Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 07
" Aku kini tahu mengapa wanita ini enggan keluar, ternyata tubuh ini tidak tahan dingin."
Di dalam kereta kuda yang sudah berjalan, Roxane mengeratkan mantel bulunya. Jika kemarin saat berlatih pedang dia tidak terlalu merasa dingin, maka sekarang ia sungguh merasakan kedinginan. Mungkin karena diam dan tidak melakukan apa-apa sehingga hawa dingin lebih terasa dan seperti menusuk hingga ke tulang.
" Apa kamu kedinginan?"
" Eh, eumm lumayan."
Sreeet
Greb
Tidak banyak kata yang terucap, Leoric seketika bangkit dari duduknya dan menghampiri Roxane lalu memeluk dengan erat. Ya, Leoric yang rencana awalnya ingin menunggang kuda akhirnya urung. Ia memilih untuk duduk di kereta kuda menemani Roxane.
" Apakah sudah terasa hangat?" tanya Leoric. Roxane hanya mengangguk, tidak ia pungkiri bahwa pelukan erat dari Leoric memang sungguh hangat. Ada hal yang belum pernah ia rasakan selama 8 kehidupan yang pernah ia alami sebelumnya yakni curahan kasih sayang dari seorang pria.
Meskipun ada beberapa kehidupan dimana dia sudah menikah, tapi tidak ada yang bersikap seperti Leoric. Baru dua hari ini memang interaksi keduanya terbentuk tapi Roxane bisa merasakan cinta dari suaminya tersebut. Terlebih setelah dia mendengar banyak cerita dari Sonya. Sebuah hal ia yakini bahwa leoric bersungguh-sungguh dalam mencintai Roxane.
Hanya saja yang membuat Roxane tidak mengerti adalah mengapa wanita itu acuh tak acuh terhadap suaminya. Hal ini lah yang ingin Roxane ketahui.
" Paduka?"
" Leo, panggil saja aku begitu. Aku lebih senang kamu memanggil namaku tanpa embel-embel jabatan apapun."
" Baiklah Leo, sejak kapan kamu mencintaiku?"
Leoric terdiam, ia sepeti sedang berpikir. Posisi Roxane yang dipeluk dari belakang membuatnya tidak bisa melihat seperti apa ekspresi wajah pria itu. Tapi Roxane bisa merasakan bahwa pelukan Leoric semakin erat.
" Aku juga tidak tahu persisnya kapan aku mulai mencintaimu. Tapi, sejak pertama kita bertemu di altar pernikahan, sejak itu lah aku menyukaimu."
Degh!
Dada Roxane bergemuruh. Jika benar demikian maka Leoric sudah lama memiliki rasa itu. Mengapa wanita yang ia tempati tubuhnya ini tidak tahu bahwa suaminya begitu mencintainya. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh wanita ini sehingga bersikap acuh kepada suami dan bahkan darah dagingnya sendiri.
Sraaah
Roxane melerai pelukan Leoric, ia lalu mengubah posisi duduknya. Dari membelakangi kini menjadi berhadapan. Roxane menatap ke dalam mata biru seluas langit milik Leoric, di sana dia tidak menemukan kebohongan sama sekali dari apa yang baru saja diucapkan.
" Leo, seandainya aku bukanlah Roxane yang sebenarnya, apa yang akan kau lakukan?"
" Buahaahah, haish kau ini, mengapa sekarang jadi lancar bercanda begini."
Leoric tertawa keras mendengar ucapan dari dari Roxane. Tapi detik kemudian ia terdiam ketika melihat wajah Roxane yang sangat serius. Tidak ada kesan bercanda sedikitpun dari ekspresi wajah yang Roxane tampilkan.
" Apa maksudmu itu, sebenarnya apa yang kamu katakan ini?"
" Aku, aku bukalah istrimu. Aku bukan Roxane yang selama ini kau kenal Leo."
Tok! Tok! TOk!
" Paduka, kita sudah sampai."
Leoric menjawab panggilan dari ksatria nya tanpa memalingkan sedikit pun wajahnya dari Roxane. Untuk dibilang membual, tatapan tajam Roxane tidak memiliki arti sepeti itu. Dan Leoric bisa merasakan bahwa ucapan Roxane itu serius.
" Kita bicarakan nanti, mari turun terlebih dulu."
Roxane mengangguk, dia tahu ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakannya. Tapi Roxane tidak mau menundanya. Ia harus mengatakan fakta yang sebenarnya bahwa dia memanglah bukan Roxane yang asli. Roxane tidak ingin mengulang kehidupan lalu, selama menjalani banyak kehidupan Roxane tidak pernah mengatakan siapa dirinya sebenarnya sehingga ia terpaksa hidup seperti orang yang ia rasuki dan seolah-olah menerima kematian dengan pasrah walaupun ia sudah berusaha untuk tetap hidup.
Akan tetapi kali ini dia ingin mengatakan sejujurnya. Lagi pula hidupnya hanya tinggal beberapa bulan. Hari ulang tahunnya sudah dekat, itu berarti hari kematiannya pun sudah dekat, itu kalau merujuk pada pengalaman 8 kehidupannya yang lalu. Maka dari itu dia ingin melakukan banyak hal sesuai keinginannya.
" Selamat datang Paduka Grand Duke dan Grand Duchess di wilayah Orden ini. Silakan masuk ke kediaman dulu." Seorang pria yang memang Leoric tunjuk untuk mengelola wilayah itu menyambut mereka dnegan sangat baik. Tapi kunjungan kali ini Leoric bukan hanya sekedar melihat, ia ingin segera memeriksa wilayah tersebut.
" Aku akan masuk nanti, bawalah Grand Duchess bersama kalian dan siapkan sesuatu yang hangat."
" Tidak Suamiku, aku juga ingin ikut dengan mu."
Shaah
Semua mata langsung tertuju kepada Roxane, termasuk para ksatria dan penduduk setempat. Tapi para ksatria lah yang terlihat sangat syok. Mereka seperti mendengar hal yang mustahil.
" Baiklah, mari kita melihat beberapa tempat disini."
" Kita pakai kuda saja agar lebih mudah menjangkau beberapa tempat termasuk hutan yang ada di belakang sana."
Awalnya Leoric ragu, pada dasarnya ia sama sekali tidak pernah melihat Roxane menunggang kuda. Namun, saat melihat bagaimana cara Roxane menaiki kuda, Leoric yakin bahwa istrinya itu memang bisa.
tuk tik tak tik tuk
Suara sepatu kuda yang menapak di jalan berselimut salju tipis itu masih terdengar jelas. Leoric, Roxane dan beberapa ksatria Albrus berjalan ke arah yang Leoric tunjukkan. Beberapa penduduk membungkuk memberi hormat kepada penguasa wilayah, dan Leoric serta Roxane hanya mengangguk kecil membalas sapaan mereka. Hingga tiba saatnya mereka ke sebuah hutan. Hutan yang dipadati oleh pohon pinus itu terlihat sedikit gelap karena memang rimbun.
Kiiikiiiik
Kuda yang ditunggangi oleh Roxane tiba-tiba meringik. Bukan hanya itu, kuda tersebut pun seperti ketakutan sehingga dia bergerak tidak tentu dan hampir membuat Roxane jatuh. Beruntung Leoric langsung bergerak dengan gesit menangkap Roxane sehingga istrinya itu tidak terjerembab ke tanah.
" Levin, periksa ke dalam! Aku merasa ada sesuatu di sana. Hati-hati bisa juga ada monster yang muncul."
" Baik paduka," sahut Levin. Levin adalah ksatria pelindung yang berada di sisi Leoric. Bukan hanya itu, dia juga komandan pasukan Ksatria Albrus.
" Apa benar monster akan muncul?" tanya Roxane. Bukannya takut, dia sudah pernah menghadapi perang di kehidupan lalu, tapi Roxane belum pernah berhadapan atau bertarung dengan monster.
" Tidak perlu takut, semua akan baik-baik saja."
" Aku bukannya takut, hanya saja ~"
Groooooo
TBC
.