Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Kata-kata pedas dari Kirana
Tuan besar begitu syok mendengar pengakuan pelayan di hadapannya. Ia berbalik menatap menantunya dan mendapati Viola sedang menggertakkan giginya.
"Apa itu benar?" Tanya Tuan besar pada menantunya.
"Ayah, Tolong jangan dengarkan satu pelayan saja, tanyakan pada semua pelayan yang ada di sini dan Aku pastikan pelayan itu telah berbohong!" Tegas Viola.
"Baiklah, aku akan menanyakannya langsung pada Kirana!" Kata sang Tuan besar sebelum dia pergi dari sana untuk kembali ke kamarnya karena saat ini dia merasa tenang dengan Christian menemani Kirana di rumah sakit.
Setelah Tuan besar pergi, maka Viola langsung mendekati pelayan yang bersujud di lantai, ia mengambil sebuah vas bunga yang dipajang di atas meja dan menggunakan vas bunga itu memukul kepala sang pelayan.
Buk!
Vas bunga itu langsung pecah, dan kepala sang pelayan langsung mengeluarkan darah yang dengan cepat menetes menodai lantai.
"Ampuni saya!" Kata sang pelayan memohon pada Viola.
"Seret dia ke ruang bawah tanah dan berikan cambukan 100 kali!" Perintah Viola membuat para pelayan lain yang ada di sana dengan cepat menyeret pelayan tersebut.
"Nyonya! Tolong! Tolong ampuni saya!" Teriak sang pelayan yang sedang diseret pergi.
Tetapi Viola tidak memperdulikan teriakan pelayan itu, ia berbalik sambil mengelap tangannya, "Siapa lagi yang berani membantahku?!" Tanya Viola pada para pelayan yang masih tersisa di sana.
Para pelayan tidak berani berbicara, mereka semua tertunduk.
"Awas aja kalau masih ada yang berani membantahku, hukuman yang sama dengan pelayan yang baru saja diseret pergi akan kalian dapatkan!" Tegas Viola sebelum pergi dari tempat itu.
Viola pun langsung menaiki mobil untuk kembali ke rumah sakit karena dia harus memastikan bahwa Kirana juga akan tetap tutup mulut di depan Tuan besar.
Namun setelah sampai di rumah sakit, perempuan itu mendapati bahwa Kirana masih belum sadarkan diri dan putranya tidak bisa meninggalkan icu untuk menemuinya, hingga perempuan itu memutuskan tetap menunggu di depan ruang ICU.
Viola menunggu dari sore sampai malam hingga akhirnya Christian keluar dari ruang ICU dan melihat ibunya yang tampak kacau.
"Ibu," ucap Christian.
"Apa perempuan itu sudah sadar?" Tanya Viola.
"Sudah Bu, tapi dia mengusirku," kata Christian membuat Viola sangat kesal.
Viola menggertakkan giginya, "Berani-beraninya perempuan itu! Biar ibu yang menemuinya!" Kata Viola segera membuka pintu ruang ICU dan menemui perawat yang berjaga di sana.
Viola pun dengan cepat menggunakan APD dan memasuki ruangan tempat Kirana dirawat.
Begitu masuk, ia melihat Kirana yang sudah duduk bersandar di ranjang sedang menatap ke arahnya.
"Halo Nyonya," kata Kirana sambil tersenyum.
"Kau! Dasar perempuan licik!" Geram Kirana sambil menggertakkan giginya, dia kesal pada perempuan di hadapannya yang tampak tidak takut sedikitpun.
"Aku dengar mertua Nyonya lah yang membawa saya ke mari. Apakah dia sudah mengetahui semua kelakuan anda? Atau haruskah saya memberitahunya?" Tanya Kirana dengan suara yang masih lemah namun mata perempuan itu memancarkan semangat yang membara.
"Kau hanya bisa bersikap seperti ini saat tuan besar ada di sini, tapi setelah dia pergi nanti, jangan harap kau bisa lolos dariku! Jadi sebaiknya jangan memprovokasiku dan tutup mulutmu di hadapan pria tua itu!" Tegas Viola.
"Wah,, Nyonya benar, saya harus menjaga sikap kalau tidak ingin kembali dikurung di dalam kamar dan tidak diberi makan selama berhari-hari. Terima kasih sudah mengingatkan saya," ucap Kirana.
Viola masih tidak tenang mendengar ucapan Kirana, dia jelas tahu kalau perempuan di hadapannya akan membantahnya sehingga perempuan itu berkata, "bukan hanya kelaparan selama berhari-hari, aku juga akan menambahkan 100 kali hukuman cambuk padamu kalau kau berani membuka mulut dan mengatakan sesuatu yang buruk tentang aku dan putraku di hadapan pria tua itu!"
Kirana mengangguk, "jangan khawatir Nyonya, Saya tidak akan berani berbuat demikian," ucap Kirana membuat Viola merasa begitu puas sehingga dia pun keluar dari ruangan itu.
'Aku harap ancaman itu bisa membuat perempuan itu ketakutan,' kata Viola dalam hati.
Tetapi dia tidak melihat ke belakang di mana saat itu ekspresi Kirana dipenuhi senyuman kemenangan, 'dasar perempuan picik, bagaimana bisa aku melepaskanmu begitu saja? Mulai hari ini adalah hari-harimu dan orang-orang di sekitarmu memasuki jalan setapak di neraka!' kata Kirana dalam hati.
... ... ...
... ... ...
Keesokan paginya Kirana telah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang rawat inap.
Perempuan itu terkejut saat tiba di ruang rawat inap dan mendapati Cristian telah menunggunya di sana dengan pria itu sedang menata bunga di atas meja.
"Apa yang kau lakukan di sini?!" Tanya Kirana yang kemarin telah mengusir pria itu, namun nyatanya sekarang ada di sana lagi?
Christian menghentikan gerakan tangannya lalu menatap perempuan di hadapannya dengan menahan rasa kesalnya, "Aku Yang akan menjagamu sepanjang kau berada di rumah sakit," kata Christian sambil berjalan menghampiri Kirana dan menggantikan perawat mendorong kursi roda perempuan itu.
"Aku tidak butuh dijaga! Silakan tinggalkan--"
"Aku juga tidak ingin menjagamu seandainya kakek tidak memaksa," gerutu Christian sambil mengulurkan tangannya mengangkat tubuh Kirana dari kursi roda.
"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Kirana yang tidak terima kalau tubuhnya yang suci disentuh oleh pria seperti Christian.
Tetapi Christian mengabaikan teriakan perempuan itu dan hanya membaringkan Kirana dengan lembut di tempat tidur lalu menyelimuti perempuan itu.
Sang perawat yang melihat itu hanya bisa menahan tawanya, dia tahu kalau dua orang di hadapannya adalah suami istri yang tidak akur namun dia tidak berhak berkomentar apapun dan hanya melakukan tugasnya dengan merapikan selang infus Kirana.
Setelah selesai, sang perawat kemudian berkata, "sebentar lagi akan ada perawat lain yang mengantar makanan kemari, makanannya harus dihabiskan dan untuk sementara Nyonya muda hanya boleh makan makanan yang bertekstur lembut saja."
"Baik," jawab Kirana dengan sopan membuat sang perawat cepat-cepat keluar dari ruangan tersebut.
Setelah perawat pergi, Christian menarik kursi kosong di ruangan itu lalu duduk di sana sambil menatap Kirana yang tampak kesal.
"Jangan terlalu percaya diri, aku tidak pernah suka berurusan dengan para perempuan, terutama perempuan yang telah melakukan percobaan pembunuhan!" ucap Christian yang tidak ingin perempuan di hadapannya merasa dia berusaha mengambil hatinya.
Kirana tersenyum kecut, "Kau pikir aku suka berurusan dengan laki-laki ya? Seumur hidup aku tidak pernah mau menjalin hubungan dengan laki-laki seperti mu!" Tegas Kirana.
"Apa? Kau pikir aku laki-laki seperti apa?" Tanya Christian yang merasa tersinggung dengan ucapan perempuan di hadapannya.
"Laki-laki yang Bahkan tidak bisa mendapatkan kontrak kerjasama dengan direktur eksekutif dari Prancis tanpa bantuan seorang perempuan!" Kata Kirana sambil tersenyum mengejek membuat Amara Christian langsung meluap sampai ke kepalanya.
Selama ini dia tidak pernah dibuat marah, tapi kenapa dengan perempuan ini? Cepat sekali memancing amarahnya!
"Kalau begitu kenapa kau mau menikah denganku?!" Geram Christian kini tidak bisa menahan rasa kesalnya pada perempuan di hadapannya. Dia juga cukup tersinggung dengan kata-kata pedas dari perempuan itu.
krna bnr2 seru.danbtegan bikin deg2n
pdhl aku mh klu g seru selalu putus tgh jln.lngsung brnti mngikuti
ini smpe 400 lbih.bnr2 woooooow
💪💪💪
bilang ajaa terancam yaa ga bs mnguasai hartanya lagi🤪😂
kereeeeeeen
😆😆😆😆😆😆🤣🤣🤣💪💪💪💪💪
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kereeeeen👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
sama seperti cerita quen mafia
suka banget sama cerita yg SPT ini