Kehidupan rumah tangga Kaisar mulai merenggang ketika Anya lebih memilih karirnya dari pada mengurus Kanaya, putri mereka.
Hingga suatu ketika, Kaisar bertemu dengan gadis belia yang masih berusia 16 tahun, Kayra. Pertemuannya dengan Kayra membuat Kaisar jauh cinta, dan menggeserkan posisi Anya di hatinya.
Lantas bagaimana dengan posisi Anya yang masih berstatus istri sah ? Setelah Anya mengetahui jika Kaisar sudah menikah lagi dengan Kayra, seorang pengasuh anaknya sendiri ?
Seperti apa kehidupan rumah tangga Kaisar dan Anya, serta Kayra yang telah menjadi istri keduanya ?
Simak ceritanya di "Pengasuh Anakku Istri Keduaku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
“Nyicil ? Kau pikir Aku apa ? Tukang kredit ?” ucap Kaisar yang membuat Kayra langsung terkejut mendengar penolakan dari Kaisar.
“Aku tidak punya uang sebanyak itu, Tuan. Lagi pula Aku masih sekolah ! Tolong beri Aku keringanan.” Kayra mengatupkan kedua tangannya agar Kaisar mau mengampuninya.
Kaisar menghela nafasnya, tak lama ponselnya berbunyi. Ia mendapatkan pesan dari pembantu di rumahnya jika pengasuh putrinya berhenti bekerja karena tidak tahan mengasuh Kanaya.
Kaisar mengusap kasar wajahnya setelah mendapatkan pesan dari pembantu dirumahnya. Ia kemudian melihat Kayra yang masih duduk di hadapannya dengan menundukkan wajahnya. Kaisar kemudian berpikir mungkin Kayra bisa menjadi pengasuh Kanaya, anggap saja itu adalah pengganti biaya kerusakan mobilnya pada Kayra.
“Jadi Kau minta keringanan ?” tanya Kaisar menatap Kayra penuh arti.
“Iya Tuan ! Aku akan lakukan apapun, asalkan Tuan mau memaafkan Aku.” Kata Kayra dengan sungguh-sungguh.
Kaisar diam sebentar melihat keseriusan di mata Kayra. Ia kemudian mengatakan pada Kayra untuk menjadi pengasuh putrinya.
“Hah ? Jadi pengasuh ?” ucap Kayra
“Iya, kenapa ? Kau tidak sanggup ?” ucap Kaisar penuh selidik.
Kayra langsung tersenyum senang, tentu saja ia sanggup. Sejak kelas lima SD dia sudah terbiasa mengasuh anak kecil lebih tepatnya mengasuh anak tetangganya yang Ibunya setiap harinya harus pergi bekerja. Tentu itu bukanlah pekerjaan yang sulit untuknya.
“Tidak Tuan ! Saya Sanggup ! Saya mau jadi pengasuh anak Tuan, asalkan Tuan tidak menjebloskan Aku ke penjara !” kata Kayra dengan cepat.
Kaisar kemudian berdiri dari duduknya dan memberikan Kayra alamat rumahnya.
“Setelah pulang sekolah datanglah ke rumah Ku !” kata Kaisar
“Iya Tuan !” jawab Kayra
Kayra membaca kartu nama Kaisar, dan melihat punggung Kaisar yang tengah berbicara di luar dengan kepala sekolahnya.
“Kaisar Abraham.” Ucap Kayra.
Setelah Kaisar pergi dari sekolah Kayra. Kepala sekolah langsung menemui Kayra yang masih berada di dalam ruang kerjanya. Ia sejak tadi menguping pembicaraan Kayra dan Kaisar, karena ia sendiri penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh mereka.
“Jadi Kamu bikin masalah dengan Bapak itu tadi ?” tanya kepala sekolah tersebut.
“Saya tidak sengaja, Pak !” lirih Kayra
“Astaga Kayra ! Kamu ini padahal siswi yang paling tidak banyak ulah di sekolah, sekalinya berulah bisa dipenjara !” kata sang kepala sekolah menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Maaf Pak ! Tapi Saya pasti bertanggung jawab atas kesalahan Saya.” Kata Kayra menundukkan wajahnya.
“Ya sudah, kalau Beliau mau memberikan Kamu kesempatan jangan sampai Kamu merusak kepercayaan yang sudah dia berikan !” kata kepala sekolah dengan tegas.
“Iya, Pak.” Jawab Kayra
“Ya sudah Kamu boleh kembali ke kelas !” kata Kepala sekolah menyuruh Kayra kembali ke kelasnya untuk mengikuti pembelajaran yang masih berlanjut.
Sepulang sekolah, Kayra pulang kerumah. Ia mendapati tatapan tajam dari Rini, Ibu tirinya. Ibu tirinya marah melihat bagian depan motor yang dipakai Kayra telah rusak.
“Astaga ! Kamu tuh bener-bener ya ! Dasar anak tidak tahu diri ! Motor Ku sampai rusak begini ! Kamu apakan ?” Rini memarahi Kayra abis-abisan karena tidak terima motornya rusak oleh Kayra.
“Maaf Bu, Aku tidak sengaja.” Kata Kayra begitu takut melihat Ibu tirinya yang memarahinya.
“Maaf-maaf ! Biaya servis motor itu mahal ! Mulai sekarang Kamu tidak perlu bawa motor ke sekolah ! Pergi sekolah jalan kaki !” kata Rini kemudian mengambil kunci motornya dari tangan Kayra.
Mata Kayra langsung berkaca-kaca, sebenarnya ia sudah terbiasa mendapatkan perlakuan semacam itu oleh Ibu tirinya, seharusnya Kayra bisa bersikap biasa saja. Hanya saja kejadian yang menimpanya hari ini begitu membuat hati dan pikirannya begitu penat.
“Ngapain Kamu masih berdiri disitu ! Cepat cuci pakaian kotor yang masih menumpuk di belakang ! Makanya kalau bangun sekolah itu jangan kesiangan !” kata Rini begitu ketus sembari menghidupkan layar televisi.
Dengan langkah gontai Kayra menuju kamarnya dan mengganti pakaiannya. Setelah itu ia mencuci pakaian yang menumpuk di kamar mandi. Saat ia tengah mencuci pakaian, Kayra langsung menepuk keningnya karena ia lupa untuk datang ke rumah Kaisar.
“Astaga Aku lupa !”
...****************...