Jangan Sakiti Aku

Hari sudah pagi, matahari menampakkan cahayanya. sinarnya sang Surya membangunkan Antin yang masih terlelap di atas sofa. Antin bangkit dari sofa dan berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan diri. Barulah antin turun ke bawah untuk membuat sarapan.

Seperti biasa, sesampainya di dapur antin akan selalu mendengar apa saja makian yang di lontarkan oleh kedua mertuanya.

"Cepat buatkan sarapan,lalu setelah itu ku harus cuci piring dan cuci pakaian kotor. Kau jangan terus mengandalkan bik Ijah karna dia sudah punya tugas yang lain" ucap mama marry pada antin.

Antin hanya diam dan tak ingin terlalu banyak berdebat. setelah beberapa saat, kini sarapan sudah sedia di atas meja dan antin segera memanggil mertua serta suaminya untuk sarapan.

"Ma, pa sarapan sudah siap" ucap antin pada mertuanya. Mama Merry dan papa Andi langsung bangkit dari duduknya di sofa ruang tamu dan menatap antin sinis lalu berjalan ke arah dapur.

Antin hanya menghela nafas berat. Antin pun pergi ke kamar untuk membangunkan suaminya.

Setelah antin memasuki kamarnya terlihat Gilang yang sudah rapi dan sudah wangi pertanda dia Sudah selesai dengan penampilannya. "Mas, mama dan papa sudah menunggu di meja makan untuk sarapan" ucap antin namun Gilang hanya cuek saja. Antin pun tak ambil pusing. Mengetahui jika suaminya hanya diam saja, antin pun memutuskan untuk pergi ke taman untuk menyiram tanaman.

Antin menghirup udara pagi yang terasa menyejukkan membuat antin betah berada di taman. Antin memasuki rumah setelah menikmati udara segar dari taman, kini antin memasuki rumah bertujuan untuk membuatkan jus untuk dirinya sendiri. Namun langkahnya terhenti karna tidak sengaja antin mendengarkan ucapan bik Ijah dan mama marry di dapur.

"Nyonya, maaf jika saya boleh bertanya, apa nona antin tidak pantas untuk tuan Gilang, kenapa dia memperlakukan nona antin seperti itu oleh tuan gilang?" tanya bik Ijah pada mama Merry. Mama Merry tak mempermasalahkan pertanyaan bik Ijah karna bik Ijah juga sudah di anggap saudara oleh mama Merry.

"ya jangan kan Gilang, aku saja sebagai mamanya tidak suka padanya. Aku hanya ingin memanfaatkan dia dengan tuan Rizal Mahendra karna kau tau Ijah, dulu tuan Rizal adalah mantan pacarku dan sekarang aku ingin memanfaatkan anaknya untuk menyiksa anaknya. Karna dulu sewaktu aku masih berpacaran dengan dia. Dia meninggalkan aku saat aku menyayanginya" jelas mama Merry.

"Apa tidak keterlaluan nyonya?" tanya bik Ijah.

"Aku tidak peduli, selain dia adalah musuhku, dia juga pesaing bisnis restoran anakku Gilang, dan Gilang juga sudah mengetahui semuanya karna aku menceritakannya" ucap mama Merry. Antin hanya melebarkan mata dan menutup mulutnya mengetahui sebuah kenyataan jika orang tuanya masih hidup.

"Kau tau Ijah?, waktu antin masih kecil, dia di bawa oleh Bu Minah ke desa untuk hidup disana, karna waktu itu aku datang mencari Rizal dan ingin membunuh anaknya yang masih bayi. Namun Rizal dan istrinya membawa anaknya pergi dari kota dan menuju desa" ucap mama Merry lagi.

"Aku waktu itu, setelah di tinggalkan dia menikah dengan istrinya Desi, aku sempat depresi dan hampir membunuh anaknya waktu itu. Tapi takdir keberuntungan masih mau membuatnya panjang umur" ungkap mama Merry.

Antin yang mendengar ucapan mama Merry mengepalkan tangannya dan terbakar emosi saat mendengar kenyataan selama ini. Antin tidak tau harus sedih, bahagia atau marah semua tercampur menjadi satu setelah mendengar fakta yang sebenarnya menimpa dirinya dan keluarganya.

sedih karna selama ini sudah sangat menderita tanpa kehadiran orang tua kandung dan hidup berkecukupan. Bahagia karna mendengar jika orang tuanya masih hidup dan marah atas perlakuan mama Merry yang sudah sangat terobsesi pada ayahnya dan berniat membunuh dirinya sewaktu masih bayi.

Namun antin bukanlah wanita bodoh, antin berusaha sebisa mungkin untuk menahan apa yang sedang dia dengar seolah dia tidak tahu apa-apa, Antin hanya mengikuti saja permainan mertuanya.

"baiklah, aku akan mengikuti semua permainanmu ini, jika ini alasan kenapa Gilang tak menceraikan ku,. maka permainan ini akan dimulai hari ini"ungkap antin dalam hati.

Antin menahan rasa sakitnya selama ini yang lama terpisah dari orang tuanya hanya karna gara-gara sebuah obsesi mertuanya terlalu besar hingga sampai hari ini dendam itu semakin tumbuh.

Antin tidak jadi ke dapur untuk mengambil minuman, antin pergi menuju kamarnya dan termenung di atas balkon kamar.

***

Di restoran, Gilang yang sedang berjalan di sekeliling dapur tempat kokinya memasak memantau kerja sang koki yang selama ini bekerja semenjak restoran ini mulai di buka. Gilang setelah berkeliling ke dapur, memasuki rungan besar yang di milikinya di restoran.

Gilang menelpon kekasihnya Alice dia menyuruh kekasihnya untuk datang ke restoran miliknya. Alice pun segera untuk menuju ke restoran tempat Gilang berada. Gilang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya.

Selang beberapa menit, kini Alice sudah datang dan langsung menuju ruangan Gilang yang ada disana. Seperti biasa, jika para pegawai restoran yang melihat Alice datang, mereka tidak akan mencegah atau melarang wanita itu memasuki ruangan bos mereka.

Banyak juga para pelayan yang membicarakan Alice yang sombong dan angkuh saat para pelayan menyapanya. Namun Alice hanya cuek saja. Oleh sebab itu jika wanita itu memasuki ruangan bos mereka,mereka tidak ada yang bisa mengganggu aktivitas bos mereka.

Setelah Alice memasuki ruangan Gilang, tampak Gilang menyambut kekasihnya dengan membuka lebar-lebar kedua tangannya dan Alice segera lari kepelukan Gilang.

"sayang aku merindukanmu," Gilang memeluk dan ******* bibir kekasihnya itu.

"Aku juga, padahal baru seharian tidak bertemu tapi aku sangat merindukanmu" ujar Alice membuat Gilang gemes dengan tingkah kekasihnya.

Bersambung.....