Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Apa ada yang kamu pikirkan? " tanya Galang melihat Sahira seperti sedang bingung.
"Eh..." Kaget Sahira.
"Ada apa? " tanya Galang lagi.
"I-itu, besok masa cuti ku sudah habis, aku lupa membawa pakaian kerja ku." keluh Sahira.
"Sahira tidak usah bekerja lagi, gimana? " tanya Galang.
Sahira menatap Galang dengan dalam.
"Klau aku tidak kerja, lalu biaya hidupku bagaimana? " tanya Sahira.
"Tentu saja mas yang akan menanggung seluruh biaya hidup mu, karena kamu adalah tanggung jawab mas." tutur Galang panjang lebar.
"Lagian kamu kerja selama ini gajinya kemana? bukankah kamu kerja di perusahaan bonafit, pasti gajinya lumayan besar, tapi kenapa tidak ada satupun pakaian yang layak kamu pakai, kemana uangnya? " tanya Galang.
Sahira menunduk dalam, apa yang di bilang Galang memang benar, dia bekerja di perusahaan bonafit, gaji bagian keuangan di sana memang lumayan besar apa lagi klau ada lembur, dan bonus, itu sangat lah besar, namun Sahira tidak menikmatinya, karena uangnya selalu di pakai untuk kebutuhan keluarganya, padahal ayah dan abangnya juga bekarja, namun mereka tidak mau memberi uang untuk kebutuhan rumah mereka, selalu mengandalkan uang Sahira, klau Sahira tidak memberikannya, pasti Sahira akan di marahi, dan di pukul, mana mereka makan selalu mau yang enak enak, tentu semua gaji Sahira habis untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan Sahira tidak dapat membeli pakaiannya sendiri.
"Uangku, habis untuk keluarga ku selama ini, aku tidak bisa menyisihkannya untuk membeli kebutuhanku sendiri, aku hanya bisa menyisihkan untuk ongkos saja." lirih Sahira.
"Apa Sahira tidak menolak, saat mereka meminta uang Sahira? " tanya Galang menatap sendu sang istri.
"Klau aku menolak, maka mama papa dan abang pasti akan marah, buruknya lagi mereka bisa menyiksa tubuh ku." curhat Sahira.
Tanpa banyak kata Galang lansung menarik istri malangnya itu kedalam pelukannya.
"Sekarang tidak akan ada lagi yang merampas uang mu, dan tidak ada lagi yang memarahi mu, kamu bebas menggunakan uang mu untuk diri mu sendiri." ujar Galang mengelus punggung sang istri.
Sahira merasa nyaman di dalam pelukan suaminya itu, belum pernah dia merasakan pelukan sehangat ini, bahkan dia tidak pernah mendapatkan dari ayah kandungnya itu.
"Jadi aku boleh kerja mas? " tanya Sahira menatap wajah sang suami dengan sedikit mendongakan wajahnya, karena tubuh suaminya memang lebih tinggi darinya, Sahira sendiri hanya sebatas bahu sang suami.
"Sebenarnya mas kurang setuju kamu kerja, mas maunya kamu menemani mas saja kemana mas pergi, tapi... Mas tau kamu ingin bekerja dan menikmati uang kamu sendiri, ingin membeli ini dan itu, seperti gadis gadis lain yang baru pertama masuk kerja, jadi mas izinkan kamu bekerja, tapi saat kamu sudah lelah dan ingin berhenti bekerja kamu risen aja, mas tidak akan melarang, lakukan yang menurut mu senang, sayang."
"Terimakasih mas." ucap Sahira, lelaki tampan itu sangat mengerti apa yang dia mau.
"Ini, pakai kartu ini untuk keperluan kamu, ini nafkah dari mas." Galang memberikan satu buah kartu ATM kepada sang istri.
"T-tapi... "
"Jangan menolak, sayang. Gunakan sesuka mu, tidak perlu irit lagi untuk membeli apa yang kamu mau, tiap bulan saldonya akan mas isi." ujar Galang.
"Terimakasih mas." ucap Sahira terharu.
"Siap siap lah, kita akan keluar membeli perlengkapan untuk kamu ke kantor bantu." ujar Galang.
Sahira mengangguk dan berjalan ke arah meja rias, dia menyisir rambut sepinggangnya dan menguncir kuda rambut hitam legam itu, Wajahnya tanpa polesan sedikit pun, karena memang Sahira tidak punya make up, dan baju hanya beberapa potong saja yang dia bawa.
"Ayo mas." ajak Sahira.
"Kamu ngak ganti pakain, sayang? " tanya Galang.
"Ngak mas, pakai ini saja, lagian baju ku juga sama aja." lirih Sahira menggunakan baju yang warnanya hampir pudar itu.
"Mas lupa ngasih tau kamu." Galang lansung menarik tangan sang istri ke dalam kamar ganti, dan Galang membuka pintu lemari di sana sudah tersusun berbagai macam pakain wanitawanita, hanya pakaian kantor saja yang tidak ada
Sahira menganga melihat pakain wanita di dalam lemari itu, pakaian pakaian itu adalah pakain bermerk, walau Sahira tidak pernah membelinya, namun dia tau merk itu, karena banyak teman teman kantornya memakai merk tersebut.
"Ini baju siapa mas? " tanya Sahira heran.
"Tentu saja punya istri mas ini, emang siapa lagi, adanya di kamar kita." sahut Galang.
"Kapan mas membelinya? perasaan semalam tidak ada." tanya Sahira.
"Datangnya tadi sayang, saat kamu berada di taman, mas ngak mau menggangu kesenangan kamu, jadi mas tata sendiri pakaiannya." jujur Galang.
"Ini pakaiannya mahal mahal mas, duit mas pasti habis membeli pakaian ini." ucap Sahira tidak enak hati.
"Tidak akan habis uang suami kalau untuk menyenangkan istrinya, pasti rezeki suaminya akan makin lancar, kalau suami royal sama istrinya." kekeh Galang.
"Ck, ucapan mas sudah seperti Pak ustadz aja mas." kekeh Sahira
Galang pun ikut terkekeh.
Setelah Galang keluar dari dalam kamar ganti itu, Sahira termenung menatap isi lemari itu, dia tidak menyangka bakal mempunyai baju sebanyak itu, bermimpi pun Sahira tidak berani untuk memiliki pakaian pakaian mahal itu.
Tersadar dari lamunannya, Sahira buru buru memilih baju yang akan dia pakai, takut Galang menunggunya terlalu lama.
Bersambung....
Jangan lupa like komen dan vote ya....