Rania Nadhira gadis berusia genap 16 tahun ,tahun ini
Gadis ini akrab di sapa dengan panggilan Rana singkatan kedua namanya
Gadis cantik yang dianggap sangat bar bar dan menyebalkan oleh keluarganya sendiri
Gadis cantik ini sering berbuat ulah demi untuk menarik perhatian seluruh keluarganya
apakah perjuangan Rana mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarganya akan di dapatkannya?!! atau Rana menyerah untuk berjuang
ikuti kelanjutannya ya😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6 Hati yang tersakiti
Saat Rana sedang asik menikmati makanannya keluarganya kembali dari berlibur
Rana hanya diam saja tidak seperti biasanya akan langsung berlari menyongsong kedatangan keluarganya dan meminta oleh-oleh
Tapi kali ini Rana mencoba untuk tidak peduli hatinya terlalu kecewa dengan sikap tidak peduli mereka
Rana belajar untuk menepi agar hatinya tidak terluka semakin dalam
"wah seru banget liburannya" ucap Raya
"kamu senang dek!?" tanya kak Hardi
"senang dong kak,nanti kita kesana lagi ya" jawab Raya
"tentu saja,apa sih yang enggak buat adik kakak ini" ucap ardi menjepit kepala adiknya dengan sayang
"makasih ya kak aku di belikan banyak asesoris nanti aku akan bagikan pada teman-temanku pasti mereka senang " ucap Raya lagi dan semua itu di dengar jelas oleh Rana yang sedang makan di depan televisi
Karena Rana Duduk lesehan dan terhalang oleh sofa hingga mereka tidak melihat Rana
Mereka juga tidak menyadari keberadaan Rana di sana
"hust jangan ribut nanti kakak kamu dengar kakak malas dengar dia merengek-rengek minta seperti yang kamu punya" jawab Hardi
"iya deh kak maaf" jawab Raya menutup mulutnya dengan tangannya
"iya benar kak malas banget kalo denger suara dia merengek-rengek minta ini minta itu jijik aku lama-lama "sahut Raka
Rana yang mendengar itu hanya diam dengan mata berkaca-kaca
"akh capek banget,aku duluan kekamar ya kak" ucap Rama lalu berjalan menuju kamarnya
Kedua orang tua mereka sudah sejak tadi masuk kedalam kamar mereka karena merasa lelah seharian bersenang senang bersama
"ayo istirahat dek kakak juga capek badan kakak juga udah lengket "Hardi mengajak Raya untuk kekamar mereka masing-masing
"iya kak ayo" jawab Raya
"sini dek kakak bantuin bawa belanjaan kamu" ucap Raka
Rana mengintip dari sofa dan melihat tangan raka dan Hardi penuh dengan belanjaan Raya
Raya kembali duduk ditempatnya semula dan membereskan bekas makannya karena tidak ingin kena marah sang mama
di sudut ruangan bik Marmi menghapus air matanya
Wanita paruh baya itu merasa iba pada anak asuhnya yang selalu di beda-bedakan sejak kecil
Bik Marmi bergegas pergi dari tempatnya berdiri saat melihat Rana berdiri dari duduknya dan mangkok bekas mienya di bawa di tangannya
"udah makannya non?!". tanya bik marmi pura-pura tidak tahu apa-apa
"Udah bik Alhamdulillah kuaaaannyang,mantapnya poll" jawab Rana berpura-pura ceria di depan sang bibik
"Alhamdulillah,kalau non Rana senang " Bik Marmi tersenyum pada Anak majikannya itu
"iya bik Alhamdulillah " jawab Rana membalas senyuman bik marmi walaupun bik Marmi tau dalam hati anak remaja itu sangat rapuh karena luka yang keluarganya ciptakan
Setelah mencuci mangkok bekas mienya Rana kembali kedalam kamarnya
"bik Rana kekamar ya" ucap rana pada bik marmi
"iya non" jawab bik Marmi
"bibik doakan suatu hari nanti non Rana bahagia walaupun tanpa keluarga kandungnya dan aku akan selalu mendampingi non Rana apapun yang terjadi nanti" ucap bik marmi dalam hatinya
Setelah Rana sudah tidak terlihat lagi bik marmi memanggil bik Mumun untuk membantunya membuat makan malam untuk majikan mereka dan anak-anaknya kecuali Rana tentunya
Didalam kamarnya Rana menyiapkan semua peralatan sekolahnya karena besok hari Senin dia akan berangkat pagi-pagi sekali karena tidak ingin terlambat dan kena hukuman dari ketua OSIS sekolahnya
Siapa lagi kalau bukan Azka sahabat kakaknya
Setelah menyiapkan semuanya Rana merebahkan tubuhnya di atas kasur yang selama ini menemaninya untuk menghilangkan semua rasa penat dan lelah di tubuhnya
waktu makan malam menjelang Keluarga Prawira berkumpul di meja makan kecuali Rana
Mereka makan Dengan penuh canda tawa dan melupakan jika ada salah seorang anggota keluarganya yang tidak ikut makan malam bersama mereka
"eh iya kak Rana mana ya!? Kok Nggak ikut Makan malam!?" tanya Raya saat baru sadar jika kakak perempuannya tidak ikut makan malam bersama mereka
Semua pun baru sadar jika Rana tidak ada di sana
"pantas aja meja makan terasa tentram ternyata si biang kerok nggak ikutan,mungkin dia lagi ngambek karena kita tidak mengajak dia ikut liburan " sahut Raka yang memang selalu ketus pada adiknya itu entah apa sebabnya dia pun tidak tau karena sejak kecil sering melihat orang tuanya membenci Adik keduanya itu
"bik bik Marmi " panggil mama Sania
"iya nya" jawab bik Marmi datang tergopoh-gopoh mendekati majikannya itu
"Rana mana bik!" tanya mama Sania
"di kamarnya nya" jawab bik Marmi
"tolong panggilkan untuk makan malam "ucap mama Sania
"baik nyonya " jawab bik Marmi dan berjalan naik kelantai dua di mana kamar anak asuhnya berada
Tok tok tok
"Non....non Rana ....ini bibik Non"panggil bik Marmi tapi tidak ada sahutan dari dalam kamar
"mungkin non Rana sudah tidur,lagian juga non Rana tadi sudah makan"
Karena bik Marmi tidak ingin mengganggu, bik Marmi kembali keruang makan menemui majikannya
"Mana rana bik!?" tanya mama Sania
"anu nya,non rana sepertinya sudah tidur karena beberapa kali bibik panggil tapi non Rana tidak menyahut dan kamarnya di kunci nya" jawab bik marmi
"apa dia sudah makan!?" tanya mama Sania
"sudah nya" jawab bik Marmi
"makan apa dia!?" tanya mama Sania penasaran karena bik marmi akan memasak sesuai pesanannya dan anak-anaknya
"tadi non Rana makan mie instan nya "jawab bik Marmi
"mie instan, memangnya kamu stok makanan itu dirumah ini!?" tanga mama Sania
"tidak nyonya,Non Rana biasanya beli di mini market "jawab bik Marmi takut
"trus kapan dia makan!?" tanya mama Sania lagi
"tadi nya waktu nyonya dan tuan juga tuan muda dan nona muda pulang
Non rana tadi Makan di depan tivi dan mendengar semua percakapan nyonya dan tuan muda juga nona muda" jawab bik marmi sengaja mengatakan itu agar mereka bisa sadar jika ada hati yang tersakiti diatas kebahagiaan mereka
Degg
"jadi Rana mendengar semuanya !?" tanya Hardi dalam hatinya
"kak rana pasti kecewa banget " ucap Raya dalam hatinya
"sudah sudah habiskan makanan kalian " ucap papa Nathan dan mereka pun kembali makan
Tapi suasananya sudah berbeda tadi mereka makan penuh canda tawa tapi sekarang mereka makan dalam diam
"aku sudah selesai " ucap Rama memecahkan kesunyian di meja makan
Dan satu persatu pun mulai meninggalkan meja makan
Hanya tersisa mama sania yang ada di sana
entah mengapa hati mama sania merasa gelisah tapi tidak tau apa
"kami sudah selesai bik, tolong di bereskan ya bik" ucap mama sania
"baik nya" jawab bik Marmi
Mama Sania pun meninggalkan meja makan dan merasakan ada yang kurang
"andai non Rana ikut makan bareng keluarganya pasti non Rana sudah bantuin kita beres-beres biarpun dilarang tetap saja bantuin kita
Dapur sepi ya bik nggak ada non Rana " ucap bik Mumun dan perkataannya itu masih di dengar oleh mama Sania
"ternyata itu yang kurang kok baru terasa ya"gumam mama Sania meraba dadanya lalu berlalu dari sana dan menemui anak-anak dan suaminya di ruang keluarga
pak Joko sama bi Marmi masyaallah baik banget selalu mengutamakan Rana bahkan pak Joko dan Marmi lebih sayang sama Rana ketimbang orang tua kandung Rana sendiri kok ada yah orang tua kaya gitu bahkan banyak kejadian orang tua membunuh anak kandungnya sendiri bahkan yg paling miris yg membunuhnya adalah ibu kandungnya sendiri miris banget
pas baca aja nyesek banget gitu , sakit hati banget .
jangan di gantung cerita nya