Kehidupan Alexa dibuat berubah sejak kedatangan lelaki yang berhasil membuat setetes air matanya jatuh dipertemuan pertama mereka. Dalam kekosongan hidupnya, Alexa menemukan Elio lelaki yang mengubah segalanya. Bersama Elio, ia merasakan kebebasan dan kenyamanan yang tak pernah ia miliki sebelumnya. Meskipun banyak yang memperingatkannya tentang sisi gelap Elio, hatinya menolak untuk percaya. Namun, ketika sebuah peristiwa mengguncang dunia mereka, keraguan mulai merayap masuk, memaksa Alexa untuk mempertanyakan pilihannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Annisa Putri Sofiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Expectations
Sampai dirumah Alexa diomeli habis-habisan oleh Papanya karena Ia seharusnya langsung pulang kerumahnya begitu selesai les, karena masih ada sesi pembelajaran bersama guru privatnya. Ia membuat guru privatnya menunggu dirumah selama dua jam lebih, sampai Papanya meminta maaf karena sepertinya sesi belajar hari ini dibatalkan.
"Pergi keruang belajar Kamu, ganti waktu yang terbuang sia-sia dengan belajar, Papa akan memantau Kamu" ujar Alex menunjuk kearah pintu kearah pintu keluar.
"Iya sekali lagi maaf Pa Alexa keluar permisi" ucap Alexa pamit keluar dair ruang kerja Papanya itu.
Masuk kedalam ruang belajar membuka kembali halaman buku paket Ia akan memaksa dirinya untuk kembali mencoba berkutat dengan soal dihadapannya yang merupakan makanan sehari-harinya.
Alarm dijam digital yang sengaja Ia setel berdering pertanda sudah cukup waktu belajarnya kini waktunya Ia beristirahat. Jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari Alexa meregangkan tubuhnya masih dengan posisi duduk dikursi. Keluar dari ruang belajar berjalan kearah tempat tidur Ia langsung membanting tubuhnya dikasur kesayangan tanpa sadar Ia mulai terlelap masuk kedalam mimpi.
Sedari kecil Axel dan Alexa diperlakukan berbeda, Axel Kakaknya itu memang anak yang cerdas Ia sering memenangkan berbagai macam lomba, bisa dilihat dari koleksi piala, sertifikat, dan medali yang menggantung disimpan dirak khusus didalam lemari kaca yang terpajang diruang tamu.
Kedua orang tuanya yang merupakan anak tunggal, muda dan berbakat ditambah Ia merupakan cucu lelaki satu-satunya, membuat Axel digadang-gadang penerus sempurna bagi keluarga Wijaya. Alex papanya sering membawanya untuk ke acara bisnis seolah memperkenalkan Axel sebagai penerusnya.
Sedari kecil Axel sering mengikuti berbagai macam les oleh Papanya, Axel yang pintar beradaptasi seringkali membuahkan hasil seperti memenangkan lomba, mengikuti olimpiade dan sebagainya. Papanya Alex menjadikan Axel sebagai sosok yang harus dicontoh bagi Alexa. Alexa dimasukkan kedalam sekolah atau bahkan beberapa tempat les yang sama seperti Axel, tanpa memperdulikan apa pendapatnya, yang pasti Ia harus sama membanggakannya seperti Kakaknya itu.
Sedangkan Alana Mamahnya yang merupakan mantan publik figur, yang kini sudah sukses menjadi desainer terkenal dan memiliki brand kecantikannya sendiri.
Alana Mamanya memasukkannya kedalam kekas tata krama, yang mengatur bagaimana Ia berbicara, berpenampilan, etika, sikap, dan bahasa tubuh. Alana Mamanya mengatur Alexa agar untuk selalu tampil cantik kapanpun dan dimanapun.
Alana yang berkecimpung dalam dunia fashion mengajarkan Alexa terkait tata gaya busana, baju apa yang seharusnya dipilih. Alana juga mengatur makanan apa yang Ia konsumsi, berat tubuh ideal dan skincare yang Ia gunakan. Alexa yang memasuki usia remaja menyebabkan beberapa permasalahan pada kulit, membuat Alexa lebih concern terhadapnya.
Terkadang Alexa muak dengan keluarganya itu, Ia juga mempunyai julukan yang Ia buat sendiri sebagai bahan olokannya yaitu "Keluarga A+". Sempat terpikir dibenak Alexa jika kedua orang tuanya mengidap OCD.
Hari libur hari yang benar-benar Alexa tunggu-tunggu sama seperti semua orang bukan tanpa sebab karena dihari inilah mereka bisa terlepas dari rutinitas keseharian yang melelahkan. Karena dihari minggu tidak ada Alexa yang harus mengikuti sekolah, tak ada Alexa yang pergi ketempat les, tak ada Alexa yang harus bimbel dengan guru privat dirumah, dan tak ada Alexa yang masih harus tetap belajar sendiri setelahnya.
Turun kebawah tak Ia dapati anggota keluarganya dimeja makan, apa mereka tak sarapan pikir Alexa. Sebenarnya Alexa tau mereka kemana Kakaknya yang kini mulai belajar tentang perusahaan dengan Ayahnya dikantor, dan Mamahnya yang pergi sesekali untuk mengecek butik miliknya, lalu apa yang dikerjakannya jawabannya tidak ada. Alexa hanya menikmati waktu liburnya dengan seharian beristirahat tidur maksudnya.
Jika dulu saat Ia masih ada dibangku sekolah dasar kedua orang tuanya mendaftarkannya pada banyak kursus, dengan dalih agar Ia tahu apa yang Ia kuasai, tapi begitu Ia menyukai apa yang Ia kerjakan orang tuanya akan melarangnya. Pernah Ia menyukai ballet bermimpi suatu hari dapat bersekolah di Julliard, lalu Papa melarangnya ada yang lebih baik bisa Ia impikan ujarnya. Pernah juga Ia begitu gemar melukis dan bermimpi menjadi seorang seniman, dipatahkan oleh komentar Mamanya yang berkata kenapa mimpinya begitu tidak bermutu. Hal yang sama berlaku ketika Ia menyukai bermain alat musik seperti biola, piano, dan gitar.
Meski begitu itu semua tidak bertahan lama hanya beberapa yang masih Ia sukai sukai seperti bernyanyi, membaca komik juga novel, mendengarkan musik, serta menonton film. Jika ditanya apakah Ia bermimpi untuk menjadi penyanyi ataupun penulis entahlah Ia hanya tak ingin mimpinya kembali dipatahkan.
Disinilah Alexa berada disalah satu mall dipusat Ibu kota tepatnya ditoko buku. Kebetulan berhubung orang tuanya sedang tidak ada dirumah Ia pergi kesini kesendirian jika pulang ditanya habis dari mana Ia dan apa yang Ia lakukan tentu akan mudah baginya menjawab, seperti membeli buku latihan soal karena yang lama sudah selesai dikerjakan. Sebenarnya bukan itu tujuan utamanya disini, karena niatnya adalah untuk membeli novel, komik dan sedikit berbelanja mungkin.
Keluar dari mall untuk kesekian kalinya Ia berpapasan dengan Elio, apa yang sedang dilakukannya disini, tidak bukan itu maksudnya apa Ia tidak malu keluar luka yang ada diwajahnya, apa ini sudah biasa baginya. Kali ini Elio yang menghampirinya terlebih dahulu.
"Hai..lagi ngapain?"
"Ukh..basa basi busuk" pikir Alexa.
Apa Ia tak melihat kantong belanjaan ditangannya Ia juga baru keluar dari toko buku tentu untuk berbelanja.
"Biasa beli buku, Kak El ngapain disini?" maka Alexa akan melanjutkan basa basi busuk ini.
"Game keluaran terbaru udah keluar, Gue kesini beli dvd" Elio mengangkat kantong belanjaannya seolah memperlihatkan.
"Dengan keadaan wajah Kakak yang babak belur?" sindir Alexa.
"Emang kenapa?" Apa yang salah dengan wajahnya pikir Elio.
"Kayanya Kakak emang udah biasa ya" komentar Alexa menohok.
"Udah.. karena kita ketemu sekarang mending kita main..Lo mau apa aja tenang Gue beliin" ujar Elio dengan wajah songongnya.