Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 22
“ APA MAKSUDMU BOB! KAMU MEMBIARKAN JILLIAN KEMBALI KESINI SETELAH YANG DIA LAKUKAN PADAMU!!! " teriak Eleanor marah.
" DIA PUTRIKU! SUDAH SEWAJAR NYA KUBIARKAN DIA PULANG! " balas Bobby.
" KAMU GAK INGAT SAMA SEMUA KELAKUAN NYA MIRIP JENNIFER!!! " sahut Eleanor.
" KALAU SIFAT MEREKA SAMA KENAPA? DIA PUTRI DAN MENDIANG ISTRIKU! " jawab Bobby marah.
" AKU JUGA ISTRIMU BOB!" ucap Eleanor menunjuk dirinya sendiri.
" SAYA TIDAK PERNAH MENGANGGAP KAMU ISTRI SAYA! "
Jawaban Bobby membuat harapan Eleanor pupus ditengah jalan, wanit aitu tersenyum miris mendengarnya dan mengusap air matan kasar.
" APA GUNANYA KAMU MENIKAHIKU SELAMA INI BOB!!! " tanya Eleanor lagi.
" Aku hanya merasa bersalah, pada Barbara dan calon anak mu. gara-gara mendiang istriku kau harus merasakan kehilangan dua orang yang kau cintai. " ucap Bobby lagi.
" Sial! ku pikir kau benar-benar mencintaiku selama ini! apa yang perlu kuharapkan cih. " umpat Eleanor.
" Maaf! aku hanya ingin membantu kalian saja agar hidup kalian bisa setara degnan anak ku saja. " ucap Bobby.
" Tapi bukan seperti ini caranya Bob! aku sangat berharap dan terlalu berharap agar dicintai oleh mu! " pekik Eleanor.
" Sampai kapanpun, aku tidak pernah bica mencintai kamu Ele! hatiku masih milik mendiang istriku sampai kapanpun. " ucap Bobby lagi.
" Lalu buat apa kamu masih mempertahankan rumah tangga ini? " tanya Eleanor lagi.
" Apa hanya bentuk tanggung jawab dari rasa bersalah mu pada mendiang suamiku? " tanya Eleanor lagi.
" Kau pasti tahu jawaban nya Ele. " ucap Bobby lagi meninggalkan Eleanor didalam kamar.
" Kalau begitu ceraikan aku. " ucap Eleanor menatap kepergian Bobby yang sudah memegang handle pintu.
" Tidak! aku tidak bisa menceraikan mu begitu saja, setelah apa yang kau perbuat pada putriku selama ini. " ucap Bobby menyahut dalam hati meantap Eleanor tajam.
" Jadi kau sudah tahu? apa yang kuperbuat pada putri kesayanganmu? "tanya Eleanor tersenyum miring.
" Ya, kau manusia berhati iblis yang pernah ku temui. kau menjadikan anak ku alat balas dendam karena kau kehilangan anak mu kan? " desis Bobby menarik rambut Eleanor kuat.
" Memang! itu yang ku mau, aku ingin anakmu merasakan apa yang dirasakan pada Chloe saat ia masih kecil. bagaimana brutalnya ayah kandungnya menyiksanya mengkambing hitamkan purtiku yang tidak bersalah karena mendiang istrimu yang jalang!!! " ucap Eleanor mencoba melepaskan tangan Bobby dari rambutnya.
BUGH....
" Jangan pernah kau menyentuh putriku lagi, atau kau akan merasakan apa yang putriku rasakan. " ancam Bobby meninggalkan Eleanor yang terduduk di lantai marmer.
BRAK...
Eleanor menatap kepergian Bobby, wanita itu tertawa miris mendengarnya. tidak pernah ia bayangkan kehidupan indahnya ternyata sudah berakhir bertahun-tahun lalu bersama orang yang aterkasihnya.
Eleanor beranjak dari tempatnya mengambil bingkai foto kecil yang disimpan didalam laci miliknya diusapnya foto itu .
" Kenapa Tuhan tidak mengambil nyawaku juga saat itu! " gumam Eleanor merasa geram dan marah.
PRANG..
Dibantingnya foto bingkai itu hingga retak serpihan kacanya berserakan dimana-mana. setiap kali melihat foto bingkai itu, Eleanor akan mengingat kejadian yang menurutnya sangatlah kelam dan mimpi buruk yang selalu menghantuinya.
FLASHBACK ON.
Di sebuah rumah berlantai 2 terlihat sangat minimalis dan sederhana seorang perempuan muda tampak mengepangkan rambut anak kecil dihadapannya.
" Tara!!! sudah seelsai. " ucap Eleanor memberikan cermin kehadapan anaknya yang bernama Cloe.
" Wah!! makacih Mama. " ucap Chloe yang masih berusia 5 tahun setengah.
" Kamu mau main dulu gak? dirumah Tante Jenni? " tanya Eleanor.
" Ayo! aku mau ketemu Tante Jenni." ucap Chloe senang.
" Mama siap-siap dulu, karena Daddy mu belum pulang kita kerumah Tante Jenni dulu. " ucap Eleanor kembali masuk ke dalam rumahnya.
Setelah selesai besiap-siap, keduanya langsung menuju rumah Jennifer dan Bobby.
TOK...
TOK...
TOK...
Tidak ada sahutan, Eleanor melihat ada mobil digarasi pertanda Jennifer berada dirumah. diketoknya pintu itu lagi namun tidak ada sahutan.
" Apa Tante Jenni gak ada dirumah Ma? " tanya Chloe.
" Tapi ada mobilnya, mungkin lagi mandi kita tunggu aja ya. " ucap Eleanor lagi.
Baru saja Eleanor mengatakan seperti itu, suara knop pintu diputar dari dalam.
KLEK..
" Kalian? ada apa ya? " tanya Jennifer melihat sahabatnya datang.
" Chloe kangen sama kamu, boleh kita masuk? " tanya Eleanor.
" Oh, boleh silahkan. "ucap Jennifer memperselihkan keduanya masuk.
" Ak-aku mau ganti baju dulu ya. " Ucap Jennifer lagi.
" Kamu! habis ngapain? kok berkeringat gitu? " tanya Eleanor penasaran.
" Ah, i-ini. aku habis masak buat Bobby. kamu tahu kan dia gak suka makanan siap saji terus. " Ucap Jennifer menghilangkan rasa gugupnya.
" Oh, suami mu beruntung banget dapat istri kayak kamu. pinter masak lagi gak kayak aku selalu beli terus. " Ucap Eleanor.
" Gak boleh merendahkan diri, Barbara beruntung dapat istri kayak kamu. sabar penyayang lagi. " ucap Jennifer lagi.
" Intinya kita sama-sama beruntung." ucap Eleanor.
" Hahahaha, iya-ya. aku kedalam dulu gerah nih . " Ucap Jennifer menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Eleanor tidak ada rasa curiga sama sekali, ia selalu berpihikir positif. sedangkan didalam kamar Jennifer buru-buru menutup pintu kamarnya.
BLAM..
" Ada apa siapa diluar sayang? " tanya Barbara memeluk Jennifer dari belakang.
" Ck, lepaskan pelukan mu! " ketus Jennifer menepis tangan Barbara.
" Ada apa denganmu? siapa diluar? suami mu sudah pulang? "tanya Barbara lagi.
" Istrimu dan anak mu disini, jadi kau pulanglah dan hubungi istrimu suruh dia pulang. " ucap Jennifer mengganti pakaian nya dihadapan Barbara tanpa tahu malu.
" Biarkan saja, aku tidak perduli padanya. " ucap Barbara lagi.
" Ck, kau ingin kita ketahuan? sebentar lagi suamiku pulang, lebih baik kau pulang sekarang aku tidak ingin terkena masalah hanya karena perselingkuhan kita. " ucap JEnnifer.
" Jen! kau berubah, ada apa denganmu? kau tidak prnah sepanik ini? " tanya Barbara menenangkan Jennifer.
" Apa terjadi sesuatu dalam rumah tangga mu? beritahu aku, mungkin aku bisa membantu. " ucap Barbara lagi mengelus wajah Jennifer sayang.
" Bobby, dia curiga aku bermain belakang dengan orang lain. " ucap Jennifer.
" Tapi itu memang kenyataan kan? lalu apa yang kau cemaskan? dia hanya curiga tidak ada bukti jejak yang menempel padamu. " ucap Barbara.
Jennifer menhela nafas lelah, terasa enggan untuk mengungkapkan sesuatu yang mengganjal dihatinya.
" Ada apa? beritahu aku? " tanya Barbara khawatir.
" Ak-aku hamil. " ucap Jennifer lirih.
" Lalu? " tanya Barbara menaikkan satu alisnya.
" Aku tidak tahu siapa ayah dari bayi ini Bar!!! " seru Jennifer.
" Shyuuttt! jangan berteriak. " ucap Barbara lgai.
" So-sorry. " ucap Jennifer kelepasan.
" Apa yang harus kau cemaskan? tentu itu anaknya Bob. " Ucap Barbara.
" Ak-ku ragu, kita juga sering melakukan hubungan intim Bar! " ucap Jennifer.
" Kita selalu bermain aman Jen, aku juga tidak ingin ada anak dalam persleingkuhan kita. " ucap Barbara mengusap wajahnya.
" Kau bisa bilang pada Bobby, kalau yang kau kandung anak nya dia kan? karena kalian pasti sering bermain tanpa pengaman. " ucap Barbara.
" Ya, K-kau benar. " ucap Jennifer.
BRAK....