Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Niat jahat Sindy
"Sindy! Sindy!"
Waktu Hasha sedang mengantar bunga ke seorang pembeli, tanpa sengaja ia melihat Sindy keluar dari supermarket. Dia dan sudah saling kenal sejak masa kuliah. Hubungan mereka tidak bisa di bilang dekat sekali tapi memang cukup dekat.
Tapi Hasha jarang cerita ke para abang dan orangtua tentang Sindy karena Sindy suka meminjam uang padanya dari dulu. Alasan Hasha tidak ingin membuat keluarganya tahu karena dia tidak ingin mereka menganggap Hasha hanya memanfaatkan dia. Karena alasan Sindy pinjam uang ke dia karena ibu gadis itu sakit-sakitan dan membutuhkan uang untuk berobat. Itu kata Sindy.
Hasha yang pada dasarnya memang baik dan punya cukup uang yang dia dapat dari orangtuanya pun selalu meminjamkan uang ke Sindy. Tapi tanpa sepengetahuan keluarganya. Bukan keluarganya pelit, tapi Sindy yang meminta sendiri ke Hasha karena dia malu kalau sampai ketahuan suka pinjam uang sama Hasha.
Yang Hasha bingung, waktu kejadian malam itu kenapa Sindy menghilang bukannya mencari dia.
"SINDY?!" Teriakan Hasha kali ini kuat sekali.
Dan berhasil membuat perempuan yang dia teriakin itu berbalik. Awalnya Hasha lihat Sindy hendak berbalik mau pergi lagi tapi tidak jadi karena Hasha sudah sangat dekat dan berhasil menahannya.
"Kamu kenapa Sin, kok kayak nggak mau lihat aku?" Hasha bertanya heran.
Dalam hati Sindy membenarkan. Dia memang tidak mau melihat Hasha. Karena ia benci perempuan ini. Perempuan yang memiliki segalanya yang bikin dia iri. Dan perempuan yang menyebabkan dirinya tidak dapat melahirkan lagi seumur hidupnya.
Rasanya Sindy ingin menjambak Hasha pada saat melihat raut wajah tidak berdosanya.
"Sindy? Kamu kemana aja seminggu ini? Kamu ada masalah?"
Sindy menggeleng cepat. Ia berusaha memasang senyum pura-puranya. Awalnya dia ingin menghindari Hasha karena ancaman dari laki-laki kejam itu, tapi melihat Hasha yang bahagia membuat rasa marah dan dendamnya bangkit.
Setelah di paksa minum obat mandul itu, Sindy merasa hidupnya tidak berarti lagi. Rasanya seperti ingin mati. Wanita mana coba yang akan baik-baik saja kalau tahu tidak akan pernah bisa melahirkan seorang anak seumur hidupnya.
Perempuan ini harus merasakan apa yang aku rasakan. Aku akan membuatnya mandul seperti yang kekasih kejamnya itu perbuat padaku.
Sindy berkata dalam hati. Kebetulan dia ada obat tersebut. Dia membelinya di toko online beberapa hari yang lalu dan membawanya kemana-mana . Sindy sendiri bingung kenapa dia membeli obat itu, mungkin akibat sakit hati terhadap apa yang dilakukan pria tampan namun sangat kejam itu terhadapnya. Sekarang dia tahu obat itu dia beli untuk diberikan kepada Hasha.
Hasha akan merasakan apa yang dia rasakan. Tidak akan dapat melahirkan anak seumur hidupnya, alias mandul.
"Maaf Sha, aku akhir-akhir ini ada masalah jadi nggak bisa hubungin kamu." kata Sindy.
"Masalah apa? Mama kamu sakit lagi?"
Sindy terdiam. Sengaja memasang tampang mengasihankan. Siapa tahu dia juga bisa dapat uang dari perempuan ini.
"Kita bicara di tempat lain aja. Aku juga lapar. Gimana kalau di restoran depan sana?" Sindy menunjuk sebuah restoran kecil seberang jalan. Tanpa pikir panjang Hasha pun menganggukkan kepala.
Sesampainya di restoran tersebut, kedua wanita itu duduk berhadap-hadapan. Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan menuliskan pesanan makanan. Usai memesan pelayan tersebut pergi.
Hasha kembali bertanya.
"Malam itu, kenapa kamu tinggalin aku di hotel? Sepertinya minuman yang kamu kasih ke aku bermasalah. Tubuhku jadi panas sekali dan badanku rasanya sangat aneh. Hanya membaik pas di sentuh sama Zayn." kalimat terakhir Hasha ia ucapkan dalam hati. Tidak mungkin kan dia cerita ke Sindy kalau malam itu Zayn sudah merenggut keperawanannya.
"Benarkah? A ... Aku beneran nggak tahu Sha. Minuman itu di kasih sama salah satu temen aku. Aku nggak tahu sama sekali kalau ada campuran lain di dalamnya. Malam itu aku tiba-tiba dapat telpon dari rumah sakit kalau kondisi mama aku makin parah. Makanya aku langsung pergi ninggalin kamu karena panik. Maaf ya Sha." bohong Sindy.
Mamanya tidak pernah sakit. Sehat banget malah. Sekarang lagi sibuk jualan keripik. Sindy sengaja bohong ke Hasha biar dapat pinjaman uang. Malam itu dia juga yang sengaja masukin obat perangsang di minumannya Hasha, biar Hasha bisa digagahi oleh salah satu teman laki-lakinya dan dia bisa dapat uang dari temannya tersebut.
"Ya ampun, aku nggak tahu Sin, terus kondisi mama kamu sekarang gimana?" Hasha memasang wajah simpatinya.
Sindy menunduk sengaja memasang tampang sedih.
"Mama, kata dokter mama harus operasi. Tapi aku belum ada biaya operasinya. Aku nggak tahu cari uang sebanyak itu kemana."
"Kenapa nggak tanya aku?"
"Aku Sha, aku udah terlalu banyak pinjam sama kamu dan belum dikembalikan sampai sekarang."
"Ya ampun Sin, kita kan temenan. Kamu butuh berapa? Bilang aja."
Sindy mengangkat wajahnya. Dalam hatinya dia tersenyum licik.
"Mm, 360 juta."
"Sebanyak itu?" operasi apa itu? Uang 360 juta memang sedikit sekali dimata orang tua dan kedua abangnya. Tapi bagi Hasha, dia memang ada kartu kredit yang dikasih sama papa buat jajan, tapi kalau dia pake itu papanya pasti tanya uangnya diapain. Kalau uang hasil kerjanya nggak akan cukup. Masih jauh banget. Hasha berpikir keras.
"Nggak ada ya Sha? Kalau nggak ada gak apa-apa kok. Aku bisa cari jalan lain.
"A ... Ada kok. Nanti aku kirim ke rekening kamu sebentar malam aja ya?" balas Hasha. Dia akan coba minta sama abang keduanya. Bang Suho. Karena bang Suho yang paling bisa jaga rahasia. Selama ini pun dia selalu minta uang dari abang keduanya tersebut untuk dipinjamkan ke Sindy.
"Makasih ya Sha, aku gak tahu mau cari duit kemana lagi kalau gak ada kamu."
"Sama-sama Sha."
Tak lama kemudian pesanan mereka datang.
"Kamu nggak cuci tangan Sha?"
"Ada kok. Mau bareng?"
"Kamu duluan aja. Aku mau telpon dokter jaganya mama aku sebentar."
"Oke kalo gitu." Hasha pun berdiri dari kursi dan berjalan ke arah tempat cuci tangan yang ada dibagian belakang.
Kesempatan tersebut Sindy pakai untuk memasukkan bubuk mandul ke dalam minuman Hasha. Begitu Hasha kembali dia tersenyum tanpa rasa bersalah, menunggu Hasha meminum jus yang sudah dia campur dengan obat tersebut.
Cepat minum bodoh, aku ingin kau menderita sama sepertiku.
Ketika Hasha mengangkat gelas berisi jus tersebut dan hendak meminumnya, tiba-tiba sebuah tangan besar menghentikannya. Hasha dan Sindy sama-sama menatap ke arah yang sama. Hasha kaget, dan tubuh Sindy menggigil seketika.
Orang itu adalah ...
Zayn?