan Calvin berciuman begitu?" tanya Putri.
"Iy—a Nona, tapi kami kemarin hanya ingin memberi pelajaran sedikit dengan Juwita kok, aku sangat menyayangkan sikap Juwita, meskipun kami menyukai Pak Calvin, tapi kami tahu diri, kami kasihan pada Nona Putri, jadi sekarang kami diskors sama Pak Calvin, sementara Lina dipecat, dan aku dengar-dengar dari kawan kerjaku, katanya Juwita yang menggantikan Lina sekarang," jelas Salma singkat seraya melirik-lirik Dewi.
Semakin bergemuruh dada Putri. Setelah itu tanpa mengucapkan satu patah kata pun pada Salma dan Dewi, Putri berlalu pergi dari situ. Meninggalkan Salma dan Dewi saling lempar pandangan kembali.
***
Tak berselang lama, Putri telah sampai di kediaman Marisa, mama Calvin. Putri langsung memanggil-manggil Marisa.
"Mama, ini aku Ma. Mama di mana? Gawat gawat! Juwita sudah berani melawanku Ma, tolong bantu aku menyingkirkan Juwita, Ma!" seru Putri dengan raut muka menahan air mata.
HADEH ini Gustav maksud nya apa bikin panas Calvin???
tapi bagus Juwita udah berani berkata-kata utk melawan Calvin, ayoooo Menyala lah Juwita ku 🔥🔥🔥
harus berani balas kata-katanya Calvin sekarang